23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Ilustrasi: google

Ilustrasi: google

Renungan “Tumpek Wayang” di Akhir Tahun: Manusia Selalu Dikejar Sang Kala

I Gusti Bagus Weda Sanjaya by I Gusti Bagus Weda Sanjaya
February 2, 2018
in Opini
180
SHARES

Selamat Tahun Baru 2017!!!

Selamat merayakan Tumpek Wayang, untuk krama Hindu Bali!

Suatu kebetulan yang langka, akhir tahun 2016 bertepatan dengan tumpek terkeramat dalam kepercayaan Hindu Bali. Adalah Tumpek Wayang. Tumpek terakhir dalam putaran pawukon Hindu.

Tumpek mengandung makna hari suci yang didasari atas pertemuan hitungan terakhir dalam saptawara (Saniscara) dengan hitungan terakhir pancawara (Kliwon). Dalam satu putaran pawukon, terdapat enam kali Saniscara Kliwon (tumpek), yaitu Tumpek Landep sebagai simbol harmonisasi hubungan manusia dengan piranti kehidupan. Lalu, Tumpek Wariga melambangkan keharmonisan hubungan manusia dengan tumbuhan, Tumpek Kuningan mewujudkan hubungan harmonis manusia dengan leluhurnya, Tumpek Klurut penghormatan manusia terhadap keindahan dan kasih sayang, serta Tumpek Uye sebagai wujud hubungan harmonis manusia dengan binatang.

Dan yang terakhir adalah Tumpek Wayang, tumpek yang dimaknai sebagai simbol keharmonisan manusia dengan kesenian dan taksu.

Selain dimaknai sebagai harinya kesenian dan taksu, Tumpek Wayang juga memiliki kesan tenget, karena dikaitkan dengan cerita Bhatara Kala – putra Siwa yang berwujud raksasa. Semasa kecil, bahkan selama wuku Wayang, saya dan anak-anak di kampung saya agak takut untuk keluar rumah. Takut diculik memedi, samar, atau raksasa.

Tumpek Wayang merupakan tumpek spesial dari tumpek-tumpek lainnya, karena bertepatan pula dengan Kajeng Kliwon. Saniscara Kajeng Kliwon wuku Wayang. Semua unsur tersebut adalah hitungan terakhir dalam saptawara, triwara, pancawara, dan urutan tumpek itu sendiri. Akhir, akhir, akhir, dan akhir. Yang memiliki akhir adalah waktu. Kala.

Secara filosofi, cerita Bhatara Kala sebagaimana yang termuat dalam Lontar Kala Purana memberikan sebuah pesan moral kepada manusia bahwa hidup manusia selalu dikejar Sang Kala (waktu). Lahir, hidup, dan matinya manusia selalu dikejar oleh waktu.

Di hadapan waktu, manusia amatlah kerdil. Manusia tak memiliki daya untuk melawan putaran waktu. Namun, ada satu hal yang dapat menyelamatkan hidup manusia dari kesia-siaan karena dikejar waktu, yang dalam cerita Kala Purana digambarkan sebagai wayang: kesenian terkomplit, dengan mengemas unsur tari, tabuh, tembang, dan drama dalam satu pertunjukan. Menikmati wayang, menikmati kesenian. Menikmati kesenian, menikmati hidup.

Lontar Kala Purana memberikan kita sebuah pesan moral, agar hidup ini tak sia-sia, maka nikmatilah hidup!

Lalu, sudahkah kita menikmati hidup di sepanjang tahun 2016 ini? Atau masih dikejar oleh waktu? Oleh masa lalu, ataupun kecemasan akan masa depan?

Inilah yang seharusnya menjadi refleksi di penghujung tahun 2016. Di tanggal 31 Desember ini. Di malam Tumpek Wayang ini.

Dalam menyambut berakhirnya tahun, tak jarang ada yang merasa, setahun itu sangat cepat berlalu. 365 hari terasa terlewati begitu saja. Apa yang telah kita capai selama tahun ini? Apa yang akan kita targetkan di tahun depan?

Belakangan kita mengenal istilah resolusi awal tahun. Jika dicek beranda Facebook di minggu-minggu ini, tentu akan banyak dijumpai postingan mengenai resolusi tahun baru. Dari hal-hal sederhana – seperti memutuskan untuk menikah, hingga hal-hal besar – seperti mendatangi undangan nikahan mantan.

Menilik resolusi tahun lalu, tentu ada hal yang tercapai, dan mungkin ada yang tak tercapai. Kegelisahan akan menghantui terhadap kegagalan-kegagalan yang kita temui di tahun lalu. Akankah kegagalan itu terulang di tahun depan? Inilah wujud ketakberdayaan manusia terhadap waktu. Masa lalu, dan masa depan.

Untuk itulah, renungan Tumpek Wayang perlu diperhatikan. Jangan mau dikejar oleh waktu! Nikmatilah hidup! Target dan resolusi boleh saja tak tercapai sepenuhnya. Karena yang terpenting bukanlah ketercapaiannya semata, melainkan usaha dan proses yang telah dijalani dalam mencapainya. Kegagalan boleh saja datang berkali-kali, namun pastikan setiap kegagalan datang, ada hal yang dipetik. Ada hal yang dipelajari.

Tahun 2017 boleh saja membawa lebih banyak lagi kegagalan, tapi pastikan akan jauh lebih banyak lagi keceriaan. Jika keceriaan tiba-tiba hilang, tontonlah wayang!

Hey, hidup ini sendiri adalah pementasan wayang, Kawan.

Hidup ini sebuah karya seni.

Nikmatilah! (T)

Tags: balirenungantahun baruwayang
I Gusti Bagus Weda Sanjaya

I Gusti Bagus Weda Sanjaya

Pembelajar yang ditugaskan menemani pembelajar lain untuk belajar. Serupa guru. Lahir di Tabanan, lereng selatan Gunung Batukaru.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Ilustrasi: Dek Omo
Esai

Untuk Mahasiswa Akhir – Inilah Tips Super Bikin Skripsi jadi Lancar

HALO sahabat mahasiswa super di manapun kalian berada, selamat beraktivitas. Semoga semua hidup berbahagia dan dalam lindungan dosen yang maha ...

February 2, 2018
Opini

Mahasiswa Bidikmisi: Mutiara Harapan Bangsa – Kadang Nangis Nunggu Dana Cair

  BIDIKMISI merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada para mahasiswa yang keadaan ekonominya masih dikatakan dalam serba kekurangan baik dari ...

February 2, 2018
Ilustrasi berjudul Memahami Komunitas oleh  Oceu Apristawijaya
Esai

Mengetuk Pintu dan Memasuki Suatu Komunitas || Dari Buku “Melawan Setan Bermata Runcing”

Dari semua acara di  tahun 2020 yang saya hadiri,  yang paling meninggalkan kesan mendalam adalah pameran seni  sekaligus diskusi buku ...

January 14, 2021
Energi solar panel dalam acara Pra Bali Yang Binal di TBK. (Foto by @hadhi kusuma)
Khas

Energi Esok Hari di Acara Pra Bali Yang Binal: Romantisme dan Masa Depan

Taman Baca Kesiman (TBK), Kamis 16 Mei 2019,  sudah tampak ramai. Hari itu adalah hari digelarnya acara Pra Bali Yang ...

May 17, 2019
Ilustrasi diolah dari sumber Google
Esai

November dan Botol Limun – Tiba-tiba Teringat Timpal Dole Sumadi

  NOVEMBER, sebagaimana mungkin banyak orang lain, selalu mengingatkan saya pada sebuah lagu GunsN’Roses yang menggeram, dengan dentum drum dan ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ni Nyoman Sri Supadmi
Esai

Teknologi Berkembang, Budaya Bali Tetap Lestari

by Suara Perubahan
January 23, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1355) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In