17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Foto: Ole

Foto: Ole

“Bullying” di Sekitar Kita – Menyakitkan atau Bikin Bangkit

Putu Cahyadi Putra by Putu Cahyadi Putra
February 2, 2018
in Opini
3
SHARES

MENJADI berbeda bukanlah suatu kesalahan karena itu merupakan anugrah dari Tuhan. Manusia diciptakan berbeda-beda oleh Yang Kuasa. Ketika seorang anak berbeda dari orang di sekitarnya akan menjadi sesuatu yang aneh.. Ketika keanehan itu dianggap bahan yang lucu, mulailah kejahilan akan terjadi. Dan ketika kejahilan yang telah menjadi-jadi, bullying pun dimulai.

Bullying adalah tindakan di mana seseorang melecehkan, menjahili, menyiksa, mengucilkan seseorang dari pergaulan. Bullying terjadi secara terus menerus dan menjadi bekas yang menyakitkan pada seorang anak hingga dewasa. Namun ketika dewasapun hal ini tetap terjadi, tidak hanya dalam pergaulan, namun juga dalam adat Bali dan bermasyarakat.

Hanya Candaan Nak Cenik

Anggapan orang dewasa terhadap kejahilan anaknya ke tamannya sering ditanggapi biasa oleh sebagian orang tua. Lalu, apakah jika seorang anak melakukan kejahilan terhadap seseorang itu hal biasa?

Tentu saja tidak, kejahilan akan menjadi kebiasaan dan hal itu akan dibawa seorang anak hingga dewasa. Ketika dewasa seorang anak akan terbiasa mem-bully sesuatu yang dianggapnya tidak sesuai dengan dirinya. Timbullah keegoisan, yang menganggap dirinya selalu benar. Candaan anak kecil ada batasnya, mereka becanda dengan cara melecehkan temannya menjadi kesenangan bagi si pem-bully.

Anggapan jika candaan itu biasa, membuat bully menjadi sesuatu yang lumrah, ketika korban bully tidak dapat berbuat apa – apa, ia akan mendendam, terpuruk, kurang percaya diri, antisocial, tidak peduli akan sesosok “teman” yang mem-bully.

Pergaulan dan Candaan yang Menyakitkan

Candaan terkesan biasa di pergaulan anak muda. Dari candaan yang bersifat ejekan, geguyon menjadi lumrah. Seperti lumrah dalam humor-humor yang ada di acara komersial di televisi. Namun tidak semua orang dapat menerima suatu lelucon terhadap dirinya sebagai sesuatu yang lucu, ketika lelucon telah menjadi-jadi dan terus tambah parah, di situ akan terasa ada ketidaknyamanan akan lelucon tersebut.

Ingatlah “lidah tidak bertulang”, “kata-kata lebih menyakitkan daripada luka fisik”. karena kata-kata akan terus diingat di alam bawah sadar seseorang yang merasa dilecehkan dan direndahkan oleh sekelompok orang.

Namun adakalanya bullying menjadi alat untuk mengakrabkan diri terhada sesama sahabat. Ketika seseorang yang bersahabat telah akrab, bullying menjadi hal yang biasa dan lumrah bagi pergaulan mereka.

Ada kalanya kita melihat dalam grup atau kelompok pemuda yang bergaul dan terus memojokkan satu orang, mem-bully individu karena kekurangannya, baik fisik maupun karena pemikirannya yang tidak seperti mereka. Hal ini yang akan membuat dampak terhadap orang yang di-bully, mereka akan merasa kecil, terkucilkan, terlecehkan dan merasa dirinya tidak berguna.

Pem-bully akan terus membawa sifat tersebut, di kehidupan hingga ia dewasa. Tak hanya saat mereka anak-anak, namun saat mereka menjadi dewasa, sifat tersebut akan selalu ada karena sebuah kebiasaan. Ketika dihadapkan dalam kehidupan bermasyarakat, bullying terjadi.

“Ketika katik sate yang dibuat seseorang di banjar tidak bagus atau tidak sesuai aturan, akan digantung dan dipamerkan di muka umum” kata seorang krama banjar baru. Salah satu contoh kecil bullying tersebut terjadi di kehidupan bermasyarakat, hanya contoh kecil, namun sangat menyakitkan bagi si pembuat katik sate. Mestinya ada cara yang lebih baik untuk menyampaikan kesalahan tersebut, bukan dengan bullying.

“Ketika seorang anak di-bully karena ibunya dibicarakan bisa ngeleak, dan si anak depresi hingga sakit,” kata seorang sahabat. Hal kecil bermula dari ejekan, hingga seorang anak menerima semua yang dikatakan oleh “teman”nya tersebut, membuat ia tertekan dan hingga jatuh sakit.

“Hal yang lebih parah terjadi ketika seseorang yang dikucilkan dari masyarakat karena membuat suatu kesalahan atau hukum adat kesepekang” mungkinkah fenomena tersebut merupakan adat mengucilkan? Apakah kita akan terus memelihara sesuatu seperti ini?

Korban Bullying yang Bangkit

Korban bullying tidaklah serta merta menyerah dan pasrah, meski banyak yang berakhir dengan ekspresi. Ketika korban bullying melangkah keluar dari zona si pem-bully, atau memaksa keluar, mereka akan menyadari bahwa dunia ini luas.

Meraka akan dapat melakukan apapun yang positif untuk mengisi hidupnya, kadang sang korban akan membuktikan mereka lebih baik dari mereka yang mem-bully, dan ketika saatnya tiba, korban bullying datang dengan kepala tegak memandang si pem-bully dengan tatapan yang sederajat. Membuktikan bahwa dirinya dapat sukses dan lepas dari jerat cemoohan mereka. Ketika hal ini terjadi pem-bully akan menciut dan merasa bersalah akan perbuatannya dahulu. (T)

Tags: anak-anakbullyingsekolahsekolah dasar
Putu Cahyadi Putra

Putu Cahyadi Putra

Dokter hewan ini lahir di Payangan Gianyar. Suka membaca dan menulis karya ilmiah atau opini. Sedang melanjutkan studi S2.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Esai

Tentang Hujan

Hujan, ia seperti sebuah perjalanan pulang. Perjalanan pulang selalu ditunggu-tunggu dan menyertakan rasa rindu. Rasa rindu senantiasa meminta sebuah pertemuan ...

November 25, 2020
Sepeda gunung milik Amie Priyono yang digunakan untuk mengangkut sampah. (Foto: Amie Priyono)
Esai

Kegilaan Bersepeda dan Sampah yang Semakin Berserakan

Salah satu aktivitas masyarakat yang mencolok di tengah pandemi Covid-19 adalah bersepeda. Fenomena tersebut mulai terasa tidak  lama sejak diumumkannya ...

August 6, 2020
Opini

Pendidikan Berdasar Proses – Hapuskan Ujian!

APA itu ujian? Dan kenapa harus ada ujian? Apakah hanya hal itu yang bisa menandakan bahwa kita telah mengerti apa ...

February 2, 2018
Gianluigi Buffon/ Lukisan: Ida Bagus Pandit Parastu
Esai

Selamat Ulang Tahun ke-40 Gianluigi Buffon, Kau Superman yang Loyal

BUFFON! Setiap mendengar nama ini, ada dua hal yang terbayang di benak; passion dan kesetiaan. Sebagai fans Juventus sejak awal ...

February 2, 2018
Ulasan

Aud Kelor: “Anak Kedua” Carma Citrawati yang Komikal, Satir dan Menggemaskan

Bila dalam bumbu masakan Bali ada yang namanya basa genep maka dalam kumpulan cerpen berbahasa Bali, Aud Kelor, Carma Citrawati ...

August 11, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In