5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Apa dan Siapa Intelektual Muda Hindu yang Dimaksud Ngurah Suryawan?

Made GunawanbyMade Gunawan
September 20, 2019
inOpini
Apa dan Siapa Intelektual Muda Hindu yang Dimaksud Ngurah Suryawan?

Foto sebagai ilustrasi, diambil dari grup akun jual-beli di facebook

53
SHARES

Tulisan Ngurah Suryawan berjudul “Saru Gremeng Intelektual Muda Hindu” di tatkala.co sungguh keren. Pertama, tulisan itu mengangkat kembali khasanah kosakata intelektual, apalagi ditambahkan kata muda dan Hindu. Siapa yang tak mau mendapat predikat intelektual muda dan beragama (Hindu), saya rasa hampir semuanya menginginkan itu. Pasti keren, deh, pokoknya.

Tapi sebentar dulu,  Ngurah Suryawan mungkin lupa menggambarkan apa, bagimana, dan siapa intelektual itu. Bukan dalam tulisan Ngurah Suryawan saja, begitu sering saya mendengar kata intelektual, tapi belum pernah betul-betul ingin cari tahu apa, bagaimana dan siapa intelektual itu. Pemahaman saya intelektual itu adalah orang pintar dan tulisanya sering muncul di koran-koran. Tapi apa benar seperti itu?

Sejauh penelusuran saya, intelektual itu bersanding dengan kata-kata intelektualitas, atmosfir intelektual, kerja-kerja  intelektual, tradisi intelektual, dan fungsi intelektual. Intelektual bukanlah difinisi tunggal, namun suatu yang kompleks karena bekerja pada ranah idea, pemikiran, gagasan dan hal-hal non material.

Tidak seperti kerja kebendaan seperti insinyur atau dokter misalnya, yang jelas fungsinya dan terlihat nyata kerjanya. Namun intelektual tidak seperti itu. Intelektual bekerja untuk membuat pandai dan cerdas sebuah bangsa dan masyarakat, dan kerja seperti ini kadang hasilnya tidak terlihat langsung, bahkan baru terlihat dan dirasakan jauh hari setelah sang intelektual tiada.

Siapakah intelektual itu?

Menurut Syed Hussain Alatas, ada enam ciri yang mengarah kepada kelompok yang pantas disematkan kata intelektual, diantaranya ;

  1. Mereka bukan berasal dari satu kelas tertentu, namun bisa berlatar belakang dari berbagai kelas sosial
  2. Mereka bisa berasal dari kalangan pendukung ataupun penentang berbagai gerakan kebudayaan atau politik
  3. Mereka umumnya bukanlah pekerja tangan, umumnya sebagai penulis, akademisi, penyair, seniman, wartawan dan sebagianya.
  4. Mereka khusuk dan tekun dalam kelompoknya, dalam batas tertentu agak menjauh dari masyarakat pada umumnya
  5. Mereka umumnya tertarik dengan ide-ide tentang agama, kehidupan yang lebih baik, seni, rasa kebangsaan, pembangunan ekonomi, kebudayaan, dan sejenisnya
  6. Golongan intelektual adalah golongan yang jumlahnya sedikit dalam masyarakat

Lebih jauh Syed Hussain Alatas menekankan bahwa intelektual adalah mereka yang mampu melihat dan menemukan suatu permasalahan dalam masyarakat dan mencarikan solusi untuk permasalahan itu.

Sedangkan Antonio Gramsci membagi intelektual menjadi dua, intelektual tradisional dan intelektual organik. Intelektual tradisional umunya mereka yang bekerja pada ranah teori, dan mendapatkan pengetahuan dari guru atau tetua mereka. Sedangkan intelektual organik adalah mereka yang bekerja berdasarkan teori dan menghubungkannya dengan realitas sosial tertentu, untuk sebuah tujuan dan kepentingan tertentu pula.

Intelektual dalam Tulisan Ngurah Suryawan

Dalam tulisanya Ngurah Suryawan seperti mengeluh bagaimana dalam program Dharma Pangasraman yang dilakukan sebuah organisasi mahasiswa Hindu, mahasiswa yang ikut dalam program tersebut tidak mampu mengaktualisasikan nilai Hindu untuk menerangi masalah konteporer dan kekinian. Ia menduga bahwa mahasiswa Bali kurang percaya diri dan terlalu asik dengan identitas kebalian yang identitk dengan budaya dan seni yang adiluhung, yang mana budaya dan seni tersebut steril dan tak akan rusak oleh pengaruh luar.

Disini Ngurah Suryawan kurang jelas, ia menyalahkan mahasiswa atau intelektual Bali yang sudah jadi dan mapan secara umum. Jika ia menyalahkan mahasiswa semata, tentu tak semuanya benar, karena mahasiswa menerima sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat. Jika senior mereka mewarisi tradisi intelektual, tentu mereka juga beprilaku intelektual.

Jika Ngurah Suryawan menyalahkan intelektual Bali yang sudah jadi, tentu mereka yang disebut intelektual akan melakukan kerja-kerja intelektual. Jika sampai mereka tidak dapat mewarisi tradisi intelektuaL, patutlah diragukan keintelektualitasanya.

Di konteks inilah saru gremeng hadir, tapi kita lupa bertanya “Siapakah yang salah terhadap situasi ini? Dan jawaban terhadap pertanyaan ini saya rasa tak usah dengan “melapaui Bali“ dalam arti keluar dari tema-tema dan persoalan budaya.

Biarlah intelektual budaya dan seni Bali tetap bekerja, di saat yang sama kita bisa melengkapi dengan membangun atmosfir intelektual yang baik, membangun kerja-kerja intelektua, dan mana akhirnya kita bisa mendirikan tradisi intelektual yang bisa diwarisi oleh generasi muda kemudian hari.

Melampaui Bali artinya mampu melewati atau melebihi pencapaian-pencapaian intelektual Bali sebelumnya. Untuk dapat melampaui capaian mereka perlu pikiran merdeka, kebebasan berpikir, dan inovasi. Semua itu menuntut keterbukaan pikiran dan kesediaan menerima hal baru tanpa harus tercerabut dari akar budaya dan tanpa pula harus terbelenggu dan terhegemoni tradisi intelektual barat. Benih intelektul Bali memang idealnya harus tumbuh di tanah kesadaran Bali sendiri.

Jka fungsi intelektual sudah berfungsi dengan baik, segalanya akan terang. Karena kehadiran intelektual ibarat matahari, yang memberi sinar dan mengusir kegelapan. Masyarakat yang kekurangan intelektual, apalagi masyarakat tanpa intelektual, pasti dalam kegelapan. Banyak permasalahan, banyak suara namun tanpa ada yang bisa memberi solusi dan jalan keluar.

Dalam filosofi Hindu, golongan intelektual adalah golongan brahmana. Dalam bagan varna asrama dharma, ia adalah kepala dan otak masyarakat. Para ksatria adalah bahu dan lengannya, pinggang dan kaki masyarakat vana asrama adalah golongan waisya dan sudra. Idealnya semua bagian itu bekerja sesuai fungsi dan kedudukanya, yang mana sesuai guna karma yang diperoleh masing-masing orang. [T]


TULISAN TERKAIT:

  • “Saru Gremeng” Intelektual Muda Hindu
  • Bli Ngurah, Kami Mungkin Sedang Terpesona! – [Tanggapan atas Tulisan “Saru Gremeng” Intelektual Muda Hindu]


Tags: balihinduintelektualintelektual hindumahasiswapemudaPendidikan
Previous Post

Kepercayaan Tentang Kepala Desa

Next Post

EKSPOR

Made Gunawan

Made Gunawan

Orang Negaroa, Jembrana Bali, aktivis jurnalisme warga yang menulis di berbagai media. Bisa ditemui di akun facebook bernama Gunawan Golokadas

Next Post
RIPUH

EKSPOR

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co