3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mengingat Anies Baswedan di Tengah Pesta Kesenian Bali

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
February 2, 2018
inOpini

Google

516
SHARES

MUNGKIN tidak banyak yang ingat, atau tak banyak yang peduli, atau tak banyak yang ingin mengingat dan ingin peduli, bahwa pernah ada sosok Anies Baswedan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). Di PKB ia bahkan mengeluarkan sihir kata-kata yang dikutip dengan sangat gembira oleh wartawan.

Sabtu 11 Juni 2016, Anies Baswedan membuka PKB ke-38 di Panggung Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Ia yang saat itu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membunyikan kulkul dan berpidato, seperti biasa dengan sangat mengesankan.

Seperti dikutip antaranews.com, Anies mengatakan, “Ekspresi seni di Bali adalah bagian dari keseharian yang jarang ditemui tidak saja di Indonesia tetapi di belahan dunia manapun. Kesenian di Bali bukan semata untuk penghidupan tetapi kehidupan itu sendiri.”

Dengan tegas, saat itu, Anies mengatakan kesenian di Bali adalah wahana untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Nilai-nilai luhur di Bali itu tidak saja ditumbuhkan, tetapi ada proses internalisasi, yang tidak bisa dilakukan di daerah lain. “Ajang seni budaya adalah ajang untuk membangun karakter kemandirian,” katanya.

Meski kata-kata itu bisa disebut klise, namun ketika diucapkan oleh seorang Anies Baswedan (saat itu) rangkaian kata bernada pujian itu seperti mendapatkan makna baru. Bali, di zaman modern ini, seakan kukuh senantiasa sebagai daerah yang lebih istimewa dari daerah lain, bukan hanya dalam sikap “berkesenian” namun juga dalam sikap “hidup keseharian”.

Banyak pejabat pusat, dari presiden, menteri, hingga semacam dirjen di kementerian, sudah memuji kesenian Bali, terutama mereka yang bersempatan membuka atau sekadar menyaksikan PKB. Pujian itu tentu menimbulkan lena, bahkan kadang membuat “masa tidur” jadi lebih panjang karena mimpi yang selalu terasa indah.

Maka itulah ada saja komentar bernada kecewa ketika PKB tidak dibuka oleh pejabat pusat yang diharapkan. Pada PKB ke-39 tahun 2017 ini, Presiden Jokowi tidak bisa membuka PKB padahal sudah disiapkan mobil hias yang mewah. Ada hal yang lebih penting dari sekadar urusan kesenian yang harus dihadiri oleh Presiden dan hal itu mesti dimaklumi.

Toh, dibuka oleh siapa pun, PKB pastilah dipuji-puji. Kehidupan seniman dan kehidupan kesenian Bali pasti diterbangkan dengan kata-kata indah seakan-akan kesenian Bali-lah yang bisa menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, bahkan di dunia.

Mendagri Tjahjo Kumolo yang akhirnya mewakili Presiden membuka Pawai Pembukaan PKB ke-39 tahun 2017 ini juga mengeluarkan harapan yang bisa dikata sebagai pujian. Seperti dikutip beritabali.com, Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan PKB harus mampu menjadi inspirasi tidak hanya masyrakat Bali tapi juga masyarakat lainnya untuk membangun destinasi pariwisata sekaligus menjaga budaya masing-masing.

Malam harinya, saat membuka pergelaran PKB di panggung Ardha Candra, Menko PMK Puan Maharani juga menyampaikan harapan dan memuji. Dalam sambutannya Puan mengatakan, Pesta Kesenian Bali merupakan wahana unjuk ekspresi, kreativitas, dan inovasi sekaligus prestasi dari para seniman Bali, untuk ditampilkan tidak hanya kepada masyakat Bali, tetapi juga masyarakat dunia. “Saya berharap dengan semangat cinta seni budaya, Pesta Kesenian Bali dapat memperteguh jiwa Bineka Tunggal Ika dalam berbangsa dan bernegara,” kata Puan.

Apa yang dikatakan Tjahjo Kumolo dan Puan Maharani dengan apa yang diucapkan Anies Baswedan setahun lalu bisa disebut mirip. Harapan dan puja-puji yang sesungguhnya sudah kerap diucapkan pejabat dalam berbagai kesempatan. Namun pada zaman kini, kata-kata bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah siapa yang mengucapkannya.

Tjahjo Kumolo dan Puan Maharani tentu semua tahu adalah orang politik sehingga sambutan dan pujiannya bisa selalu dihubungkan dengan tujuan-tujuan politis. Sehingga sambutan itu terdengar biasa-biasa saja, bahkan bisa terasa seperti kampanye untuk menarik simpati, meski misalnya memiliki pesan yang original dan mendalam.

Setahun lalu, ketika Anies Baswedan mengatakan “kesenian di Bali bukan semata untuk penghidupan tetapi kehidupan itu sendiri”, yakinlah banyak yang tersihir. Apalagi kata-kata: “ekspresi seni di Bali adalah bagian dari keseharian yang jarang ditemui tidak saja di Indonesia tetapi di belahan dunia manapun”, pastilah banyak orang di Bali klepek-klepek.

Selain kata-kata itu disusun dengan diksi dan nyawa retorik sedemikian rupa, tentu karena Anies Baswedan-lah yang mengatakannya. Ucapan itu terasa sebagai bagian besar dari jargon luhur “tenun kebangsaan” yang kerap ia kumandangkan di berbagai tempat. Ucapan Anies adalah ucapan seorang seniman (yang dirasa terbebas dari tujuan politis) sehingga kata-kata itu langsung bisa masuk ke dalam hati sanubari para seniman di Bali.

Tapi kini, setelah “negara api menyerang”, rasa-rasanya semua bisa berubah, berbalik dan bertumpang-bertindih. Jika kalimat itu diucapkan saat ini, saat Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI terpilih melalui proses politik yang riuh, yang memaksanya “banyak bicara” sebagaimana khasnya orang politik yang sedang menenun kekuasaan, tak ada yang tahu (meski bisa ditebak) apakah kalimat yang diucapkannya dalam PKB setahun lalu itu masih memiliki rasa getar yang sama, terutama di Bali?

Untuk itu perlu dipertimbangkan ide gila, bagaimana kalau PKB dibuka maestro seniman tradisional, misalnya oleh Luh Menek dari Tejakula, Bape Kranca dari Jagaraga, atau yang lebih muda semacam Dalang Wija dari Gianyar atau Dalang Narda dari Tabanan. Tentu banyak yang ingin mendengar sambutan original, polos, bisa juga lucu, yang terbebas dari ungkapan retorik dan klise, dan tentu saja terbebas dari ucapan politis untuk sekadar menarik simpati. (T)

Tags: Anies BaswedanPesta Kesenian BaliPolitikSeni
Previous Post

Pucak Lempuyang, Ulun Danu, Tolangkir, dan 3 Burung Ketitir yang Terbang di Selat Bali

Next Post

Ngobrol bersama Yasuko Iwai: Sakura yang Tumbuh di Undiksha Singaraja

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post

Ngobrol bersama Yasuko Iwai: Sakura yang Tumbuh di Undiksha Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co