TATA kelola manuskrip lontar membutuhkan pendekatan yang cermat untuk memastikan pelestariannya sekaligus memanfaatkan nilai historis dan kulturalnya.
Berikut adalah beberapa aspek penting dalam tata kelola manuskrip lontar:
1. Identifikasi dan Inventarisasi:
Identifikasi: Kenali setiap manuskrip lontar dengan memastikan informasi dasar seperti judul, bahasa, dan isi ringkasannya. Ini bisa mencakup pengamatan fisik seperti ukuran, jumlah halaman, dan jenis bahan.
Inventarisasi: Buat daftar lengkap semua manuskrip yang dimiliki dengan detail deskriptif dan tambahkan informasi ke dalam katalog manual atau digital. Ini mempermudah pelacakan dan pencarian di masa mendatang.
2. Pelestarian Fisik:
Kondisi Lingkungan: Simpan lontar dalam ruangan dengan suhu sekitar 18-22°C dan kelembapan relatif 45-55%.
Pengendalian ini penting untuk mencegah jamur dan kerusakan akibat lingkungan.
Peralatan dan Prosedur: Gunakan fasilitas penyimpanan seperti kotak lontar bebas asam dan lemari penyimpanan yang aman dari cahaya langsung dan debu. Perlakukan lontar dengan hati-hati dan gunakan sarung tangan katun saat menangani.
3. Restorasi:
Proses Restorasi: Untuk manuskrip yang rusak, libatkan ahli konservasi yang dapat melakukan perbaikan menggunakan teknik khusus yang tidak mengakibatkan kerusakan lebih lanjut, seperti penguatan struktur atau perbaikan lembar yang sobek. Jika patah, hindari pengeleman yang berdampak menutup aksara pada lembar lontar.
Bahan Restorasi: Gunakan bahan yang tidak mengandung asam dan bahan kimia berbahaya. Semua proses harus dapat dibuka kembali jika diperlukan di masa depan.
4. Digitalisasi:
Proses Digitalisasi: Foto setiap halaman lontar dengan menggunakan kamera kualitas tinggi untuk mendapatkan salinan digital yang bermutu. Setelah memiliki versi digital akan membantu mengurangi interaksi atau menyentuh langsung lontar aslinya.
Penyimpanan Digital: Simpan versi digital di beberapa lokasi, baik secara online maupun offline, untuk memastikan keamanan dan aksesibilitas.
5. Keamanan dan Aksesibilitas:
Keamanan: Simpan manuskrip lontar asli dalam kondisi terkunci dan hanya izinkan akses kepada staf yang berwenang atau peneliti yang telah mendapat izin.
Aksesibilitas: Sediakan fasilitas untuk melihat versi digital, misalnya melalui sistem katalog online, yang memungkinkan akses lebih luas tanpa membahayakan fisik manuskrip lontar.
6. Edukasi dan Kesadaran:
Program Publik: Selenggarakan seminar, pameran, dan lokakarya yang menekankan pentingnya manuskrip lontar dan kontribusinya terhadap penguatan nilai-nilai budi pekerti, kesenian, keagamaan, sejarah lokal, dan peran strategisnya bagi kebudayaan secara umum.
Publikasi: Terbitkan makalah dan buku yang membahas pengetahuan dari manuskrip untuk mengedukasi publik. Terbitan atau copy yang mengandung isi lontar akan memberikan bekal masyarakat dan anak-anak di masa depan pedoman renungan dan nilai-nilai budaya lokal untuk menghadapi pergaulan global.
7. Kolaborasi dengan Ahli:
Penelitian: Ajak ahli di bidang filologi, sejarah, dan arkeologi untuk melakukan penelitian mendalam dan mendistrusikan pengetahuan dalam lontar menjadi buku-buku dan artikel yang bisa dipahami publik yang lebih luas.
Jaringan dan Kemitraan: Bangun jaringan dan kemitraan dengan institusi lain untuk berbagi pengetahuan dan sumber daya dalam upaya pelestarian.
8. Kolaborasi dengan Seniman dan Penulis:
Karya Kreatif: Untuk mengaktualisasikan isi lontar dalam kehidupan kekinian perlu ada interpretasi isi lontar menjadi karya kreatif baru dan disebarkan melalui media sosial modern. Ini bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan para penulis kreatif (novelis, penyair dan penulis lepas), seniman tembang serta teater tradisional dan modern, untuk membuat interpretasi baru terhadap isi lontar menjadi sumber penciptaan seni kreatif lain.
Pementasan Seni: Pementasan seni berbasis pengetahuan lontar sangat strategis untuk berbagi pengetahuan dan pelestarian nilai- nilai yang terkandung dalam lontar. [T]
Penulis: Sugi Lanus
Editor: Adnyana Ole
- Materi ini disampaikan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Museum Pustaka Lontar, Dukuh Penaban, Karangasem, pada Jumat, 28 Februari 2025
- BACA artikel lain dari penulis SUGI LANUS