2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pameran Seni Instalasi Kuratorial Sedekah Bumi dan Temujalar: Membaca Ulang Tradisi Desa dan Ekspresi Kota yang Semrawut

JaswantobyJaswanto
October 29, 2023
inUlas Rupa
Pameran Seni Instalasi Kuratorial Sedekah Bumi dan Temujalar: Membaca Ulang Tradisi Desa dan Ekspresi Kota yang Semrawut

Seni instalasi "Input Output" karya Duta Adipati | Foto: Jaswan

DARI beberapa gedung yang menjadi tempat penyelenggara program Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 di kawasan Produksi Film Negara (PFN), Jakarta Timur, tampaknya Ex-Lab Studio PFN menjadi tempat yang paling sedikit dikunjungi—tentu saja jika dibandingkan dengan IMXR (Black Box Studi 1) atau tempat Dapur Bangsa diselenggarakan. Padahal, di gedung yang terletak tepat di sebelah tenda Dapur Bangsa itu, terdapat beberapa seni instalasi—yang menarik—yang dipamerkan.

Pameran seni instalasi tersebut diselenggarakan dari tanggal 20-29 Oktober 2023.

Saat memasuki ruangan Ex-Lab dari pintu samping, saya hanya mendapati beberapa volunteer yang sedang bertugas di sana. Tak ada satu pun pengunjung yang mampir atau sekadar menengok-nengok. Tetapi, anggapan itu ternyata salah, saat saya masuk ke ruang pameran, meski hanya lebih sedikit dari jumlah jari tangan, ternyata ada juga pengunjung di ruang tersebut. Beberapa dari mereka sedang terpaku mengamati seni instalasi yang dipajang di dekat pintu, lainnya asyik berfoto, dan sedikit yang menonton video di layar yang dipasang di beberapa sudut ruangan.

Saya mengedarkan pandangan, dan ikut terpaku pada seni instalasi yang terbuat dari besi—berbentuk seperti tower air—dan kain dengan berbagai macam gambar: tumbuhan, wayang, manusia, transportasi, dan hewan. Saya mendekat. Membaca narasi yang tertera di sebelahnya, dan mengetahui bahwa seni instalasi tersebut bertajuk “Mata Tenggelam” karya Gegerboyo dari Yogyakarta.

Seni instalasi “Mata Tenggelam” karya Gegerboyo / Foto: Jaswan

Di sebuah kertas panjang, mirip struk belanja, tertulis keterangan bahwa seni instalasi yang menjadi bagian dari kuratorial Sedekah Bumi Project PKN 2023 ini, terdiri dari instalasi dari besi, toren air, umpak temuan dari Rembang, batik, dan video. Karya ini hadir untuk merespon situasi “embung”—suatu cekungan yang berfungsi sebagai tampungan air hujan yang digunakan untuk pengairan, mencegah banjir, dan menjaga kualitas air tanah—yang semakin terpuruk di era modern ini. Dalam kertas keterangan tersebut, keterpurukan yang dimaksud meliputi kekeringan, penyalahgunaan fungsi, sampai terkikisnya kepercayaan lokal dalam merawat embung.

Setidaknya ada tiga hal yang dinilai menyebabkan situasi embung menjadi terpuruk: (1) pemilihan jenis tanaman oleh petani lokal yang menyebabkan cepat surutnya sumber air tanah; (2) hilangnya kepercayaan lokal terhadap mitos dan makhluk gaib penjaga embung; dan (3) program pemerintah yang tidak tepat sasaran, seperti embung-isasi. Ketiga hal tersebut tergambarkan dengan apik di atas kain yang dipasang di samping—kanan, kiri, belakang—tower besi, tempat sebuah toren air ukuran 300-an L diletakkan.

Seni instalasi “Mata Tenggelam” karya Gegerboyo / Foto: Jaswan

Karya Gegerboyo berisi rekaman data yang didapatkan saat ia berkunjung ke Rembang, Jawa Tengah, dan bertemu narasumber sekaligus melihat langsung situasi embung di sana. Data dan hasil penelitian tersebut kemudian dipresentasikan menjadi seni instalasi yang terinspirasi dari tower air dan dikombinasikan dengan karya batik dan video. Sampai di sini, sebenarnya, karya instalasi Mata Tenggelam merupakan representasi dari sebuah punden, yang dalam pengertian umum, sering disebut sebagai tempat yang dihormati dan dikeramatkan. Tempat tersebut bisa berupa makam dan tempat pemujaan. Namun, di tengah zaman modern seperti sekarang, di beberapa tempat, punden tak lagi dianggap penting—bahkan, pelan-pelan, semakin dilupakan.

Selain Mata Tenggelam, tepat di sampingnya, instalasi tenda kanvas dan stensil cahaya, berdiri, seolah menarik kaki saya untuk mendekati dan mengamatinya. Instalasi itu bertajuk “Jalan Selamat”, karya Hananingsih Widhiasri, seniman dari Semarang, Jawa Tengah.

Jalan Selamat adalah instalasi berbentuk tabung dengan berbagai gambar dan warna yang mencolok. Ada beberapa petani yang sedang memikul hasil bumi sebagai persembahan. Ada anak muda yang sedang bermain bola. Ada pula dua perempuan yang bernyanyi dan menari. Semua itu adalah ekspresi kegembiraan warga desa saat melakukan tradisi sedekah bumi.

Seni instalasi “Jalan Selamat” karya Hananingsih Widhiasri / Foto: Jaswan

Bagi Hananingsih, berdasarkan pada praktik sedekah bumi di Desa Sekararum, Rembang, dan Desa Lalang, Belitung, identifikasi sumber daya kebudayaan bergantung pada kesepakatan warga yang dipengaruhi oleh tradisi turun-temurun dan sesuatu yang sakral.

Menurut Hana, sakralitas tersebut kemudian membawa turunan bentuk profan yang lebih fleksibel dan multiplayer, juga memberi dampak baik pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial desa. Secara mengakar, sesuatu yang sakral dan profan dalam tradisi sedekah bumi ini mengarahkan pada jalan keselamatan—selamat dari ancaman rohani, aman dari ancaman duniawi. Jalan Selamat merupakan bagian dari kuratorial Sedekah Bumi Project PKN 2023.

Mata Tenggelam dan Jalan Selamat merupakan tanggapan kritis atas pembacaan ulang fenomena tradisi—khususnya sedekah bumi—di desa hari ini. Hasil pembacaan ulang fenomena sedekah bumi di beberapa daerah itu pada akhirnya diolah menjadi karya artistik yang menggambarkan kemungkinan untuk mengunggah ulang tradisi dalam balut kekinian.

Jika kita membayangkan suatu kebudayaan yang disokong banyak hal, desa, dalam beberapa hal, masih menjadi PR besar yang butuh partisipasi banyak pihak pula. Desa, tak boleh ditinggalkan!

Ekspresi Kota yang Semrawut

Naik ke lantai dua, terdapat beberapa instalasi yang menampilkan ekspresi kota urban. Keramaian ruang pameran memang bersumber dari beberapa karya instalasi di lantai ini. Ada musik disko, ada musik dj. Semua saling bertabrakan, seperti pasar malam—ramai dan penuh cahaya lampu.

Dari sekian banyak seni instalasi yang dipamerkan di lantai dua, entah kenapa, saya memilih karya bertajuk “Input Output” dan “Kabel Kusut”. Mungkin karena letaknya di dekat tangga, di satu sisi, mungkin juga karena tampilannya yang mudah dibaca, di sisi lainnya.

Input Output merupakan seni instalasi karya Duta Adipati (Jakarta). Karya ini terdiri dari besi, manekin, layar LED, pengeras suara, kabel, lampu LED, dan seni video. Instalasi ini termasuk bagian dari kuratorial Temujalar PKN 2023 sub program TARKAM. A.K.AP.

Di tangan Duta, manekin itu tampak ganjil. Bagian badan, tangan, dan kaki tak menyatu, terpisah seperti habis dimutilasi. Kabel lampu LED dililitkan di tubuh manekin, sedangkan di kanan kirinya, terdapat pengeras suara. Yang menarik, tepat di dada manekin, diletakkan dua buah telepon genggam yang menyala menampilkan seorang remaja lelaki yang sedang live TikTok. Tubuh manekin tampak ramai dengan kerlap-kerlip lampu LED, seperti warung-warung di pinggiran Jalan Pantura.

Seni instalasi “Input Output” karya Duta Adipati / Foto: Jaswan

Projek ini seolah hendak menyampaikan bahwa interaksi sosial dalam ruang publik, khususnya di kota urban, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tubuh manusia. Ia lekat, menyatu, dan bahkan mempengaruhi. Duta, sebagai seniman, seolah mengajak kita untuk merenungkan dampak teknologi dan isolasi sosial yang diakibatkannya. Dan, saya rasa, ia juga memperlihatkan bagaimana hiburan masyarakat Jakarta yang didominasi oleh teknologi audiovisual.

Selain Input Output, Kabel Kusut juga mencoba merekam bagaimana Jakarta telah dijerat, dililit, diteror oleh kabel-kabel fiber optik yang menjuntai kusut dan tiang listrik yang miring ke jalananan. Kedua hal yang semrawut itu, ditampilkan secara artistik, apa adanya, oleh Reinaldy Firza dan Rama Hilal S (Jakarta). Sebagai seniman, mereka berdua menggambar sosok manusia tersengat listrik dan seorang lelaki yang berteriak, berekspresi ketakutan. Tak hanya itu, visual kabel-kabel semrawut dan tiang listri berwarna merah juga dihadirkan.

Seni instalasi “Kabel Kusut” karya Reinaldy Firza dan Rama Hilal S / Foto: Jaswan

Kabel Kusut mencoba menampilkan ekspresi visual dari isu-isu tersebut. Kedua seniman menggambarkan secara artistik kondisi yang membahayakan masyarakat di jalanan. Dan sama seperti Input Output, Kabel Kusut juga bagian dari sub program TARKAM A.K.AP kuratorial Temujalar PKN 2023.

Setelah melihat-lihat pameran seni instalasi Sedekah Bumi dan Temujalar, kita menjadi sadar bahwa desa dan kota sama-sama memiliki persoalannya masing-masing. Persoalan itu begitu kompleks, seperti sulit untuk dihindari, ditangani, dan dipecahkan. Solusi seperti ngumpet, terselip, di antara tumpukan persoalan kolektif manusia yang makin hari makin sulit diselesaikan.[T]

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

BACA artikel lain terkaitPEKAN KEBUDAYAAN NASIONAL 2023atau artikel lain yang ditulisJASWANTO

“Gema Ladang”: Nyanyian Ladang dan Ratapan dari Flores Timur
“Dapur Bangsa”: Eksplorasi Kekayaan Kuliner Nusantara
“Nge-GLITCH?”: Pertempuran antara Tubuh Digital dan Tubuh Manusia
“Membaca Sanghyang”: Tentang Ritual, Arsip, Posisi Perempuan, dan Pertanian
Tags: apresiasi seniPameranPameran Seni Rupapekan kebudayaan nasionalSeni Instalasi
Previous Post

“Kiat Menulis dan Menerbitkan Buku” Bersama Gde Aryantha Soethama

Next Post

Puisi-puisi Rusdy Ulu | Keruh, Gelisah, Propaganda

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Puisi-puisi Rusdy Ulu | Keruh, Gelisah, Propaganda

Puisi-puisi Rusdy Ulu | Keruh, Gelisah, Propaganda

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co