7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Arja Sewagati dari Jembrana: Arja Negak, “Dramatic Reading” ala Bali

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
July 3, 2024
inUlas Pentas
Arja Sewagati dari Jembrana: Arja Negak, “Dramatic Reading” ala Bali

Arja Sewagati dari Jembrana | Foto: Ist

DALAM dunia teater modern, di Yogyakarta, sejak beberapa tahun terakhir ini, para dramawan gandrung melakukan kegiatan seni yang diberi nama dramatic reading.

Dramatic reading secara sederhana adalah pembacaan dramatik. Aktor membaca naskah drama secara dramatik, kadang diiringi musik, dan ditonton, sehingga pembacaan dramatik bisa disebut sebagai varian baru seni pertunjukan.

Di Bali, dalam dunia teater modern, dramatic reading tampaknya belum begitu populer. Istilah itu masih asing. Namun pada praktiknya, sesungguhnya, dramatic reading dilakukan  sejak lama, dan justru biasa dilakukan dalam dunia sastra klasik dan dunia pertunjukan teater tradisional semacam arja.

Jika sempat menonton Arja Sewagati di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Selasa, 2 Juli 2024, maka akan ditemukan sejumlah kemiripan antara dramatic reading yang dikenal belakangan ini dengan permainan Arja Sewagati itu.

Arja Sewagati dimainkan Sanggar Seni Arja Kerthi Winangun, Kecamatan Negara, Duta Kabupaten Jembrana, Bali bagian barat, dalam program Rekasadana (pergelaran) serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2024.

Para pemain dalam arja itu tidak bermain sebagaimana arja atau sebagaiaman teater klasik Bali pada umumnya. Para pemain Arja Siwagati duduk di atas panggung. Mereka duduk bersama dengan pemain gamelan atau musik. Duduk dalam bahasa Bali disebut negak. Maka arja itu biasa juga disebut arja negak atau arja duduk.

Arja sewagati, arja negak dari Jembrana | Foto: Ist

Dalam posisi duduk, para pemain itu melantunkan tembang Sewagati khas Kabupaten Jembrana. Mereka hanya menggerakan badan sesekali dan menggerakkan tangan. Ekspresi wajah tetap dimainkan sesusi peran yang dimainkan. Pemain arja itu tetap mengenakan busana tari seperti kostum dramatari arja biasanya.

Arja ini bisa dikatakan sedang mempertunjukkan dramatic reading sebagaimana dilakukan para aktor dalam teater modern.  Dalam dunia teater modern, secara sederhana dramatic reading bertujuan untuk melisankan naskah-naskah teater, dengan harapan aktor bisa belajar memahami naskah, dan penulis naskah bisa belajar dari proses pelisanan oleh para aktor.

Penulis menjadi tahu, di mana kelemahan naskahnya jika sudah dilisankan. Dan hingga kini, di Yogyakarta, proses pembelajaran seperti itu terus berlangsung bahkan pembacaan dramatik sudah bisa dianggap sebagai pementasan yang bisa ditonton, dikritik, dan disukai.

Dalam arja negak, barangkali ada hal-hal yang berbeda, namun prosesnya bisa disebut mirip. Pemain pada arja negak tidak membaca naskah dalam bentuk lembaran kertas atau lontar, melainkan menghapalkannya. Hal ini dilakukan barangkali karena kesadaran mereka berada di atas panggung untuk ditinton. Namun, praktik yang mirip, arja negak dalam kelompok pesantian (kelompok apresiasi sastra klasik)—ketika mereka hadir dalam hajatan upacara agama misalnya—mereka biasanya membaca naskah dalam bentuk buku atau ada yang sekalian membawa lontar.

Dramatic reading pada teater modern biasanya membaca naskah teater yang baru ditulis, atau kadang belum pernah dipentaskan di atas panggung. Namun pada arja negak, mereka memainkan naskah sastra klasik yang ditulis dalam lontar atau sudah disalin dalam buku dari kertas.

Dramatic reading di kalangan teater modern dilakukan dengan membaca naskah secara dramatik sesuai dengan sifat-sifat drama pada teater modern, maka arja negak juga memainkan naskah secara dramatik sesuai sifat-sifat drama pada arja. Mereka berdialog dan bernyanyi.  

Arja Sewagati bersumber dari lontar Sewagati yang berisi sastra geguritan dengan tembang sinom siwagati khas Jembrana. Lakon dari lontar Sewagati itu adalah “Satya Semaya”. Dalam percakapannya, baik dalam keadaan sedih dan gembira, para pemain menggunakan tembang Sinom Sewagati. Agar bisa sampai kepada penonton, Punta dan Kartala kemudian menerjemahkan tembang sinom yang lebih banyak berbahasa Jawa Kuno atau Bali Kuno itu ke dalam bahasa Bali. Proses ini mirip dengan kegiatan mesanti atau pembacaan karya-karya sastra klasik saat upacara keagamaan di Bali.

Cerita Klasik

Cerita yang dimainkan Arja Sewagati ini memang cerita klasik. Menampilkan lima tokoh Ni Ketut Sewagati, I Nyoman Ratna Samara, I Gede Muda Lara serta dua punakawan bernama Punta dan Kartala.

Kartala dalam Arja Sewagati, Jembrana | Foto: Ist

Diceritakan, suami-istri petani memiliki seorang putri nernama Ni Ketut Sewagati. Kecantikan dan kebaikan hati Sewagati begitu terkenal. Ia memiliki kekasih tampan dengan budi pekerti yang juga luhur. Namanya I Nyoman Ratna Samara. Mereka mesatya wacana (berjanji) untuk tidak mengkhianati satu sama lain.

Di sisi lain, banyak lelaki yang tertarik pada Sewagati. Salah satunya lelaki kaya raya dan arogan dari desa tetangga bernama I Gede Muda Lara. Walau usia terpaut jauh, namun I Gede Muda Lara tetap berusaha mendekati Sewagati. Terjadilah cinta segitiga lengkap dengan konfiknya.

Meski dimainkan dengan hanya duduk, arja negak dari Jembrana ini tetap tampil apik dan menarik. Mungkin, karena didukung beberapa penari asli, penari saat kesenian ini dibentuk pada 1995 silam.

I Gusti Komang Arsudi yang berperan sebagai Kartala dalam arja negak itu mengatakan, meski dilakukan secara duduk, bermain dalam arja negak ini sesungguh lebih sulit ketimbang bermain dalam pementasan yang dilakukan secara berdiri dengan komposisi dan blocking yang lebih atraktif.

Menari dalam posisi duduk tidak akan besa dilakukan secara maksimal. Walau demikian, gerak tari itu tetap ada, sehinga sajian ini menjadi lebih menarik. “Kalau jalan adegan berjalan, kami hanya membayangkan berjalan, namun untuk tanjek da aksen-aksen tari itu tetap ada, sehingga penabuh bisa mengiringinya dengan baik dan tepat,” kata Arsudi.

Arja sewagati, arja negak dari Jembrana | Foto: Ist

Ketua Sanggar Seni Arja Kerthi Winangun I Gusti Ketut Sugiardana mengatakan, kesenian Arja Sewagati ini merupakan kesenian khas Kabuapaten Jembaran yang berdiri sekitar tahun 1985. Arja ini sempat mengalami masa kejayaan di tahun 1990-an.

“Sejak berdiri kesenian Arja Sewagati ini dilakukan dengan negak (duduk) lalu melantunkan tembang sewagati khas Kabupaten Jembaran,” katanya.

Seiring perjalan waktu, kesenian ini sejak 2000 tidak pernah dipentaskan. “Ajang PKB ke-46 ini kembali mendapat kesempatan pentas. Ini inisiasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bidang Kesenian merekonstruksi kembali dengan harapoan kesenian ini dapat dilestarikan dan dipelajari anak-anak muda,” ujarnya. [T]

Arja “Candradewi” Kokar Bali, Arja Remaja yang Sungguh Dewasa
In Memoriam Ni Wayan Murdi | Arja dan Pengabdian Tiada Henti
Ni Wayan Latri, Legenda Mantri Manis Arja Keramas
Klasik Arja Citta Usadhi Badung vs Dingin Gedung Ksirarnawa
Diasuh Ninik Tjandri, Arja Remaja Komunitas Napak Tuju, Ubud, Tampil Klasik dan Segar
Pentas Arja Cupak Kerobokan Badung – Peliknya Seni Klasik
Tags: arjaarja dudukarja negakdramatari arjadramatic readingjembranaTeater
Previous Post

Mistaji Menyelam di Tengah Air Keruh, Menjadi Pahlawan Air Bocor di Kota Singaraja

Next Post

Tari Barong Ket Kunti Sraya di Denpasar: Yang Sakral, Profan, dan Seragam

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Tari Barong Ket Kunti Sraya di Denpasar: Yang Sakral, Profan, dan Seragam

Tari Barong Ket Kunti Sraya di Denpasar: Yang Sakral, Profan, dan Seragam

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co