18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Emi SuybyEmi Suy
June 18, 2025
inUlas Rupa
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Salah satu karya yang dipamerkan dalam Pameran Kecil Itu Keren 2025

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa menyimpan daya hidup yang jauh lebih dalam. Dunia menyukai ukuran: tinggi dan rendah, besar dan kecil, panjang dan pendek. Namun siapa yang bisa mengukur getaran batin, atau kedalaman rasa?

Pameran Kecil Itu Keren 2025 bukan sekadar ajang memamerkan karya seni berukuran 15×15 sentimeter. Ia adalah peristiwa batin. Sebuah laku kreatif yang menyingkap sisi lain dari penciptaan: tentang ketekunan dalam ruang sempit, keberanian mempercayai yang kecil, dan tentang makna yang justru tumbuh dari batasan.

Di tengah kecenderungan seni rupa kontemporer yang sering dibingkai oleh gagasan monumental dan gestur besar, karya-karya mungil dalam pameran ini mengajak kita untuk menunduk—baik secara fisik maupun batiniah. Kita tak lagi berdiri sebagai penonton yang menguasai, tetapi menjadi peziarah yang mengakrabi, perlahan-lahan. Dalam ukuran yang tak seberapa, kita dipanggil untuk hadir sepenuhnya.

Ini bukan sekadar lukisan—

ini luka yang dikeringkan dengan warna,

lalu disimpan dalam bingkai

sekecil pesan yang karam di dada.

Ukuran 15×15 cm memang tidak cukup untuk menampung langit. Tapi justru dalam sempitnya bidang, rahasia-rahasia kecil bisa hidup dengan utuh. Cinta yang tak tersampaikan, luka yang tak sempat sembuh, doa yang menggantung, atau tawa yang tertahan—semuanya menemukan cara untuk hadir, senyap tapi menggugah.

Para perupa dari 13 negara—Indonesia, Singapura, Jepang, Perancis, Belanda, Rumania, Rusia, Yunani, Turki, Tunisia, Irak, Aljazair, dan Georgia—menyulam perasaan dan mencatat zaman dalam ruang yang nyaris tak memberi kelonggaran. Mereka tak sedang membuktikan sesuatu. Mereka sedang menyampaikan sesuatu—dengan cara yang paling jujur dan paling sunyi.

Ada seniman menggambar ibunya

dengan cat air, karena air mata sudah habis.

Ada yang melukis suara

karena mulutnya terlalu takut untuk bicara.

Salah satu karya yang dipamerkan Pameran Kecil Itu Keren 2025

Melalui pameran ini, kita melihat seni bukan sebagai ekspresi spektakuler, melainkan sebagai laku. Laku untuk percaya bahwa yang kecil tidak berarti remeh. Bahwa kesederhanaan tak menghalangi kedalaman. Laku untuk hadir secara utuh, tanpa harus membesar-besarkan diri. Dalam ruang sekecil itu, waktu bisa dilipat, kenangan bisa diam di tempatnya, dan sesuatu yang tak selesai bisa tetap hidup tanpa harus dijelaskan.

Di ruang sekecil itu,

waktu dilipat

seperti baju anak-anak

yang tak sempat tumbuh dewasa.

Namun yang paling menggugah dari semua ini: tidak ada transaksi. Tak ada karya yang dijual. Tak ada dinding yang berubah menjadi etalase. Semua yang hadir—perupa, panitia, pengunjung—seolah saling menjaga satu sama lain dalam semangat yang sederhana tapi langka: merayakan seni sebagai ruang persaudaraan, bukan arena persaingan. Di tengah dunia seni yang kian terjebak dalam mekanisme pasar dan kapital, ruang ini terasa sebagai jeda. Tempat bernapas.

Saya menyaksikan kerja-kerja diam dari para penjaga peristiwa ini. Mereka yang tidak selalu tampak di depan, tapi justru menopang segalanya dari balik layar. Panitia yang sabar menampung ratusan nama perupa, satu demi satu. Panitia yang menata alur dengan keheningan yang rapi. Panitia yang menyampaikan suara-suara kecil dari berbagai negeri, menjahit koneksi lintas batas. Semua bekerja tanpa sorotan. Seperti tubuh yang bergerak tanpa perlu diperintah.

Mereka bilang: “kecil itu keren”

tapi kami tahu,

kecil itu ruang paling jujur—

karena dunia tak sempat ikut campur.

Salah satu karya yang dipamerkan Pameran Kecil Itu Keren 2025

Pameran ini seperti jendela kecil ke dunia yang dipelankan. Dunia yang tidak tergesa-gesa menuntut perhatian, tapi membiarkan dirinya ditemukan. Dan justru karena itulah, karya-karya ini menggugah. Mereka tak mengejar kekaguman. Mereka sekadar hadir. Dan dari kehadiran yang jujur itulah, daya hidup mereka memancar.

Di antara ratusan 15×15 lainnya,

kau akan temukan satu

yang menggambar hatimu sendiri

tanpa kau sadari.

Karena kecil bukan kekurangan.

Kecil adalah kemungkinan.

Dan barangkali, justru dari hal-hal kecil inilah kita belajar ulang tentang kesabaran, tentang hadir sepenuh hati, dan tentang keberanian untuk tidak mengejar sorotan. Kita belajar bahwa makna tidak selalu muncul dari gebyar, melainkan dari getar. Dari yang sunyi. Dari yang nyaris luput. Pameran ini bukan hanya tentang karya-karya kecil, tapi tentang harapan besar: bahwa seni masih bisa menjadi ruang yang jujur, intim, dan manusiawi. Di dunia yang serba tergesa dan penuh tuntutan, Kecil Itu Keren hadir seperti bisikan yang lembut—tapi tak terlupakan.

Dan barangkali, kelak, ketika dunia semakin keras dan kehilangan arah,

kita akan kembali mencari sesuatu yang kecil,

untuk sekadar percaya lagi. [T]

Penulis: Emi Suy
Editor: Adnyana Ole

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Tags: Pameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Manusia Toksin: Menelan Fitnah Menolak Fakta

Next Post

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

Emi Suy

Emi Suy

Lahir di Magetan, Jawa Timur, dengan nama Emi Suyanti. Emi penyair perempuan Indonesia yang ikut mendirikan Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) dan saat ini aktif menjadi pengurus, serta menjabat sebagai sekretaris redaksi merangkap redaktur Sastramedia, sebuah jurnal sastra daring. Sampai saat ini Emi sudah menerbitkan lima buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Tirakat Padam Api (2011), serta trilogi Sunyi yang terdiri dari Alarm Sunyi (2017), Ayat Sunyi (2018), Api Sunyi (2020) serta Ibu Menanak Nasi Hingga Matang Usia Kami (2022), buku kumpulan esai sastra Interval (2023), serta satu buku kumpulan puisi duet bersama Riri Satria berjudul Algoritma Kesunyian (2023). Penulis Naskah Opera (Libretto) I’m Not For Sale tentang perjuangan tokoh perempuan Ny. Auw Tjoei Lan menantang kematian menyelamatkan kehidupan, oleh pianis dan komponis Ananda Sukarlan. Puisi Emi Suy dimuat di lebih dari 200 buku kumpulan puisi bersama, serta di berbagai media online, seperti Basabasi.co, Sastramedia.com, juga dimuat di media nasional, antara lain Malutpost, Lampung Post, Banjarmasin Post, Suara Merdeka, Media Indonesia, serta Kompas. Puisinya pernah dimuat di majalah internasional dalam bahasa Inggris; majalah Porch Litmag.

Next Post
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? -- Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 18, 2025
0
Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

Oleh: dr. Putu Sukedana, S.Ked., AIFO-K., FISQua; Dr. I Putu Mardika, S.Pd., M.Si WAJAH saya serius saat saya mendengarkan materi...

Read more

Diet, Hal Sederhana yang Dibuat Ribet

by Gede Eka Subiarta
June 18, 2025
0
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

HIDUP sehat itu bisa dijalankan dengan pola makan yang bagus dan teratur, baik itu porsi makan, jam makan, dan jenis...

Read more

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi
Khas

Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi

Ke kebun anggur di pagi hari, Langit cerah hati pun senang. Belajar wine sambil tur industri, Ilmu bertambah, skill pun...

by Luh Eka Susanti
June 18, 2025
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center
Khas

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

DI ruang kelas LPK Hishou Tejakula, seorang remaja berdiri dengan seulas senyum, Gede Bayu Pratama, siswa kelas 7 dari SMPN...

by Komang Puja Savitri
June 18, 2025
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co