17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha

TikTok Syndrome di Masa Pandemi

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ by dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
July 10, 2020
in Esai

Belakangan ini beredar kabar tentang orang-orang yang terlalu sering main TikTok tiba-tiba gerakan-gerakan di tubuhnya sulit terkendali bahkan ketika beraktivitas sehari-hari. Kita tahu bahwa itu sebenarnya hanya gimmick, bukanlah sesuatu fakta yang benar bahwa ketika seseorang sering bermain TikTok gerakan tubuh atau kernyitan mimik wajahnya secara otomatis bergerak sendiri. Jadi itu tidak ada dan hanya merupakan gimmick di dalam permainan TikTok sendiri.

Dalam ilmu kesehatan jiwa memang ada gangguan-gangguan yang serupa dengan hal itu yang dinamakan Tourette Syndrome, di mana seseorang bisa mengatakan sesuatu atau menggerakkan tubuhnya berulang-ulang. Tetapi yang perlu dipahami adalah Tourette Syndrome tidak berhubungan sama sekali dengan permainan TikTok.

Kali ini saya tidak akan banyak membicarakan soal TikTok tetapi yang saya maksud dengan TikTok Syndrome pada masa pandemi ini adalah bagaimana memori seseorang dalam masyarakat begitu cepat berubah. Kita ingat ketika di awal masa pandemi banyak dari kita begitu takut bahkan cemas berlebihan terhadap pandemi Covid-19. Tanpa dikoordinir masyarakat mengelu-elukan petugas kesehatan sebagai garda terdepan yang belum tentu tenaga kesehatan sendiri inginkan seperti itu.

Tapi belakangan justru berubah, bagaimana di masyarakat karena terdorong untuk mempertahankan produktivitas justru menganggap tenaga medis adalah barisan yang konyol yang membatasi gerak mereka secara berlebihan dan berpikir bahwa virus Corona ini hanya hoaks terbesar abad ini.

Tentu ini merupakan pemikiran yang “TikTok”, pemikiran yang terlalu cepat berubah secara drastis dari kiri ke kanan bukanlah sesuatu yang baik untuk kesehatan mental kita. Sebenarnya ada dua hal yang perlu kita hindari di masa pandemi yakni mempunyai sikap mental yang terlalu takut, terlalu cemas dan menjadi tidak fokus pada hal-hal yang harusnya kita bisa lakukan, misalnya melakukan protokol kesehatan; physical distancing, memakai masker, dan rajin mencuci tangan.

Sebaliknya, terlalu drastis berpikir bahwa pandemi Covid-19 adalah tidak nyata, kita perlu abaikan dan setiap orang yang mengingatkan kita tentang bahaya itu adalah musuh, adalah dibayar, adalah konspirasi. Itu juga bukanlah sikap mental yang baik dalam menghadapi pandemi.

Suatu saat ketika ternyata kita yang terkena maka kecewanya akan luar biasa, bahkan kemungkinan besar justru mengalami depresi; menyalahkan diri sendiri bahwa kita pernah berpikir demikian. Jadi bagaimana mengelola emosi kita tetap berada di tengah-tengah di antara kedua kutub itu. Kita tetap bisa produktif, bisa fokus pada apa yang kita kerjakan sementara masih perlu kewaspadaan. Sehingga dalam menjalankan produktivitas kita tetap menggunakan protokol kesehatan, semudah tiga hal tadi; rajin mencuci tangan, memakai masker dan melakukan physical distancing.

Kita ingat saat ini merupakan New Normal, bukanlah kenormalan yang lama. Jadi, memang tetap perlu membatasi kegiatan hanya pad ayang sifatnya bekerja dan hal-hal yang penting. Ada fenomena menarik yang saya lihat, saking euforia-nya ketika kita memasuki New Normal tiba-tiba seorang pejabat di Bali membuka touring mobil yang sebenarnya tidak berhubungan dengan produktivitas kerja. Lalu untuk apa hal itu dilakukan, ketika nantinya bepergian yang notabena tidak berhubungan dengan produktivitas dan bisa menimbulkan gelombang baru Covid-19, barulah nanti kita akan kecewa.

Bagaimana kita menjaga stabilitas antara produktivitas dan keamanan, itu yang perlu dilakukan. Sehingga masyarakat tidak terjebak pada apa yang saya namakan “TikTok Syndrome”: bagaimana memori kita cepat berubah, ketika dulu kita menganjurkan meniru Korea Selatan, kita lakukan Rapid Test secara masif tapi di kemudian hari banyak yang menentang hal itu.

Jadi belajarlah untuk tidak terlalu fanatik pada satu sikap, kalau kemudian nantinya kita akan berubah di kutub sikap yang lain. Kita tetap harus ingat bahwa kunci dari kesehatan mental adalah dan fleksibilitas, bagaimana kita bisa secara terbuka memilah informasi-informasi yang ada dan tidak cepat melakukan praduga-praduga. Karena hal itu akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan di masyarakat.

Dan tentu menghadapi pandemi tanpa rasa percaya satu sama lain, tanpa kekompakan, sama dengan sia-sia. Mudah-mudahan kita semua selalu berada dalam keadaan mantap jiwa raga hingga pandemi Covid-19 ini usai. [T]

Tags: covid 19kesehatankesehatan jiwatiktok
dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ

Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, Founder Rumah Berdaya, Pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Bali dan Komunitas Teman Baik

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha
Esai

Ketika Tim Kreatif Tak Lagi Kreatif

Di era modern seperti sekarang, televisi tak lagi menjadi idola. Saya masih ingat betul ketika nenek saya bercerita soal bagaimana ...

June 15, 2020
Esai

Muka Gua

Judul itu bukan bahasa gahol ala-ala. Muka itu wajah, gua itu goa. Artinya wajah yang terlihat seperti goa. Pastinya wajah ...

February 19, 2019
[Ilustrasi foto: Mursal Buyung]
Esai

Hati-Hati, Jangan “Mati” Karena Ekspektasi

Matahari terbit di ufuk timur. Sinarnya memeluk tubuh tanpa bertanya. Dan ini salah satu pertanda bahwa hari akan dimulai. Sebagai ...

June 5, 2020
Karang Boma di Puri Ubud/google
Esai

Karang Boma; Penghancur Segala Mara Bahaya – Catatan Berwisata Bersama Anak

  TAHUN Baru 2018 ini, kami sekeluarga tak pergi jauh-jauh, hanya jalan-jalan sekitar kota. Saya pribadi percaya, kalau liburan itu ...

February 2, 2018
Ilustrasi Foto Mursal Buyung
Puisi

Puisi-puisi Angga Wijaya || Menulis Halusinasi, Pada Kopi Aku Percaya

Ramadhan, Hari Kesepuluh Menggapai-Mu di malam hening Ayat kudengar merdu di telinga Tutupi luka di sekujur tubuhku Masa lalu terasa ...

May 31, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In