13 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Vincent ChandrabyVincent Chandra
June 12, 2025
inUlas Rupa
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Gusade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal 31 Mei 2025, berlangsung hingga 31 Juni 2025

***

PADA titik dimana gelas kering terisi Budhi Pekertuy dan batang rokok mulai terbakar, setiap seniman (muda) akan berhadapan dengan pertanyaan paling ghoib dalam sejarah seni rupa: “apa alasan material ini dipilih?” Apakah benar, material adalah cara berbahasa sekaligus medan pertarungan tafsir, atau, jangan-jangan hanya kebetulan teknis dan keterbatasan akses di studio? Boleh jadi oleh alam pikiran seniman, hendaknya membaca pilihan material sebagaimana membaca keputusan untuk jatuh cinta pada seseorang. Disana ada pertimbangan, ada insting, ada naluri, namun lebih banyak lagi kecelakaan dan ketaksengajaan.

Ketika Gusti Kade (Gusade) memutuskan berpameran tunggal dengan karya-karya mutakhirnya, pertanyaan ini jadi tampak lebih mendesak untuk saya tanyakan.  Mengapa ia bersikukuh (baca: setia) pada benang sulam, potongan kain, canvas mentah, dan sisa-sisa jejak teknologi pewarna tekstil yang luput dari radar museum?  Apa yang menggerakkan tangan (dan pikirannya), ketika memilih sulam Jembrana sebagai ladang eksplorasi? Bukankah ia sudah cukup lama bermigrasi melintas medium, dari melukis hingga bereksperimen dengan aneka readymade object? Ada apa di balik jebakan kain dan benang, hingga seorang lulusan seni lukis pun rela memagut keruwetan teknik, yang konon dipandang remeh dalam hierarki seni rupa kontemporer?

Karya Gusti Kade (Gusade) | I Kadek Bagaskara

Banyak sudah yang menulis tentang material dan medium dalam seni rupa. Saya senang dengan cara pandang dari salah satunya, semisal Michael Baxandall dalam “The Limewod Sculptors of Renaissance Germany”. Ia menunjukkan betapa pilihan kayu semata-mata bukan masalah teknis, melainkan dunia tanda, bahkan dunia ide. Medium adalah ruang dialog antara ide dan kemungkinan konkret. Ia bukan sekadar kendaraan gagasan, tetapi juga laboratorium di mana gagasan itu diuji, diragukan, bahkan dibontang-banting.

Saya lihat hal yang serupa juga tercermin dalam seluruh lanskap budaya rupa Bali. Kutipan ngorta geles bolak-balik antar kawan-kawan di Gurat Institute menggarisbawahi pula, bahwa material dalam seni dan budaya Bali sesungguhnya terus bergerak dari artefak sakral, menjadi penanda identitas kolektif, hingga akhirnya melintasi batas untuk hadir sebagai ekspresi seni kontemporer. Dengan demikian, material, di tangan seniman, tidak pernah tinggal diam sebagai simbol tunggal–ia senantiasa bernegosiasi, mencari makna baru di setiap zaman dan konteks yang melingkupinya.

Sehingga wajar Gusade sendiri memandang material yang ia olah hari ini sebagai titik temu antara kenangan, tubuh, tangan, dan tafsirnya. Pilihan pada sulaman, pattern/motif/patra, serat kasar, warna tajam nan mentah, semua itu kemudian bukan sekadar spektrum visual, melainkan jejak dari panjang riwayat sejarah yang ia dan keluarganya telah alami, sebut saja satu tradisi yang kini seringkali hanya diwariskan tanpa terlalu banyak tanya.

Pengunjung pameran karya-karya Gus Kade| I Kadek Bagaskara

Yang saya percayai di Bali, material adalah ikhtiar menata dunia. Bahan (medium, ingredients) adalah takdir dan tanda-tanda. Wastra, kain, ukiran, kayu, batu, semua punya makna, harga, dan kelas. Ini berlaku pula pada sulam Jembrana, karya tekstil khas pesisir Bali bagian Barat yang pada awal berkembangnya dipandang sebagai alternatif dari wastra elitis nan adiluuhung, sebagai bagian dalam kepentingan ritus adat dan penanda sosial di kampung. Oleh Gusade, ia justru kini menyeberang menjadi alat tawar di pusaran seni rupa kontemporer.

Sulam Jembrana, dengan segala ke-tidak-proprsional-an bentuk wayangnya, warna-warna komplementer yang mungkin akan membuat pengampu estetika Barat mengerutkan dahi, adalah glitch dalam narasi seni rupa  Bali. Ia tidak benar-benar sakral seperti kain-kain elit kelangenan para trah penguasa, tapi tidak sepenuhnya juga liar. Ia adalah estetika yang bergeser, material yang mencari jalannya sendiri di antara kemapanan dan improvisasi.

Gusti Kade (Gusade) dan karyanya | I Kadek Bagaskara

Lahir dan besar di antara Jembrana dan Kuta, Gusade membawa kisah panjang  yang membentang antara ruang keluarga, derut suara mesin jahit, dan pewarna kain. Ia masuk ke ruang riset, menyoal motif, warna, dan bidang, bukan untuk sekadar menyalin pola, tetapi untuk menginterogasi mengapa pola itu mesti ada, mengapa warna-warna itu mesti tetap bertentangan dalam proses nyalanang warna misalnya, dan mengapa selalu ada ruang kosong baik dalam karya kain maupun relief-relief di Bali.

Dalam kerjanya, sulam Jembrana tak lagi diambil bulat-bulat hanya sebagai pakem visual, tetapi menjadi titik berangkat bahkan meloncat untuknya. Bagaimana mengolah motif tanpa harus takut pada tuduhan menyalahi tradisi? Atau bagaimana agar terbebas dari penjara emosional untuk selalu menarik narasi karyanya pada sulam Jembrana? Gusade, dengan keluguan dan kadang keisengan khas perupa Bali, lalu mencoba menguliti sejarah tradisi tersebut sambil merayakan kebebasan ekspresinya sebagai seniman otonom.

Karya Gusti Kade (Gusade) | I Kadek Bagaskara

Demikian sekelumit tawaran gagasan dalam pameran tunggal perdananya yang ia bingkai dalam tajuk “Tusuk Kusut”. Tajuk ini bagi Gusade bukan sekedar permainan kata. Melainkan idiom yang melumati kegelisahan utamanya hari ini. Kata ‘tusuk’ secara langsung berasosiasi pada teknik sulam yang ia pilih, sementara kata ‘kusut’ sebagai pasangannya dapat terbaca sebagai representasi dari kondisi/ upaya jalin-menjalin memori, tradisi/identitas, dan kreativitasnya yang tampak samar-samar dan sukar ia uraikan secara gamblang selain melalui praktik seni yang ia jalani.

Material, teknik, dan estetika. Kurang lebih tiga aspek utama itu yang ia sasar dan ungkap pada pameran tunggalnya. Praktis seperti ringkasan buku pelajaran. Tapi justru dari kemandekan “praktis” itulah Gusade berangkat. Ia memilih material yang terdekat dalam lingkungannya, gambaran motif yang tak pernah sepenuhnya presisi, warna-warna yang saling menyoal keelokan, dan bidang yang setengah meledak. Sulam Jembrana melalui eksplorasinya menjadi laboratorium visual, medan pengujian dan benturan gagasan.

Mari kita berlama-lama di hadapan karyanya. “Unproportional Patra Punggel” dan “Unproportional Karang Tapel”, sebuah kanvas besar yang dijalin benang dan warna remasol, mengaburkan mana permukaan dan mana yang menonjol, mana yang sengaja ‘dirusak’, mana yang mendamba indah.  Karya ini seperti mengajak kita bertamasya ke ruang di mana teknik sulaman menghadirkan tekstur embos, warna-warna saling tolak namun juga saling tarik, dan ornamen yang tampaknya salah letak.

Gusade tengah menyodorkan tafsir, tentang estetika Bali yang kerap melalui motif-motifnya membangun perasaan repetitif, kadang menjemukan, kadang justru memukau. Pemilihan kontras warna, bukan sekadar untuk memamerkan keterampilan teknis atau kejutan visual. Ia untuk menegaskan “Aku berbeda, dan itu baik-baik saja.” Seperti halnya inspirasi utama Gusade, Sulam Jembrana.

Pada umumnya para dedengkot seni rupa sepakat, material dan medium adalah bahasa. Dalam tangan perupa (atau siapa saja yang berani membongkar preset tradisi), ia adalah kendaraan menuju rung-ruang tafsir yang semakin cair dan luas. Material memang bisa menjadi penjara gagasan, mengulangi lagi mitos dan pakem yang stagnan. Tapi seperti remasol yang tumpah di kanvas, peluangnya justru lahir di tengah kekacauan. Material yang sama, jika dioperasikan dengan cerdas, mampu melampauinya dan membuka jalan pada kemungkinan baru. Oleh   Gusade, material bertransmigrasi makna, dari tekstil sakral, ke tentangan modernitas, ke medan tafsir personal.

Karya Gus Kade dan pengunjung pameran | I Kadek Bagaskara

Maka, karya-karya dalam pameran tunggal Gusade ini bukan lagi menyoal Sulam Jembrana semata, ia tengah jungkirbalik berupaya mendefinisikan praktiknya. Atau lebih tepatnya memilih menjadi dirinya sendiri. Kepada para penikmat seni, ia termenung dan menantang: benarkah yang kita pandang ini “hanya” karya tekstil? Atau, justru ini adalah salah satu model seni rupa kontemporer Bali, yang memilih berumah pada benang, jarum, dan sejarah panjang kain sederhana, yang seraya tak pernah lelah mempersoalkan dirinya sendiri?

Pada berakhirnya hari, Gusade boleh jadi memang tengah menyulam pertanyaannya sendiri-antara identitas, tradisi, dan kemungkinan-kemungkinan baru di medan seni rupa kontemporer Indonesia.

Selamat berpameran dan menerabas kusutnya teka-teki pikiran dan rupa, Gus. [T]

Penulis: Vincent Chandra
Editor: Adnyana Ole

Catatan Pendek Sekali: Pameran Tunggal Naela Ali, The Beauty of The Mundane
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan
Tags: Pameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

Next Post

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

Vincent Chandra

Vincent Chandra

lahir dan besar di Medan, menempuh pendidikan S1 di Undiksha, Singaraja. Senang menggambar, melukis, menulis, dan terus ingin belajar hal-hal baru.

Next Post
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more

Paradoks Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Menghina

by Ahmad Sihabudin
June 10, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

BERPENDAPAT katanya boleh mengatakan apa pun, bebas berekspresi, termasuk pernyataan “hinaan”. Kalau begitu menghina juga sama dengan berpendapat, menurut para...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co