13 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Google

Google

Mengingat Anies Baswedan di Tengah Pesta Kesenian Bali

Made Adnyana Ole by Made Adnyana Ole
February 2, 2018
in Opini
516
SHARES

MUNGKIN tidak banyak yang ingat, atau tak banyak yang peduli, atau tak banyak yang ingin mengingat dan ingin peduli, bahwa pernah ada sosok Anies Baswedan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). Di PKB ia bahkan mengeluarkan sihir kata-kata yang dikutip dengan sangat gembira oleh wartawan.

Sabtu 11 Juni 2016, Anies Baswedan membuka PKB ke-38 di Panggung Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Ia yang saat itu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membunyikan kulkul dan berpidato, seperti biasa dengan sangat mengesankan.

Seperti dikutip antaranews.com, Anies mengatakan, “Ekspresi seni di Bali adalah bagian dari keseharian yang jarang ditemui tidak saja di Indonesia tetapi di belahan dunia manapun. Kesenian di Bali bukan semata untuk penghidupan tetapi kehidupan itu sendiri.”

Dengan tegas, saat itu, Anies mengatakan kesenian di Bali adalah wahana untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Nilai-nilai luhur di Bali itu tidak saja ditumbuhkan, tetapi ada proses internalisasi, yang tidak bisa dilakukan di daerah lain. “Ajang seni budaya adalah ajang untuk membangun karakter kemandirian,” katanya.

Meski kata-kata itu bisa disebut klise, namun ketika diucapkan oleh seorang Anies Baswedan (saat itu) rangkaian kata bernada pujian itu seperti mendapatkan makna baru. Bali, di zaman modern ini, seakan kukuh senantiasa sebagai daerah yang lebih istimewa dari daerah lain, bukan hanya dalam sikap “berkesenian” namun juga dalam sikap “hidup keseharian”.

Banyak pejabat pusat, dari presiden, menteri, hingga semacam dirjen di kementerian, sudah memuji kesenian Bali, terutama mereka yang bersempatan membuka atau sekadar menyaksikan PKB. Pujian itu tentu menimbulkan lena, bahkan kadang membuat “masa tidur” jadi lebih panjang karena mimpi yang selalu terasa indah.

Maka itulah ada saja komentar bernada kecewa ketika PKB tidak dibuka oleh pejabat pusat yang diharapkan. Pada PKB ke-39 tahun 2017 ini, Presiden Jokowi tidak bisa membuka PKB padahal sudah disiapkan mobil hias yang mewah. Ada hal yang lebih penting dari sekadar urusan kesenian yang harus dihadiri oleh Presiden dan hal itu mesti dimaklumi.

Toh, dibuka oleh siapa pun, PKB pastilah dipuji-puji. Kehidupan seniman dan kehidupan kesenian Bali pasti diterbangkan dengan kata-kata indah seakan-akan kesenian Bali-lah yang bisa menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, bahkan di dunia.

Mendagri Tjahjo Kumolo yang akhirnya mewakili Presiden membuka Pawai Pembukaan PKB ke-39 tahun 2017 ini juga mengeluarkan harapan yang bisa dikata sebagai pujian. Seperti dikutip beritabali.com, Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan PKB harus mampu menjadi inspirasi tidak hanya masyrakat Bali tapi juga masyarakat lainnya untuk membangun destinasi pariwisata sekaligus menjaga budaya masing-masing.

Malam harinya, saat membuka pergelaran PKB di panggung Ardha Candra, Menko PMK Puan Maharani juga menyampaikan harapan dan memuji. Dalam sambutannya Puan mengatakan, Pesta Kesenian Bali merupakan wahana unjuk ekspresi, kreativitas, dan inovasi sekaligus prestasi dari para seniman Bali, untuk ditampilkan tidak hanya kepada masyakat Bali, tetapi juga masyarakat dunia. “Saya berharap dengan semangat cinta seni budaya, Pesta Kesenian Bali dapat memperteguh jiwa Bineka Tunggal Ika dalam berbangsa dan bernegara,” kata Puan.

Apa yang dikatakan Tjahjo Kumolo dan Puan Maharani dengan apa yang diucapkan Anies Baswedan setahun lalu bisa disebut mirip. Harapan dan puja-puji yang sesungguhnya sudah kerap diucapkan pejabat dalam berbagai kesempatan. Namun pada zaman kini, kata-kata bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah siapa yang mengucapkannya.

Tjahjo Kumolo dan Puan Maharani tentu semua tahu adalah orang politik sehingga sambutan dan pujiannya bisa selalu dihubungkan dengan tujuan-tujuan politis. Sehingga sambutan itu terdengar biasa-biasa saja, bahkan bisa terasa seperti kampanye untuk menarik simpati, meski misalnya memiliki pesan yang original dan mendalam.

Setahun lalu, ketika Anies Baswedan mengatakan “kesenian di Bali bukan semata untuk penghidupan tetapi kehidupan itu sendiri”, yakinlah banyak yang tersihir. Apalagi kata-kata: “ekspresi seni di Bali adalah bagian dari keseharian yang jarang ditemui tidak saja di Indonesia tetapi di belahan dunia manapun”, pastilah banyak orang di Bali klepek-klepek.

Selain kata-kata itu disusun dengan diksi dan nyawa retorik sedemikian rupa, tentu karena Anies Baswedan-lah yang mengatakannya. Ucapan itu terasa sebagai bagian besar dari jargon luhur “tenun kebangsaan” yang kerap ia kumandangkan di berbagai tempat. Ucapan Anies adalah ucapan seorang seniman (yang dirasa terbebas dari tujuan politis) sehingga kata-kata itu langsung bisa masuk ke dalam hati sanubari para seniman di Bali.

Tapi kini, setelah “negara api menyerang”, rasa-rasanya semua bisa berubah, berbalik dan bertumpang-bertindih. Jika kalimat itu diucapkan saat ini, saat Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI terpilih melalui proses politik yang riuh, yang memaksanya “banyak bicara” sebagaimana khasnya orang politik yang sedang menenun kekuasaan, tak ada yang tahu (meski bisa ditebak) apakah kalimat yang diucapkannya dalam PKB setahun lalu itu masih memiliki rasa getar yang sama, terutama di Bali?

Untuk itu perlu dipertimbangkan ide gila, bagaimana kalau PKB dibuka maestro seniman tradisional, misalnya oleh Luh Menek dari Tejakula, Bape Kranca dari Jagaraga, atau yang lebih muda semacam Dalang Wija dari Gianyar atau Dalang Narda dari Tabanan. Tentu banyak yang ingin mendengar sambutan  original, polos, bisa juga lucu, yang terbebas dari ungkapan retorik dan klise, dan tentu saja terbebas dari ucapan politis untuk sekadar menarik simpati. (T)

Tags: Anies BaswedanPesta Kesenian BaliPolitikSeni
Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
bentara. Lokakarya Video Art/Foto Bentara Budaya Bali
Acara

Sisi Bali: Video Art Workshop di Bentara Budaya Bali, 21-24 Maret 2019

Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kembali melaksanakan kegiatan Workshop Seni Media dalam berbagai lingkup gagasan, medium, ...

March 20, 2019
Ist
Esai

Lebih Baik “Maceki” daripada ke Alexis

KETIKA Alexis tiba-tiba jadi bahan debat pasangan calon (paslon) Pilkada DKI Jakarta yang disiarkan secara luas melalui jaringan TV nasional, ...

February 2, 2018
Esai

Jaja Galungan dan Akulturasi Setengah Hati

Jaja Galungan (Foto: Artika) Perempuan kaki Batukaru, yang pada awal sejarahnya menjadi bagian dari basis ekonomi pertanian, datangnya hari raya ...

July 15, 2019
Dongeng

Magbangal | Dongeng dari Filipina

Diterjemahkan dari buku Philippines FolktalesDikumpulkan dan ditulis oleh: Mabel Cook Cole Magbangal adalah pemburu yang lihai, dan dia sering pergi ...

March 24, 2021
Ilustrasi foto diolah dari Google
Esai

Geguritan Putra Sasana – Membaca Ulang Ba[ng]li Dari Dalam

kottamaning sang hyang śāstra, twara lenan panangkānñane jati, awinan saratang surud, ring sang mahā paṇdhita, pakedhӗpan śāstrane wkasing lӗngūt, pӗñcarang ...

February 17, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In