27 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Yasuko Iwai  dan penulis

Yasuko Iwai dan penulis

Ngobrol bersama Yasuko Iwai: Sakura yang Tumbuh di Undiksha Singaraja

Putri Handayani by Putri Handayani
February 2, 2018
in Khas
64
SHARES

“Putri, apakah kamu percaya dengan reinkarnasi? Apakah kita bisa memilih mau reinkarnasi di mana?” tanya wanita itu bertubi-tubi usai menelan sesendok makanan yang ia kunyah. Masih kentara terdengar dialek bahasa ibunya meski ia berusaha menggunakan Bahasa Indonesia.

Sejenak saya terdiam, mulai merangkai jawaban dalam pikiran. Saya paham, pertanyaan itu adalah sambungan dari topik pembicaraan kami siang itu. Topiknya agak berat memang, perihal kasta di Bali. Bukannya apa, saya bisa saja langsung menjawab tanpa berpikir panjang jika lawan bicaranya adalah orang Bali juga dan memiliki tradisi yang sama.

Namun saya rasa pertanyaan retoris macam itu kurang tepat ditanyakan pada sesama orang Bali karena kebanyakan telah mati rasa dengan sistem buatan Belanda itu. Yang saya ajak bicara kali ini bukanlah orang Bali, namun rasa ingin tahunya sangat tinggi terlebih pada hal yang menurutnya baru. Dengan terbata-bata pula saya coba menjawabnya menggunakan Bahasa Inggris, bahasa kesekian yang ia mengerti setelah Bahasa Jepang, Thailand, dan Indonesia sebanyak 10%.

Yasuko Iwai nama lengkapnya. Saya lebih suka memanggilnya Yasuko San, sapaan pada seseorang dalam kebudayaan Jepang. Pertemuan kami berawal ketika saya tengah menemui seorang teman di kampus. Teman saya ini telah lebih dulu mengenal Yasuko dan ia tertarik mengenalkan saya juga dengan temannya itu. Wanita itu menghampiri saya dengan senyum ramah sembari mengulurkan tanganya. Saya balas menjabat tangannya seperti orang Asia kebanyakan. “My name is Yasuko Iwai.” ucapnya dengan logat Jepang yang kental.

Pertemuan kami tak hanya berlangsung hari itu saja. Setelah hari itu, sekali atau dua kali dalam seminggu Yasuko mengajak saya untuk makan siang bersama sambil ngobrol santai. Ini kebiasaan yang sering ia lakukan jika bertemu dengan teman baru karena ia hobi bersosialisasi dan bertemu orang baru. Sebagai seorang yang memiliki teman baru apalagi dari beda negara, tentu pertanyaan demi pertanyaan telah berputar di pikiran saya.

Ada banyak hal yang ingin saya ketahui darinya, terutama tentang tujuannya datang ke Bali, khususnya Singaraja. Ia juga tak mau kalah, berbagai pertanyaan kerap saya terima darinya, dari yang biasa hingga tingkat kesulitannya tinggi hingga saya harus berpikir keras agar makna yang saya jelaskan sampai padanya dan sebisa mungkin saya jawab dengan Bahasa Inggris agak terbata-bata, syukurnya dia mengerti.

Kedatangannya ke Bali khususnya Singaraja bukannya tanpa alasan atau sekedar berlibur dari hiruk pikuk kota di Jepang. Namun, alasan itu pula yang membuat saya kemudian tercengang. “I’m going to study here in Undiksha, I’m your junior, Putri.” bisiknya sambil tertawa kecil. “Are you kidding me?” Saya masih belum bisa percaya.

Mata saya pun menyapu penampakannya dari ujung rambut hingga ujung kaki, penampilannya tak lagi seumuran dengan saya bahkan terlihat 20 tahun lebih tua dari saya. Wanita kelahiran Nagoya yang enggan disebut-sebut soal umurnya itu nyatanya memang serius. Ia ingin menempuh kuliah reguler di Universitas Pendidikan Ganesha dan mengambil S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris awal Agustus 2017 ini. Reguler, berarti ia juga akan mengikuti masa orientasi kampus seperti mahasiswa baru kebanyakan.

Menyesal telah Menyianyiakan Pendidikan di Masa Muda

Alasan mencengangkan lain yang saya simak dari ibu beranak dua ini salah satunya karena ia menyesal telah melewatkan pendidikan tinggi di masa mudanya. “Ya, saya menyesal karena dulu saya sering bolos dan tidak sungguh-sungguh belajar.” ujarnya dengan wajah muram.

Untungnya di Jepang ketika duduk di SMA, siswa telah diajarkan untuk magang dan sedari itu pula mereka telah terjamin memiliki pekerjaan setelah lulus SMA lantaran banyak perusahaan-perusahaan besar menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah SMA yang ada di Jepang. Sejatinya Yasuko telah bekerja di perusahaan otomotif milik Jepang yang belokasi di Thailand, namun ia kurang puas dengan pendidikan yang ia miliki.

Kekesalan itu semakin menjadi ketika ia membaca berbagai lowongan pekerjaan di surat kabar dan salah satu persyaratannya adalah memiliki ijazah S1 minimal. Maka, Yasuko kali ini ingin bersungguh-sungguh bersekolah agar mendapatkan ijazah S1 dan pilihannya berlabuh pada sebuah kampus besar di kota Singaraja. Mungkin setelah mendapat ijazah S1, kesempatannya untuk mendapat posisi yang bagus dalam pekerjaan menjadi lebih besar.

Mengapa Memilih Bali dan Undiksha?

Tentu setelah menyimak pengakuan Yasuko mengenai penyesalan soal pendidikannya, saya kembali mengajukan pertanyaan, “Why did you choose Indonesia and Undiksha?” Kembali pula ia menjawab saya dengan Bahasa Inggris yang lugas seiring dengan telinga yang kembali saya tajamkan.

Pertama, mengapa ia memilih Indonesia, karena Indonesia lumayan dekat dengan New Zealand, negara yang di mana salah satu anaknya sedang menuntut pendidikan. Jadi, sesekali mereka akan bertemu dan melepas rindu. Alasan lainnya, sejauh ini ia telah menguasai tiga bahasa, diantaranya Bahasa Jepang, Bahasa Thailand, dan Bahasa Inggris, lalu ia ingin menambah satu bahasa lagi untuk dikuasai, yaitu Bahasa Indonesia. “I love to study languages, and Indonesian will be my last language.” ujarnya dengan kekehan khasnya.

Mengapa memilih Undiksha? Sebelumnya ia sempat mengunjungi sebuah universitas besar di Bandung, namun ia pikir di sana kurang kondusif dan agak padat, lalu pilihannya jatuh pada Bali dan Undiksha dipilihnya lantaran ia juga ingin memperdalam kemampuan berbahasa Indonesia.

Menurutnya Singaraja adalah tempat yang cocok setelah ia membantah pertanyaan susulan saya tentang pilihan di Denpasar. “Saya lebih bisa mengembangkan Bahasa Indonesia saya di sini, kalau di Denpasar terlalu banyak daerah pariwisata jadi pasti orang-orang di sana akan berbicara Bahasa Inggris pada saya.” timpal wanita yang suka menambah teman baru itu.

Apa Rencanamu Selanjutnya Setelah Tamat Kuliah?

Kembali saya mengajukan sebuah pertanyaan pada Yasuko yang terlihat masih antusias untuk menjawab segala rasa penasaran saya, kecuali menanyakan umur karena dengan halus ia menolaknya, “belum saatnya kamu tau”, lagi-lagi dengan logat Jepang dan selingan tawa.

Sebenarnya ia bersedia menjawab namun tanpa harus menyebutkan angka. “Baiklah, kepala empat.” celetuk saya. Kembali tawanya pecah, mungkin karena kurang paham namun kemudian saya menjelaskan artinya.

Yasuko Iwai bersama teman-temannya di Thailand

Kembali soal tujuannya setelah tamat kuliah, ia berencana bekerja pada perusahaan yang bergerak di bidang otomotif tapi tidak di Bali karena menurutnya di Bali tidak ada industri besar seperti perusahaan yang merakit mobil atau sejenisnya. “Mungkin saya akan bekerja di Jakarta atau kembali ke Thailand dan bekerja di tempat yang lama, mereka masih menerima saya di sana.” Tutupnya dengan mantap.

Mengenal seorang Yasuko adalah sebuah hadiah istimewa bagi saya. Banyak pelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman serta pemikirannya, salah satunya untuk tidak menyianyiakan pendidikan di usia dini karena di era milenial ini pendidikan adalah bekal untuk menjadi apa saja. Bekal untuk menjelajah dunia lebih luas.

Sebelum kami mengakhiri makan siang, saya sempatkan juga untuk menanyakan tentang motivasi hidupnya agar kelak saya juga bisa termotivasi menjadi wanita mandiri sepertinya. Perihal belajar ia berkata pada saya bahwa, “waktu bukanlah sesuatu yang kamu miliki atau yang tidak kamu miliki, tapi waktu adalah sesuatu yang kamu ciptakan sendiri.” Dengan kata lain, umur bukanlah alasan untuk berhenti belajar, lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali dan akhirnya menyesal.

Saya tertegun sejenak, untuk pertama kalinya di hadapan saya, saya bertemu seseorang yang melakukan hal ini, biasanya saya hanya membaca di artikel atau menonton di televisi. Long life education really exists! (T)

Tags: JepangPendidikanUndiksha
Putri Handayani

Putri Handayani

Bernama lengkap Desak Ketut Putri Handayani. Lahir di Klungkung. Adalah penulis pemula yang punya niat besar untuk terus berkembang

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi Florence W. Williams dari buku aslinya  dan diolah oleh Juli Sastrawan
Cerpen

Si Ayam Betina Merah | Cerpen Florence W. Williams

by Juli Sastrawan
February 24, 2021
Esai

Keanehan dan Mitos di Bidang Medis

Walaupun bidang medis itu sangat ilmiah, namun di sana tetap ada hal-hal yang aneh dan juga hal-hal yang berbau mitos. ...

December 29, 2019
Foto-foto Julio Saputra
Peristiwa

Di Singaraja: Pemuda Muslim, Hindu dan Buddha “Megibung”, Bicara Rohingya – Mereka Sepakat itu Krisis Kemanusiaan

  PADA pukul 13.00 WITA, Sabtu, Sabtu, 09 September 2017, suasana di Yayasan Nurul Huda yang terletak di Jalan Lingga  ...

February 2, 2018
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Hilangnya Peran Notaris Dalam Pendirian PT UMKM

Aspek hukum perusahaan yang dimaksud dalam tulisan ini terkait dengan aspek hukum Perseroan Terbatas dimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor ...

February 26, 2021
tatkala/diolah dari gambar di google
Opini

Tahun Baru Kids Zaman Old: Bikin Lom Gede, Rambut Merah Disemir Buah Gondola

  TAHUN Baru 2018 sudah dekat. Apa yang disiapkan kids zaman now? Kembang api dari ukuran sekecil dupa hingga ukuran ...

February 2, 2018
Warung Bakmi Nyemek yang terletak di Jalan Cokroaminoto, Denpasar. (Foto oleh: Reda Subagio)
Khas

Rasa Indonesia di Bakmi Nyemek Denpasar

DI Denpasar banyak ditemui warung bakmi. Jika anda ingin mencicipi bakmi yang benar-benar enak dan lezat, Bakmi Nyemek jawabannya. Terletak ...

February 22, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jaja Sengait dari Desa Pedawa dan benda-benda yang dibuat dari pohon aren [Foto Made Saja]
Khas

“Jaja Sengait” dan Gula Pedawa | Dan Hal Lain yang Bertautan dengan Pohon Aren

by Made Saja
February 25, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Hilangnya Peran Notaris Dalam Pendirian PT UMKM

by I Made Pria Dharsana
February 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (155) Dongeng (11) Esai (1413) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (340) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (101) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In