GENGGONG masih terpelihara baik di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Bahkan, pemainnya masih tetap gembira memainkankan alat musik genggong pada ajang Buleleng Development Festival (BDF) 2024 di RTH Taman Bung Karno, Singaraja, pertengahan Agustus.
Genggong, alat musik yang dimainkan dengan hembusan angin dari mulut sembari menggetarkannya dengan tangan. Genggong bisa dimainkan sebagai alat musik tunggal tanpa ada instrumen lain. Namun sebagai hiburan, genggong biasa dipadukan dengan kecek, kenuk, kendang, suling, rindik, dan kempul.
Di panggung utama RTH Bung Karno, gengong dimainkan bersama 19 orang penabuh yang rata-rata usia di atas 50-an. Mereka membawakan sejumlah garapan tabuh seperti tabuh gegenderan dan tabuh pependetan.
Para orang tua itu masih menunjukkan kelihaian dalam memainkan alat musik tradisional itu. Penonton yang melihat dan mendengarkan pun terpukau.
Ketut Yana (55) selaku Ketua Sekeha Dharma Jati Desa Selat, Sukasada ini mengatakan kesenian genggong yang sejak 1980-an didirikan oleh Wayan Semita selaku penglingsirnya sampai sekarang masih eksis dan sering tampil diberbagai event, seperti pentas di Pawai Pembangunan, Hotel Matahari, Hotel Lovina dan pernah tampil di Pesta Kesenian Bali.
“Musik genggong satu-satunya ada di Buleleng, kalau di luar Buleleng hanya Gianyar Pegok dan Karangasem yang saya tahu. Dan pertunjukkan genggong ini bisa dilakukan pada acara Dewa Yadnya dan Manusia Yadnya seperti tiga bulanan, jika ada yang ngupah,” katanya.
Pemusik genggong dari Desa Selat, Sukasada, Buleleng | Foto: Dinas Kominfosanti Buleleng
Dalam upaya pelestarian seni pertunjukkan tradisional ini, kelompok pemusik genggong ini dibantu oleh tokoh masyarakat di desanya, pihak desa adat dan desa dinas berupa pakaian dan perangkat gamelan rindik serta biaya servis gamelan. Selain itu pemerintah kabupaten membantu memfasilitasi saat tampil di sejumlah even.
”Dukungan ini sangat berarti sekali untuk kami, dulu pernah mandeg, namun karena dukungan tersebut akhirnya bisa bergeliat lagi,” ujarnya.
Sebagai langkah regenerasi, Yana mengatakan telah merintis dan merekrut anak- anak usia sekolah di desanya yang memiliki bakat memainkan genggong ini untuk meregenerasi kelanjutan sekeha ini.
”Dukungan semua pihak sangat kami perlukan di tengah kemajuan zaman, inilah tantangan kami mudah-mudahan dengan penampilan kami di BDF Taman Bungkarno ini, semua pihak merasakan dan memiliki jiwa untuk ikut melestarikan seni budaya tradisional yang adi luhung ini,” katanya. [T]
Sumber: Rilis Kominfosanti Buleleng
Editor: Adnyana Ole