6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

Suradi Al KarimbySuradi Al Karim
June 3, 2025
inEsai
Ramadhan Sepanjang Masa

Suradi

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80 tahun yang lalu (1-06-1945- 1-06-2025). Hidup oleh siapa, saat mana, dan di mana saja pun harus diterima sesuai kodrat Ilahi, selama mengalami perubahan. Justru adanya perubahan itulah, manusia diajak menempa diri mampu menerima dan menghadapi tantangan.

Hidup adalah tantangan. Sebutlah pernah melakukan kesalahan, disesali! Menyesal terpuji, berbuat salah namun enggan bertobat dan bahkan tetap melanjutkan kesalahan, akibatnya cobaan akan ditimpakan Tuhan; sebaliknya rahmat dan berkat ditahan-Nya. Itulah mungkin cermin kehidupan umat dan bangsa saat ini.

Berebut melakukan perubahan, mengajak pejabat negara, pejabat publik, politisi sadar akan kondrat Ilahi, untuk itulah peringatan Hari Lahirnya Pancasila  memasuki usia ke -80 tahun, sekaligus mengadakan perhitungan sejauh mana negara  yang berasaskan Pancasila sebagai ideologi  tunggal keberhasilannya dicapai, baik esensniya maupun urgensinya. Sebaliknya, jelas ada kegagalan, tanpa mencari sebab terjadi yang demikian.

Jangan ragu bersikap, jujurlah mengakui apa adanya, jangan ragu bersikap para pejabat negara apa adanya, jangan berpura-pura dan membohongi rakyat dan menutupi diri, berhasil disyukuri, gagal istighfar, jangan sekali-kali menuding penyebabnya pada orang lain. Sebabnya,  adanya negara, karena ada wilayah,  rakyat, dan adanya pemerintahan, sangat terpuji dan kesatria, mengakui kesalahan dan berjanji tidak mengulangi dan istighfar memperbaiki diri.

Pancasila Masa Depan dan Perubahan!

Berikut ini saya mengajak pembaca yang budiman untuk menyimak pesan luhur ini : “ Sungguh Allah, tiadakan mengubah keadaan suatu kaum jika tiada mereka mengubah kedaannya sendiri”. (QS: Ar-Rad 13:11). Siapa pun tidak akan meragukan. Esensi Pancasila adalah landasan filofosi dan konstitusional bagi penyelenggaraan negara di Indomesia, bukan di negara Konoha.

Pancasila mempunyai nilai yang dapat mempersatukan berbagai suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia, bukan di negara Konoha. Juga Pancasila memiliki nilai-nilai luhur, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadialan. Urgensinya, memberikan dasar bagi stabilitas politik dan sosial, serta mempersatukan bangsa dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal.

Pancasila juga menjadi landasan  pembangunan nasional seperti ekonomi, sosial dan budaya,  serta memperkuat wawasan kebangsaan, di mana anak bangsa memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dan cinta tanah air atau ungkapan yang populer dalam ajaran Islam terutama  di Indoneia adalah Hubbul wathon minal iman. Dan tidak kalah penting dengan memahami Pancasila, bangsa Indonesia dapat menghindari berbagai bentuk ideologi tertentu yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan (mencegah arah kesesatan)

Hadapi kenyaan, tempatkan iman dan taqwa sebagai landasan perjuangan. Harapan kepada anak bangsa pada umumnya, kalau menerima rahmat, jangan lupa bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa. Sebaliknya bila negara kita ditimpa musibah seperti korupsi korporasi dan uang negara dirampok oleh pejabat negara, apa pun bentuknya dan wujudnya, jangan lupa mawas diri, bertanya apa penyebab semua  terjadi di negeri ini. Mawas diri itu sekarang dituntut oleh anak bangsa. Ia Maha Adil dalam segala kejadian, “ Dan ingatlah, ketika Tuhanmu memaklumi : akan kuberi kamu karunia lebih banyak lagi. Tapi jika kamu tiada besyukur, sungguh,siksaan-Ku amatlah dahsyat: (QS: Ibrahim 14:7).

Mungkin yang demikian itu terlupakan di waktu  lalu ( Orba  dan Era Reformasi), penyebabnya nikmat dan rahmat ditahan-Nya, dan bukankah kenyataan sekarang ini adalah akibat sikap bangsa demikian? Mari diakui dengan jujur, terjadi di seluruh badan, lembaga, institusi dalam bidang kegiatan masyarakat tak terkecuali Ormas dan pejabat negara serta politisi  lupa bersyukur atas karunia kemerdekaan.

Bukan hal yang tidak pernah diperingatkan. Langsung atau bahkan berulang kali telah ada kejadian, hanya manusianya yang juga lupa memperhatikan. Semoga pikiran penulis tersebut keliru, bangsa Indonesia tidak tergolong demikian, cukup di negara Konoha. Peringatan itu antara lain, “sekiranya penduduk Kota beriman dan bertaqwa,tentulah Kami bukakan baginya pintu rahmat dari langit dan bumi. Tapi mereka mendustakan kebenaran lalu kami siksa mereka karena perbuatan mereka (QS: Al-Araf 96).

Tak seorang pun, sekira ia seorang Pancasilais sejati yang tidak ikut prihatin atas nasib bangsa dan negara sekarang ini. Ancaman bertimpa ancaman, bahaya beruntun bahaya, perpecahan sudah bukan hal yang diragukan. Mari diakui kenyataan sudah diambang pintu. Masalahnya, masih ada orang  dan golongan (pejabat negara)  yang demikian itu kok direpotkan!

Tangan-tangan jahil berhasil menggerogoti semangat persatuan. Apa yang disebut “NKRI Harga Mati”, seolah-olah belum selesai dan memilukan, bahwa sungguh benar apa yang disebut  Bhineka Tunggal Ika tak bermakna bagi sementara pihak. Rasanya kebencian, dendam akibat kekecewaan di masa lalu disebarluaskan. Seakan sebutlah,  secara jujur segala yang dikakukan Era Refomasi perbuatan haram yang harus disingkirkan. Apa benar  demikian sikap seorang Pancasilais? Jelas bukan. Firman Allah SWT “ “Dan janganlah kamu memaafkan kebaikan di antara kamu “ (QS Al Baqarah : 237).  Dan Pesan Rasulullah SAW: “ Ingatlah selalu kebaikan seseorang dan lupakan kesalahan”, ( HR. Tirmidzi).

Kini kesalahan yang diungkapkan, kebaikan sengaja dilupakan. Tidak bolehkah kita memperingakatkan yang bersangkutan? Berbuat demikian itu akhlak setan, sungguh bertentangan dengan watak seorang Pancasilais. Mari jangan ragu, ada pesan kewajiban : “Saling ingat-mengingatkan tentang kebenaran, Dan saling ingat-mengingtkan tentang kesabaran (QS Asl Ashr 103:3).

Sungguh ironis, apa yang menjadi gejala sekarang, luapan ketidakpuasan dibesar-besarkan. Rasa permusuhan antara etnis disulut dan membara di mana-mana. Permusuhan antar sesama iman pernah terjadi dan masih terjadi dan akan masih terjadi. Pertentangan antaragama dan sesama agama belum terhentikan, dan kalau berlama-lama akan menjadi dendam tidak berkesudahan. Pancasila adalah ideologi persatuan, bukan? Dan kita harus sadar, tampillah menyelamatkan bangsa yang lahir dan ada atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Jangan diam, karena diam itu penghianatan; kalau menyampaikan, sampaikanlah dengan kata-kata yang baik dan hikmat. Jangan memaksakan.

Tampillah, bulatkan tekad, bina diri yang pertama menentang segala upaya, sengaja atau bukan, sadar atau tidak, langsung atau berjarak, jelas ada pihak ketiga sebagai provokator, siapakah dia itu? Setan-setan berbaju manusia sudah merasuki sebagian bangsa. Mari dengan merendah diri dihadapan-Nya mengakui apa yang disebut atas berkat dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa tercantum dalam alinea ketiga Pembukaan UUD RI 1945 dianggap baru hanya sekedar ucap-ucap (omon-omon) dan belum terwujud amal kenyataan.

Mari dengan penuh dengan kesadaran hati terhadap sesama tanpa ada yang dikecualikan, mulai dari presiden beserta kabinetnya, anggota DPR RI, MPR RI, DPD RI, gubernur se Indonesia, bupati dan walikota se Indonesia, termasuk Ketum Parpol tingkat pusat menyadari hal demikian. Mawas diri dalam situasi dan kondisi sekarang perlu digalakkan. Presiden dan DPR RI, MPR RI serta DPD RI wajib berperan menyelamatkan nasib anak bangsa dari ancaman bahaya perpecahan.

Apa pun alasan yang dikemukakan mari diterima dengan hati yang terbuka. Benar di waktu lalu kesalahan itu ada (10 tahun terakhir), masalahnya seakan dibiarkan lupa. Percaya sepenuhnya Presiden Prabowo menyadari akan makna tanggungjawab dan untuk yang akan datang tidak terulang yang demikian. Mari tingkatkan kewaspadaan serta berupaya sebatas kemampuan Presiden Prabowo  telah ditimpa sejarah mengalami manis-pahitnya perjuangan sebagai seorang prajurit, jadikan modal untuk tidak ragu dan bimbang menghadapi tantangan. Percaya diri, wajib ditempa dan kepercayaan itu hanyalah kalau berbuat tiada lain sesuai Pancasila ; “ Lillahi Rabbil ‘alamiin”.

Di dalam negara yang ber-Pancasila kita tidak akan khawatir, asal anak bangsanya melaksanakan Pancasila secara konsekuen. Pancasila tidak bertentangan dengan agama apa pun juga, justru Islam telah mengabadikan dan mengabdikannya dengan syariat agamanya. Hanya kaum Pancasilais gadungan  yang akan membahayakan Pancasila dan kehidupan beragama. Orang-orang serupa ini harus kita bersihkan dari persada Tanah Air dalam bentuk apa pun juga dan memakai baju apa pun juga.

Sebagai penutup dari seorang yang mencintai Pancasila sebagai wadah tunggal persatuan bangsa: Pancasila azas perilaku hidup setiap warga, disemangati sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Pancasila sumber dari segala sumber hukum atas nama Tuhan Yang Maha Esa, hukum dan keadilan ditegakkan. Semua itu di waktu sepuluh tahun lalu telah diabaikan.

Mari istighfar kepada Allah Ghafurur Rahim! Ia Maha Pengasih, di atas segala kasih. Ia Maha Penyayang di atas segala sayang. Ia Maha Pemaaf dan Pengampun di atas segala maaf dan ampunan. Tidak ada dosa yang tidak diampuni-Nya. Mari dengan sepenuh hati! Tulisan ini  resensi pemikiran  dari Bismar Siregar, mantan Hakim Agung (1984-2000) dimuat pada buku “Pemuda Pancasila di Mata Publik” (2001).  Wallahu ‘alam bi-shawab. [T]

Penulis: Suradi Al  Karim,
Editor:Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022
Ramadhan Sepanjang Masa
Sabar, “Password” Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan dan Madrasah Ramadhan
Tags: Hari Lahir Pancasilapancasila
Previous Post

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

Next Post

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

Suradi Al Karim

Suradi Al Karim

Penasihat MD KAHMI Banyumas Raya, Penasihat DPC Peradi Purwokerto, Fungsionaris BPPH MPC PP Kab. Banyumas dan LBH AP PDM Kab. Banyumas, serta Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hukum KONI Kab. Banyumas.

Next Post
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co