18 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Anak-anak pengungsi Gunung Agung di Rendang Karangasem saat workshop menulis puisi

Anak-anak pengungsi Gunung Agung di Rendang Karangasem saat workshop menulis puisi

Anak-anak, Puisi, dan Pengungsi

Devy Gita by Devy Gita
February 6, 2018
in Khas
24
SHARES

KEPALA sudah rebah lelah di atas bantal sementara guling telah dalam dekapan saat tiba-tiba teringat harus mengabadikan pengalaman hari ini dalam tulisan. Jika tidak, peristiwa-peristiwa tersebut akan menguap bersamaan dengan terbitnya matahari esok pagi.

Menulis membuat kita ada. Merekam ingatan-ingatan yang kemudian bisa dibuka kembali, dibaca, dikenang lalu dibagikan kepada orang lain. Itulah pesan yang saya, Wulan Dewi Saraswati dan Putri Adityarini titipkan pada anak-anak yang mengikuti workshop menulis puisi yang merupakan program dari Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) di Posko Pengungsian Gunung Agung di Menanga, Rendang, Karangasem, Minggu 4 Februari 2018.

Sebenarnya, Wulan-lah yang diundang untuk mengisi workshop menulis puisi ini. Tidak heran, karena Wulan sudah menerbitkan satu buah buku kumpulan puisi berjudul Seribu Pagi Secangkir Cinta yang diterbitkan oleh Mahima Institute.

Kemudian Wulan mengajak Putri Adityarini yang juga pernah menjadi pembicara untuk Bali Emerging Writers (bagian program UWRF). Wulan juga mengajak saya yang hanya milu-milu tuwung alias hanya ikut-ikutan untuk meramaikan suasana. Saya juga penulis, ya, penulis status sok puitis di Instagram story dan facebook.

Bagi tim hore-hore seperti saya, ini adalah kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan. Mengisi workshop menulis puisi untuk anak-anak, tertawa dan berbagi ilmu sekaligus belajar lebih banyak dari teman-teman yang sudah terlebih dahulu berkarya. Tanpa diminta dua kali, saya langsung menyanggupi ajakan Wulan.

Di perjalanan menuju Karangasem, kami bertiga berdiskusi dan mengira-ngira bagaimana karakter anak-anak Sekolah Menengah Pertama yang akan mengikuti kelas menulis puisi nanti.  Kami mulai membanding-bandingkan bagaimana anak-anak seumuran mereka yang bersekolah di Denpasar dan sebagian besar sudah terkontaminasi gadget.

Anak-anak itu memiliki respect yang kurang terhadap apa yang disampaikan orang lain. Kami mulai khawatir. Mulai menerka-nerka apakah materi yang kami  berikan akan didengarkan dan dapat dipahami dengan mudah. Akhirnya kami pasrah.

Workshop menulis puisi diikuti oleh 10 orang anak kelas 7 dan 8 yang memang tinggal di posko pengungsian. Sebagian dari mereka berasal dari Desa Besakih. Anak-anak itu ternyata sangat antusias mengikuti kegiatan yang kami berikan. Lega rasanya. Mulai dari menyanyikan lagu Curik-curik sambil membuat lingkaran, memiilih kelompok dan saat mengikuti workshop.

Mereka adalah anak-anak yang ceria dan imajinatif terbukti dari nama kelompok-nama kelompok yang mereka pilih. Kelompok Singa Mengaum, Kupu-Kupu Terbang, terakhir dan yang paling unik adalah Kelompok Rajawali Kena Tembak. Luar biasa bukan? Sepanjang sesi perkenalan mereka tertawa ceria bersama kami atau mungkin mereka merasa tidak enak untuk tidak tertawa melihat tingkah kami. Pastinya kami mulai optimis.

Workshop kami mulai dengan berbagi pentingnya menulis untuk menyimpan ingatan akan perasaan dan peristiwa yang mereka alami. Apalagi sekarang ini mereka tinggal di pengungsian yang jauh dari desa asal mereka. Dengan menulis, mereka akan selalu mengingat pengalaman-pengalaman tersebut sehingga kelak bisa diceritakan kepada anak dan cucu mereka. Antusiasme makin memancar dari mata polos anak-anak itu. Tugas ini akan semakin menyenangkan, pikir saya.

Memulai menulis memang sedikit menjadi tantangan bagi anak-anak. Anak-anak yang tinggal di kota dengan segala kemudahan mendapatkan referensi pun masih kesulitan untuk menulis apalagi mereka yang tinggal jauh dari kota. Untuk itu, kami memulai dengan memberikan anak-anak itu masing-masing sebuah gambar tanpa teks agar mereka lebih mudah menggali ide.

Dari gambar tersebut mereka diminta untuk memikirkan satu kata yang terlintas dalam pikiran mereka. Kemudian, mereka harus menambahkan satu kata lagi yang cocok untuk dipadankan dengan kata pertama. Beberapa dari mereka masih kebingungan dalam mencari kata-kata dan menuliskannya. Kami harus lebih sabar menggiring mereka untuk bisa mencari dan menemukan kata yang pas dan membentuk kalimat-kalimat setelahnya.

Senangnya, mereka tidak cepat putus asa. Mereka bertanya dan bertanya lalu mulai menulis dengan lancar. Anak-anak itu menikmati prosesnya, mereka saling bertukar ide dengan anggota kelompoknya juga mengoreksi kesalahan eja yang dibuat temannya. Memang itulah yang kami harapkan. Pada akhirnya puisi-puisi sederhana mereka pun tuntas.

Mereka bangga dengan hasil karyanya, kami lebih bangga lagi. apalagi setelah itu beberapa dari mereka diminta membacakan puisinya di depan anak-anak lain dan keluarga mereka di pengungsian. Tanpa canggung mereka membacakan hasil karyanya. Sederhana memang, tapi bagi mereka itu adalah hal yang luar biasa.

Menulis puisi adalah hal baru yang mereka pelajari dari kami. Kamipun, terutama saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Besar harapan kami anak-anak itu menikmati proses menulis puisi dan tidak berhenti menulis setelah sesi itu berakhir.

Sepertinya tidak berlebihan jika saya berharap akan ada salah satu dari mereka bisa menjadi penyair muda seperti Wulan Dewi Saraswati, Frischa Aswarini, atau Saras Dewi berikutnya.  Atau bahkan menorehkan prestasi yang lebih membanggakan.

Semoga mereka tetap menjadi anak-anak dengan pribadi menyenangkan yang pantang menyerah walaupun dalam keadaan sulit seperti sekarang. Keterbatasan fasilitas dan referensi akibat bencana bukan halangan untuk tetap belajar dan berprestasi. Pengalaman adalah ilmu yang tidak bisa dibeli. Lewat tulisan, ilmu itu akan menyebar dan diserap oleh orang lain. (T)

Denpasar, 4 Februari 2018

Tags: anak-anakGunung AgungpengungsiPuisi
Devy Gita

Devy Gita

Tinggal di Denpasar. Lulusan Bahasa Inggris Undiksha Singaraja ini kini sedang memanjakan hobinya main teater dan menulis cerita

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi dari penulis
Dongeng

Si Manusia Kodok

by I Ketut Suar Adnyana
April 17, 2021
Esai

Nalar

KOPLAK menghisap rokok yang dipilinnya sendiri pelan-pelan. Dibiarkannya matanya terpejam, nafasnya diatur pelan-pelan, hidungnya kembang-kempis sambil menghirup bau kopi yang ...

January 21, 2019
Ilustrasi Juli Sastrawan
Esai

Buku Harian Fans Bali United dari Bali Utara

Dear Diary, Rasanya sudah lama aku nggak pernah cerita-cerita lagi soal sepakbola. Apalagi soal klub-klub sepakbola profesional. Aku ngerasa hal ...

March 1, 2018
Opini

Tahun Baru: Tak Ada Resolusi, Hiduplah Dengan Spontan!

  BULAN Desember sebentar lagi berlalu dan tahun baru segera tiba. Di sebuah grup WA seorang kerabat mengirim tulisan tentang ...

February 2, 2018
Foto tatkala
Ulasan

Buku “Merayakan Ingatan”: Belajar Menjadi Manusia dari Seorang Dokter

Judul   : Merayakan Ingatan (Catatan Seorang Dokter: Dari Bali Melanglang di Pedalaman Kalimantan)Penulis : dr. Putu Arya Nugraha, SpPDPenerbit ...

March 4, 2019
Foto: Ditha
Opini

Tentang Indonesia Raya – (Mestinya) Bukan “Di Sana”, tapi “Di Sinilah Aku Berdiri”

Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku ……. TIAP kali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Dok Minikino | Begadang
Acara

[Kabar Minikino] – Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan Untuk Distribusi Nasional

by tatkala
April 17, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (69) Cerpen (163) Dongeng (14) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (353) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In