30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tanah Kawin | Cerpen Sonhaji Abdullah

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
November 23, 2024
inCerpen
Tanah Kawin | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ilustrasi tatkala.co

AKU tahu betul Busro yang rumahnya satu kilo meter dari rumahku itu adalah preman yang tidak banyak basa-basi. Kalau sepi, dan sedang berkonflik dengan dia, orang bisa hilang kepala. Dan, kalau sedang ramai, setidaknya hidung patah tulang kena tonjok.

Lebih-lebih meremas jari lawannya seperti meremas tete Nursinah yang sering diremasnya malam hari, diam-diam. Bedanya hanya birahi seks melemahkannya dan nafsu membunuh, menggilakannya. Yang jelas, ia selalu gila meremas.

Busro Edan! Begitulah orang-orang membencinya di belakang. “Tai!” cemooh yang lain sangat benci.

Sebab itulah barangkali, Eman, tetangga yang lima langkah dari rumahku, ingin naik haji untuk mengadukan perbuatan umatnya kepada Nabi melalui makomnya di Makkah Al-Madinah yang suci.

Saya tahu, naik haji bisa membangkitkan martabat, pula seseorang bisa dihormati, pula didengar apa saja yang berasal dari mulut, bahkan dari dubur sekalipun. Apalagi, Eman memang jarang didengar jika membicarakan tentang Busro, bahwa lelaki itu benar-benar breng-seks.

Tapi ia memiliki kelebihan lain, kalau berbicara dengan orang yang sedang marah-marah, bisa tidak jadi marah-marah orang itu. Hebat sekali Eman ini. Ilmu apa yang ia punya? Dimana ia bertapa? Orang-orang tak tahu. Akupun tak tahu.

Tak satupun orang bisa marah ke Eman. Tapi Busro menjadi musuhnya yang sangat dekat dengan Eman, ini soal tetangga, ya, aku tahu betul mereka cekcok dan Busro selalu bawa golok.

“Kiwari! Kiwari! Paeh Dia Kuaing! Bedul!” ancam Busro ke Eman sepuluh tahun yang lalu.

“Jawara! Jawara!” riuh orang berbisik.

Eman tak keluar rumah saat itu. Eman juga tak berbicara sekata atau tiga kalimat di balik jendela sambil mengintip misalnya. Tidak ada suara di rumah Eman. Kosong. Senyap. Setelah dijebol rumah itu melalui pintu, ternyata Eman kabur lewat pintu belakang tiga puluh menit yang lalu, bersama istrinya.

Kata orang-orang, Eman bertualang ke Mekah, pergi ke Arab Saudi bersama istrinya. Eman naik haji sambil bekerja jadi tukang sapu masjid Nabawi, sedang istrinya jadi buruh cuci di sana tapi tak lama, hanya enam bulan, dipulangkan oleh majikannya karena istrinya tak becus-becus berbahasa Arab. Dan istrinya mengisi rumah—balik ke kampung. Hidup sendiri. Mereka mandul, tak punya anak, walaupun sudah tiga puluh tahun menikah.

Sementara tiga tahun kemudian dari Mekah, Eman pulang. Menggondol banyak uang juga cerita-cerita pinggiran tentang bagaimana orang-orang Arab bergaul, sholat, bertengkar atau bercanda, hingga saling membantu satu sama lain. Yang ia praktikkan gayanya di kehidupan sehari-hari; kearab-araban, di rumahnya yang kecil di kampung.

Eman. Adalah buruh tani, juga sambil menjadi petani sebelum menjadi seorang haji. Tapi setelah tiga tahun kemudian itu, orang-orang mulai memanggilnya dengan gelar hasil menjual beberapa petak sawah ke seorang saudagar yang juga sama sepertinya, membenci Busro. Darah mati!

Eman, maksudku Haji Eman, telah berhenti bertani dan juga berhenti hidup susah, ia sekarang menjadi seorang Haji—yang mabrur dan sentosa, datang ke setiap pengajian dan juga tongkrongannya yang sebagian besar adalah teman-temannya dahulu. Sambil pakai peci putih—ia selalu mengajak mereka ibadah tepat waktu.

Semua diajaknya sholat berjamaah di masjid. Tapi, sesekali, ia juga membicarakan Busro, bagaimana kabar Busro sekarang?

“Sudah lama sakit. Kena santet!” kata yang lain.

“Astaghfirullah!” Kaget Haji Eman secara islami. “Sejak kapan?” lanjutnya bertanya dengan air muka khawatir.

“Sejak menjadi makelar tanah,” jawab yang lain.

Memang sih di Pantai Anyer itu, parkiran selalu dipegang Busro sejak lama. Busro yang pegang setiap setoran parkiran, sampai ke pedang kecil ibu-bapak yang sudah tua-tua itu, ia yang pegang. Upeti. Semua harus setor ke dia, kalau tidak, kepala atau perut bisa jadi samsak empuk. Darah bisa mengalir di mana saja kalau malam hari. Busro memang beringas.

Tapi karena memang ini sudah lain, rezim pemerintah juga sudah mencair, sudah musimnya parlente juga. Gaya hidup Busro berubah. Dari bengis, agak sedikit tidak, jadi necis.

Ia memilih cara hidup, mempelajari bagaimana caranya menipu orang tanpa harus keras. Mengawini anak orang tanpa harus mengancam ibu bapaknya. Selain ilmu pelet sudah dikuasainya sejak dulu, ia sekarang konsisten mempelajari ilmu menipu dari temannya yang sukses menjadi makelar tanah, hanya karena hasil dari terampilnya jualan hape rusak sejak remaja.

Tapi nyatanya, Busro tak pandai komunikasi dan tak mau berangkat dari nol—jualan hape rusak. Ia menggunakan caranya yang lama; marah-marah, dan mengawini anak orang—bahkan istri temannya sendiri.

Anaknya saja sudah 15 dari tujuh istri kawin cerai, setiap tikungan Jalan Raya Pos, Jalan Daendels itu (meminjam kalimat bagus dari Pram) itu ada anak istrinya yang masih ada. Memang sih, di sana ia selalu dibenci dengan lirikan tak biasa dari anak-anaknya.

“Abah tukang kawin! Busuk!” hina anaknya suatu kali.

Orang-orang geger. Busro melengos pergi.

Aku masih menonton anaknya meraung-raung waktu itu, gila, rumahnya dijual dan anak istrinya ditelantarkan begitu saja tanpa peduli. Cerai. Busro memilih pergi ke gunung, di sana, ia menikah lagi dengan perempuan anget-anget tai ayam.

Punya anak lagi. Yang ini, ia punya gunung tidak hanya kebun atau anak. Rupanya, ia bukan makelar tanah yang biasa orang-orang ketahui—saktinya sebagai seorang jagoan, ia mendapat tanah hanya karena hasil kawin saja. Menipu para gadis dan janda. Busro tak ubahnya hanya sebagai lelaki bajingan yang mudah bocor lubang pipisnya, dan modal berani bawa golok.

Tapi pertengkaran dengan Haji Eman, ini lebih serius lagi. Mereka selalu bertengkar hanya karena percintaan yang receh di masa lalu. Bahkan sampai sekarang, pun, Haji Eman menebar kebencian tentang dosa besar Busro kepada dirinya—yang diam-diam, mau mencium pacarnya, yang sekarang menjadi istrinya itu—di tempat dangdutan acara hajatan anak dari seorang Kepala Desa di jaman saat Soeharto masih jadi Presiden.

Dengan cerita-cerita kekalahan Busro bahwa ia bukanlah pria yang jantan sebenarnya. Bukan pria yang baik. Sampai sudah jadi Haji, pun, Eman masih meneror Busro dengan kebencian melalui cerita kepada teman-temannya. Tebar-tebar benci kepada semua orang.

“Setelah dari Mekah. Aku kirim doa, jarum kecil-kecil untuk Busro!”

Semua orang terperanjat dari duduknya di sebuah warung. “Haji Edan! Nyantet!” [T]

  • BACAcerpen laindi tatkala.co
Maling Pratima | Cerpen I Made Ariyana
Toleransi 2 Hari | Cerpen I Made Ariyana
Made Merta dan Kisahnya Menabung
Rumah Tusuk Sate | Cerpen Putri Santiadi
Cintaku dan Cinta Kawanku | Cerpen Kadek Susila Priangga
Untuk Mamah dan Nenek | Cerpen Alfiansyah Bayu Wardhana
Tumbal Politik | Cerpen I Made Sugianto
Hyang Ibu
Jerit Padi Luka Pesisir | Cerpen Gede Aries Pidrawan
Arus Pelayaran | Cerpen Karisma Nur Fitria
Sejak Itu Samsu Berubah | Cerpen Khairul A. El Maliky

Sumbi Tak Mengandung Anak Tumang | Cerpen Amina Gaylene
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi IGA Darma Putra dari Paris | Kepada Sunyi, Kabut, Hujan

Next Post

Dongeng | Si Jangkrik Kalung yang Terlalu Percaya Diri

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Dongeng | Si Jangkrik Kalung yang Terlalu Percaya Diri

Dongeng | Si Jangkrik Kalung yang Terlalu Percaya Diri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more

PENJARA: Penyempurnaan Jiwa dan Raga

by Dewa Rhadea
May 30, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

DALAM percakapan sehari-hari, kata “penjara” seringkali menghadirkan kesan kelam. Bagi sebagian besar masyarakat, penjara identik dengan hukuman, penderitaan, dan keterasingan....

Read more

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co