20 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Sumber foto: www.banyuwangitourism.com

Sumber foto: www.banyuwangitourism.com

Bunuh Diri Bahasa Using Banyuwangi

Antariksawan Jusuf by Antariksawan Jusuf
February 2, 2018
in Opini
15
SHARES

MENILIK perkembangannya, bahasa Using Banyuwangi mengalami periode yang sangat mengkhawatirkan, yaitu apa yang disebut sebagai “Bunuh Diri Bahasa”. Pakar bahasa Jean Aitchison (2001), menyebut gejala Language suicide ini dalam fenomena yang berkembang di komunitas yang menggunakan dua bahasa atau lebih.

Kalau ada dua bahasa yang mirip, yang satu dianggap kurang bergengsi, kemudian meminjam kosakata, konstruksi dan ucapan dari bahasa lainnya yang secara sosial lebih diterima. Dalam proses jangka panjang, akhirnya bahasa tersebut akan diserap secara menyeluruh.  

Pengalaman sebagai penyelenggara lomba mengarang berbahasa Using dalam empat tahun terakhir ini, diadakan oleh Paguyuban Sengker Kuwung Belambangan (SKB), memperlihatkan kecenderungan Bahasa Using mengalami benturan itu. Sikap masyarakat terhadap bahasanya sendiri lah yang membuat lambat laun Bahasa Using mengalami kemunduran.  

Sebagian orang di Banyuwangi, menganggap bahwa Bahasa Using kedudukannya lebih rendah daripada Bahasa Jawa, hanya karena bahasa Jawa mempunyai krama dan krama inggil, yang membedakan pembicara dari kasta sosialnya.  

Seperti akar bahasanya, yaitu bahasa Kawi, bahasa Using tidak mengenal unggah-ungguh berdasar perbedaan kasta sosial seperti bahasa Jawa. Tetapi justru karena itu, oleh sebagian besar pendatang Jawa, bahasa Using dianggap tidak bermartabat. Dengan kuatnya pengaruh Jawa, generasi Using, apalagi yang berasal dari keluarga Jawa, memandang bahasa ini kurang cocok untuk berinteraksi sosial.  

Dalam lingkungan pergaulan sekarang, generasi tersebut juga lebih diajarkan berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa Inggris yang lebih banyak ditemui dalam pergaulan.  

Bahkan seorang guru Bahasa Using dalam sebuah seminar pernah mengatakan dia tidak akan mengajari anaknya Bahasa Using karena seorang muridnya mengatakan: “Pak Guru, cangkeme ana upane” (Pak Guru, mulutmu ada nasinya). Penggunaan kata “cangkem” dalam bahasa Using adalah hal yang lumrah. Sama halnya beribu-ribu kata lainnya karena dalam bahasa Using tidak dikenal ‘bahasa alusnya’.

Sementara dalam bahasa Jawa, seorang murid harus memilih kata dalam kategori krama atau krama inggil untuk gurunya. Kata yang tidak dikenal oleh anak-anak Using.  

Guru bahasa Using lainnya, yang pindah dari daerah berbahasa Using Rogojampi ke kota, kasihan melihat anaknya yang minder karena tidak bisa berbahasa Jawa dengan teman-teman sepermainannya. Mau tidak mau ia mengajari anaknya berbahasa Jawa dan meninggalkan bahasa Using.  

Seringkali dalam cerita atau karangan, muncul kata-kata berbahasa Jawa dari para peserta. Memang tidak bisa dipungkiri kalau sebagian peserta mengarang Bahasa Using ini adalah anak-anak yang berasal dari keluarga keturunan Jawa, Madura atau etnis lain yang memang banyak di Banyuwangi.  

Muncullah kata-kata yang sebenarnya sudah ada dalam bahasa Using, tetapi karena ketidaktahuan, kemalasan membuka kamus, ketidakacuhan, meminggirkan kata-kata bahasa Using. Misalnya, sudah ada kata Bahasa Using (kolom sebelah kiri) mereka menggunakan kata-kata Jawa (yang ada di kolom tengah):  

 

Bahasa Using               Bahasa Jawa                   Indonesia

Aron Waras Sembuh
Bangur Aluwung Lebih baik
Cumpu Ndilalah Ternyata (tidak seperti yang diharap)
Dhogolan Ote-ote Bertelanjang dada
Elom Luwe Lapar
Getap Wedian Penakut
Iyane Dheweke Dia
Jajang Pring Bambu
Kaples Melempem melempem
Lumur Gelas Gelas
Masiya Senajan Meskipun
Nunggang Numpak Naik kendaraan
Paceke Mesthi Setiap kali
Rika/ndika Sampeyan/panjenengan Anda
Saben Angger setiap kali
Tempong Tapuk Tempeleng
Uput-uput Leles Memungut
Wera Amba Lebar

 

Apalagi dengan tidak banyaknya literatur bahasa tulis, Bahasa Using menghadapi ancaman kematian bahasa itu sendiri.  

“When a language dies, it is not because a community has forgotten how to speak, but because another language has gradually ousted the old one as the dominant language for political and social reasons. Typically, a younger generation will learn an ‘old’ language from their parents as a mother tongue, but will be exposed from a young age to another more fashionable and socially useful language at school.” (Aitchison, 2001:235).  

(Kematian sebuah bahasa bukan karena komunitas tersebut lupa cara bertutur, tetapi karena bahasa lain secara perlahan menggantikannya sebagai bahasa yang lebih dominan secara politis maupun sosial. Biasanya, generasi mudanya belajar ‘bahasa kuna’ dari orang tua mereka sebagai bahasa ibu, lantas berhadapan dengan bahasa lain yang lebih kekinian dan secara sosial lebih bermanfaat di sekolah.)      

Yang membuat situasinya makin parah adalah: bahasa Using tidak mempunyai tradisi tulis yang kuat. Layaknya karya tradisional lainnya, sastra using berkembang sebagai sastra lisan, dalam bentuk lagu-lagu rakyat, pantun dan lain-lain.  

Keadaan itu menimbulkan kegerahan beberapa orang diaspora Banyuwangi maupun yang tinggal di Banyuwangi. Sekumpulan orang yang mempunyai visi sama untuk meningkatkan budaya baca tulis bahasa Using khususnya dan ikut menjaga budaya secara umum. Budaya membaca, harus juga didukung dengan tersedianya buku-buku. Munculnya buku harus didukung oleh penulisan, jadi terjaga adanya sebuah kegiatan literasi yang berkelanjutan.   Kelompok komunitas ini bergerak dengan menggunakan pendanaan mandiri tanpa bantuan pemerintah.  

Buku-buku yang diterbitkan ini sebagian dijual bebas di toko buku dan sebagian lagi dihibahkan ke sekolah-sekolah dan rumah baca untuk menggairahkan karya tulis berbahasa Using. Lomba mengarang tahunan itu sekarang sudah memasuki tahun yang keempat. Buku kumpulan hasil lombanya yang diberi judul Kembang Ronce sudah terbit tiga judul di tahun 2013-2014-2015. Gairah menulis sebenarnya sudah cukup besar karena setiap tahun rata-rata ada sekitar 50 naskah yang masuk ke panitia.  

Hanya dengan intensitas dan kerjasama penutur asli maupun pendatang untuk tetap menggunakan bahasa Using, niscaya ancaman menghilangnya bahasa Using dapat diredam sedikit demi sedikit. Dan perlu kerjasama semua pihak: pemda, DPRD, guru, dan terutama penutur yang terus menggunakan bahasa Using baik lisan dan tulisan. (T)

Tags: Bahasabanyuwangiusing
Antariksawan Jusuf

Antariksawan Jusuf

Ketua Umum Sengker Kuwung Belambangan yang setiap tahun menyelenggarakan lomba menulis cerita berbahasa Using, penulis buku bahasa Using serta editor lebih dari 10 buku berbahasa Using

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Ade Mikael Ardhana Ketaren
Esai

Covid-19, Paman Meninggal, Stres dan Meredakan Stres || Cerita Mahasiswa Rantau dari Undiksha

Saya mulai tulisan ini dengan satu cerita. Awal Desember 2020 saya mengalami rasa stress terberat dan membuat diri saya down. ...

January 19, 2021
Wulan Dewi Saraswati (kiri) dan penulis novel Luh, Ktut Sugiartha dalam acara Denpasar Book Fair 2019 (foto Putu Supartika)
Ulasan

Menyelami Makna Kehidupan dalam Novel “Luh” Karya Ktut Sugiartha

Judul               : LuhPenerbit           : Pustaka EkspresiTahun terbit    : Cetakan Pertama, April 2019Penulis             : Ktut Sugiartha One  is not ...

August 14, 2019
Ilustrasi by Inok
Opini

Pidato Bekas Mahasiswa: Skripsi Penting bagi Tukang Print

Berbahagia sekali saya masih diberi kesempatan untuk bernapas, kemudian tadi pagi masih berak dengan lancar, dan menyusun pidato ini dengan ...

February 2, 2018
Karya yang dipamerkan dalam Pameran Ibu Rupa Batuan si Bentara Budaya Bali, Minggu 8/9/2019
Acara

Pameran Ibu Rupa Batuan Sebentuk Penghormatan Terhadap “Ibu”

Seniman lukis dan topeng Batuan yang tergabung dalam Kelompok Baturulangun berpameran bersama di Bentara Budaya Bali (BBB) merujuk tajuk “Ibu ...

September 8, 2019
Ilustrasi diambil dari Google
Esai

Mau Glowing Tapi Malah Kepala Pening dan Dompet Kering

“I don't want another pretty faceI don't want just anyone to holdI don't want my love to go to wasteI ...

July 9, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Gowes di jalur Desa Siakin, Kintamani dan -Desa Les, Tejakula
Khas

Dulu & Kini | Desa Les dan Siakin – Jalan Hutan Terasa Dekat, Jalan Aspal Terasa Jauh

by Nyoman Nadiana
January 19, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Bangli Abad XII | Dan Potensi Masa Kini

by IGA Darma Putra
January 20, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1352) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (3) Khas (309) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In