23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

Kerauhan Zaman Now dan Kesehatan Jiwa

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ by dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
August 28, 2020
in Esai

Sejak dulu kita ketahui bahwa kerauhan menjadi sebuah tradisi, bagian dari ritual keagamaan dalam masyarakat Hindu Bali. Hal ini menarik minat para wisatawan bahkan ilmuwan dari luar negeri untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada saat kerauhan dalam bingkai ritual keagamaan di Bali.

Akhir-akhir ini di Bali banyak sekali fenomena kerauhan yang makin unik, tidak biasa dan beragam yang diekspos di media sosial. Ada yang menganggap hal ini sebuah kemajuan, tapi tidak sedikit juga yang menganggap ini justru hal yang meboya, atau keluar dari esensi sebuah ritual. Kerauhan zaman now ini tak jarang menimbulkan gesekan sosial di masyarakat. Saya tidak akan mengulasnya dari sudut agama karena tidak mempunyai latar belakang akan hal itu. Saya ingin menyoroti apakah ada kaitan antara kesehatan mental dengan fenomena kerauhan zaman now.

Sebenarnya, fenomena kerauhan sebagai bagian dari ritual dan tradisi budaya Bali sudah menarik perhatian ilmuwan kesehatan mental di luar negeri, bahkan pada tahun 1972 sudah ada artikel jurnal ilmiah yakni American Journal of Psychiatry yang menyinggung tentang kerauhan. Kerauhan atau ketedunan adalah bagaimana seseorang dimasuki oleh kekuatan dewa, Bhatara atau roh tergantung dari apa yang dimunculkan saat kerauhan.

Saat kerauhan terjadi kesadaran seseorang berubah, bahkan ada yang disebut sebagai nadi yang mana perubahan kesadaran masih bisa terkontrol. Ada pandangan terowongan atau tunnel vision dan ia cukup bisa mengendalikan diri. Pada keadaan ini seseorang mempunyai kekuatan melebihi dari keadaan sadar dimana mempunyai kekuatan yang lebih kuat, persepsi sensasi di panca indranya meningkat sehingga menjadi kebal, tak merasakan panas oleh api maupun terlukai oleh senjata.

Pada proses ini sebagai bagian dari ritual tentu saja ia memiliki manfaat bagi umat di mana mereka bisa melihat sifat Maha Besar Tuhan yakni tidak terbakar oleh api, tidak terlukai oleh senjata dan sebagainya. Dan diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan dan keimanan umat terhadap kebesaran Tuhan. Kerauhan seperti ini jelas bukanlah sebuah gangguan kesehatan mental karena hanya terjadi sewaktu-waktu, hanya saat itu saja. Setelah selesai kerahuan pada sebuah ritual orang tersebut mampu untuk kembali bekerja, berkumpul kembali dengan keluarga dan tidak terjadi penurunan kualitas hidup.

Kerauhan sebagai bagian dari ritual ini hanya dialami di waktu-waktu tertentu dan tempat tertentu, misalnya saat ritual dan ada pada orang tertentu dalam hal ini mempunyai keadaan bisa, patut lan dadi. Hal ini tentu memancing keingintahuan banyak ilmuwan tentang apa yang terjadi saat kerauhan. Di sebuah jurnal ilmiah terdapat laporan penelitian yang dilakukan oleh Kawai N dan Honda M, peneliti asal Jepang di Bali yang menggunakan alat pendeteksi gelombang otak untuk membandingkan dan menemukan perbedaan antara orang yang kerauhan dan yang tidak.

Ternyata pada orang yang mengalami kerauhan memang terjadi perubahan gelombang otak bahkan setelah selesai kerauhan pun, beberapa menit kemudian, gelombang alfa dan theta-nya masih cukup tinggi. Jadi memang ada sesuatu yang terjadi di dalam otaknya, dan itu sementara saja an setelah itu tidak ada perubahan dalam kualitas hidupnya, tidak ada hendaya atau disabilitas sesudahnya. Belakangan ini, kata-kata kerauhan banyak sekali muncul di media massa untuk hal-hal yang tidak terkait dengan ritual keagamaan. Kalau kita lihat di kliping koran ada seorang pemuda “kerauhan” meminta sepeda motor Mio. Ada juga yang saat “kerauhan” menusuk kakeknya dan meminta rumah segera diselesaikan.

Menurut saya penggunaan kata-kata kerauhan ini tidak pada tempatnya dan membuat kerauhan menjadi sesuatu yang remeh. Kita tentu tahu, hal-hal di atas bukanlah bagian dari kerauhan karena tidak terkait dengan ritual tertentu dan tidak terjadi pada orang yang bisa, patut lan dadi. Patut dipertanyakan, apakah hal-hal ini sebagai kerauhan “tipe kedua” yaitu pura-pura kerauhan. Saya tidak akan banyak membahas hal ini dan segera beranjak pada kerauhan “tipe ketiga” yaitu keadaan dimana seseorang merasa yakin dirinya kerauhan padahal tidak. Pada keadaan ini ada latar belakang isu atau masalah kesehatan mental yang terjadi pada seseorang, misalnya ketidakmampuan mengekspresikan luapan emosi atau perasaan maupun permasalahan yang dialami.

Juga tentang riwayat kekerasan yang mungkin saja bisa terjadi tetapi sulit diungkapkan seseorang entah karena kondisi yang tidak memungkinkan atau situasi yang membelenggu dirinya. Ada beberapa gangguan mental yang berhubungan dan mirip seperti kerauhan yaitu gangguan konversi. Pada gangguan ini terjadi penurunan persepsi sensorik atau panca indera. Jadi sangat sulit dibedakan dengan kerauhan yang merupakan bagian dari ritual. Tetapi sebenarnya ada dasar masalah, ada latar belakang psikologis yang terganggu. Ada juga beberapa gejala yang mirip dengan hal ini, misalnya pada orang yang mengalami gangguan bipolar. Ketika berada pada tahaop manic dia merasa luar biasa, energinya berlebihan, banyak pikiran yang datang dan ramai di dalam otaknya tetapi tidak ada yang bisa dilakukan.

_____

BACA ESAI KESEHATAN JIWA LAINNYA:

  • Benci, Benar-benar Cinta
  • Mengelola Kemarahan di Masa Pandemi Nyaris Resesi
  • Berhenti Membicarakan Pandemi
  • Pendidikan Anak Terbaik di Masa Pandemi
  • Kecanduan di Masa Pandemi
  • TikTok Syndrome di Masa Pandemi
  • Orang Dengan Gangguan Jiwa, Siapa Bilang Kebal Corona?
  • Ingin Hilang Ingatan
  • Pandemi dan Gangguan Kecemasan Gelombang Kedua
  • Revolusi Tidur
  • Memaafkan 6000
  • Memaknai Kata “Terserah” Dari Kacamata Kesehatan Jiwa
  • Sakit Maag Lama dan Sulit Tidur, Bisa Jadi Psikosomatis
  • Pandemi, Belajar Mendengar dari Sang Kresna
  • Ketidakpastian Pandemi: Dukungan Psikososial Vs Teori Konspirasi

____

Beberapa bisa saja muncul gejala seperti kerauhan. Ada juga yang sifatnya gangguan mental berat di mana ada perubahan isi pikir yang salah dan aneh, bisa jadi soal keagamaan, bisa jadi soal kebesaran atau rasa curiga tetapi berlangsung secara kontinyu. Pada kondisi seperti ini orang bisa mengalami gejala seperti kerauhan, tapi hingga berjam-jam dan berhari-hari tanpa bisa kembali lagi. Hati-hati, pada kondisi ini tentu membutuhkan penanganan atau terapi. Semua hal ini perlu dicermati untuk kemudian bisa mendapatkan penanganan. Saya menulis artikel ini bukan untuk menunjuk-nunjuk atau menghakimi seseorang; “Oh ini kerauhan, oh ini bukan kerauhan“  dan sebagainya. Tulisan ini adalah refleksi pada diri kita. Ketika kita belum bisa, patut, dan dadi dan mempunyai problem dalam kehidupan yang tidak mampu kita selesaikan, maka hal-hal ini secara bawah sadar bisa muncul sebagai sebuah fenomena seperti kerauhan.

Padahal ternyata itu merupakan bagian dari masalah psikologis kita. Kalau itu yang terjadi, maka sebaiknya segeralah mengenali diri, memahami diri. Apabila hal ini terjadi pada orang-orang terdekat kita, dukung mereka untuk mendapatkan pemeriksaan atau konsultasi sehingga kualitas hidup kita nantinya kembali baik. Ketika kita sudah merasa jernih kembali dan punya kualitas   hidup yang baik, keinginan untuk ngayah muncul dalam diri kita dan makin teguh. Tanpa proses kerauhan pun kita nantinya bisa berlatih, bisa meneguhkan diri melewati proses rmenjadi bagian pengayah ritual di Bali.

Dari ini semua saya ingin fenomena-fenomena kerauhan zaman now bisa dijernihkan dengan baik, sehingga tidak jatuh pada proses yang orang Bali bilang meboya, hanya untuk menarik perhatian atau mendapatkan follower yang banyak di media sosial dan sebagainya. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini latar belakang psikologis banyak orang secara umum menurun, karena berbagai masalah apakah itu masalah ekonomi, kesehatan, dan sebagainya. Penting sekali untuk berlatih terus untuk menghadapi masalah kita dengan baik secara sadar sehingga tidak perlu semua hal kita selesaikan di bawah sadar. Mudah-mudahan kita semua berada dalam dalam keadaan mantap jiwa dan raga.

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, Founder Rumah Berdaya, Pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bali dan Komunitas Teman Baik

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Penulis gembira dalam acara Gietman Mountain Bike 2019 (Foto-foto Istimewa)
Khas

Gietman Mountain Bike 2019: Jelajahi Hijau Alam Selemadeg & Betapa Ramah Petaninya

Waktu menunjukkan pukul 6.30 ketika saya hadir di banjar itu. Masih pagi. Beberapa lampu di depan rumah penduduk masih kelihatan ...

April 22, 2019
Esai

Surat untuk Pak Gubernur – “Bisakah Proses Balik Nama Kendaraan Bermotor Disederhanakan?”

YANG terhormat Bapak Gubernur Bali Wayan Koster. Pertama-tama, izinkan saya mengenalkan diri. Saya hanya salah satu warga yang berdomisili di ...

June 11, 2019
Foto koleksi Kardian Narayana
Esai

Sejumlah Kuliah Gratis dari Gunung Agung – Yang Terbaru “Hujan Lapili”

  KITA di Bali memang sering mendengar istilah-istilah yang berkaitan dengan aktivitas gunung berapi. Tapi yang biasa didengar, misalnya ketika ...

February 2, 2018
Esai

Mari Ulangi Membaca Galungan

Hallo, selamat Galungan. Galungan artinya menang. Ah, begitulah tafsirnya turun temurun. Tidak tahu saya, sekarang ini saya keturunan keberapa yang ...

July 30, 2019
Gamat Bay. [Sumber foto: batansabo.com]
Opini

Gamat Bay di Nusa Penida, Kawasan Lumbung Ekologis yang Kini Naik Ring Promosi

Satu lagi objek wisata Nusa Penida (NP) yang naik ring promosi yaitu Gamat Bay (Teluk Gamat). Dulu, kawasan ini merupakan ...

April 18, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ni Nyoman Sri Supadmi
Esai

Teknologi Berkembang, Budaya Bali Tetap Lestari

by Suara Perubahan
January 23, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1355) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In