3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Cinta dan Ilusi | Cerpen Ikrom F.

Ikrom F.byIkrom F.
May 20, 2023
inCerpen
Cinta dan Ilusi | Cerpen Ikrom F.

Ilustrasi tatkala.co

KETIKA MARIA berkata padaku bahwa hubungan kami hanyalah sebatas teman, aku tidak berpikir tentang ilusi. Dia berkata begitu dengan tiba-tiba, amat lancar, saat kami makan malam dan seharusnya merayakan ulang tahun kebersamaan kami yang pertama sejak awal kenal.

Aku baru saja berdiri, mengangkat gelas, dan menyatakan hendak bersulang, saat dia memotong, “Turunkan gelas dan tutup mulutmu—aku punya hal penting yang mau kutakan kepadamu.”

Suaranya sekonyong-konyong jadi terdengar dingin sehingga aku merasa kupingku membeku. Aku duduk, menaruh gelas, dan menatap Maria. Tak bisa kuterka apa yang bakal dikatakannya. Seulas senyum masih saja bermain di bibirku. Maria menggeser letak botol anggur, bubuk garam, asbak, vas bunga—pokoknya segala yang terletak di antara kami—lalu berkata, “Kurasa sebaiknya kamu berhenti cengengesan.”

Suaranya begitu dingin sehingga aku tahu aku tak punya pilihan lain. Dengan jemariku kuusap bibirku yang membeku dan terus menatapnya. “Ini tak akan lama,” ucapnya lalu melanjutkan berbicara selama lebih dari dua puluh menit.

Dia mengatakan hal-hal yang biasa diucapkan orang dalam situasi semacam itu: bahwa kami pernah bahagia bersama, sungguh luar biasa kami pernah punya kesempatan untuk lebih saling mengenal, ada saat-saat yang akan dia kenang selamanya, betapa memalukan kami sampai harus meyakini itu hanya ilusi, tapi hidup ini punya aturan-aturan tertentu yang harus dipenuhi.

“Pendeknya,” dia bilang, “Hubungan kita adalah teman dan kini aku harus pergi.” Dia kembali memindahkan asbak sehingga berada di antara kami, mematikan rokoknya di asbak, dan beranjak pergi.

Pelayan menghampiri meja setelahnya dan bertanya kepadaku apakah aku mau memesan sesuatu untuk hidangan penutup. “Kenapa tidak,” ujarku dan memesan kopi. Pelayan itu mengangguk, mengosongkan asbak lalu menaruhnya di dekatku. Tak ada orang lain sama sekali di seberang meja. Saat itulah, tepatnya, gagasan tentang ilusi melintas dibenakku.

Itu semua bermula kala aku berpikir dalam lamunanku bahwa dia menyukaiku. Sebenarnya, lamunan itu dimulai oleh tanda-tanda. Tandanya cukup jelas dan menyakiniku bahwa Maria suka padaku. Aku juga tidak tahu, apakah dia benar-benar mencintaiku atau tidak. Sebab, cinta dan suka adalah dua bahasa yang berbeda. Tapi aku yakin, seyakin pemuda di desaku, saat orang suka terhadap pasangan, mula-mula mereka akan melakukan seperti apa yang pasangan lakukan: pakaiannya sama, kesukaannya sama, dan hampir dunia mereka sama.

Demikianlah ilusiku bagaimana aku bisa tertarik pada Maria dan terus memantau hubungan kami berdua. Setiap kata, kalimat, bahasa, rasa, titik, koma, gambar, video, audio—kusimpan dengan rapi ke galeriku dan kusimpan di dalam kotak penyimpanan gawai.

Aku membingkai dan menata semua itu layaknya perpustakaan, atau bahkan seperti labirin. Ya, meski tak punya tempat yang dapat mengawetkan itu semua, setidaknya labirinku bisa menampung kisahku—atau kisah kami—dalam berbagai peristiwa. Di sebuah gawai, aku simpan kisah itu ke tempat yang orang lain, jika melihatnya bakal bersusah payah mencarinya. Kukunci dengan gembok besar karena orang lain tak boleh mengetahuinya. Dalam berbagai fail, catatan dan rekam data tak lupa kurinci dengan amat tentang semua itu: selain deskripsi tentang percapakan kami, kucatat juga di mana dan bagaimana hingga percakapan itu menjadi bagian museum kami, serta di mana tepatnya letak kalimat-kalimat tersebut di hpku.

Hal terakhir itu sungguh amat penting karena baru pertama kalinya—yang berarti seumurku hidup belum melakukan hal tergila itu—hpku telah menjadi gudang beragam kantong, kotak, fail, lemari penyimpanan data, dan rak, atau—seperti yang sering kuatakan pada Maria—“labirin buku yang bisa dibaca tanpa jadi kenangan belaka.”

Kini aku berdiri di dalam labirin itu—dan rupanya Maria tidak pernah menemukan jalan masuk ke situ—dan menatap heran saat ternyata semua kalimat-kalimat itu kini telah kehilangan bahasanya. Segala yang hingga kemarin merupakan pengingat dan rekaman percakapan kami, kini telah menjadi sekadar beban kenangan, limbah tak berguna, sampah. Dan jika sebelumnya hatiku akan terenyuh setiap kali teringat pada, katakanlah, sebait kata yang digunakan olehku sendiri untuk dekat padamu, kini yang ada hanyalah kata omong kosong yang meruap dari sebuah kantong yang dipenuhi ilusi-ilusi bekas. Kusadari, cinta ternyata tak hanya buta, tapi tuli, menumpulkan penciuman, serta menghambat indra perasa dan peraba.

Rumahku kecil dan jauh dari tempat Maria. Saat aku membuangi apa yang hingga belum lama ini menjadi koleksi museum cintaku, otot-ototku terasa ngilu akibat kerja keras. Kukutuk cinta dan Maria dan takdir yang telah mempertemukan kami. Diriku sendiri, secara alamiah, tak kusebut di dalamnya. Sebab setahuku, ini bukanlah salahku atau Maria. Memang benar, seiring bertambah kedekatan kita dalam bercanda ria, aku lebih berkembang menjadi seorang sahabat ketimbang seorang kekasih. Tapi aku melakukan semua itu justru demi cinta, bukan yang lain. Seandainya Maria bersedia menerimaku, segalanya pasti akan jauh berbeda. Tapi kini semua sudah terlambat.     

Aku takjub sendiri pada betapa cepatnya saat cinta lenyap bersamaan dengan hati yang berbalik seperti kaos kaki, meski aku yakin ini bukanlah salahku. Ilusi itu berguna, terutama jika bisa berubah jadi mimpi. Namun, cinta yang tak berbalas sungguh tak ada gunanya. Itu hanyalah dedak yang bisa membelenggu hati. Tak lebih. Ilusi masih jauh lebih baik. [T]

— KLIK untuk BACA cerpen-cerpen lainnya

Rembulan di Bukit Asah | Cerpen Gede Aries Pidrawan
Kebaya | Cerpen Ikrom F.
Kisah Singa dan Kucing Tua | Cerpen Kadek Susila Priangga
Tags: Cerpen
Previous Post

Sajak-sajak Angga Wijaya | Bulan Mati di Kota

Next Post

Drupadi Menggugat Kemapanan Kekuasaan Lelaki: Setelah di Bali, Kini di Jakarta

Ikrom F.

Ikrom F.

Pemuda kelahiran Jember. Saat ini sedang mengabdi di pondok pesantren Annuqayah daerah Lubangsa. Aktif di beberapa komunitas, seperti Komunitas Penulis Kreatif (KPK) Iksaj, IPJ, LPM Fajar dan PMII. IG @ikrom_f1234.

Next Post
Drupadi Menggugat Kemapanan Kekuasaan Lelaki: Setelah di Bali, Kini di Jakarta

Drupadi Menggugat Kemapanan Kekuasaan Lelaki: Setelah di Bali, Kini di Jakarta

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co