SIAPA yang tidak tertarik dengan wanita muda dan cantik? Tubuhnya atletis. Penampilannya selalu necis. Pendidikannya magister. Itulah Mira Yasinta, wanita muda yang sudah tiga tahun menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto.
Sebagai dosen muda dan mengutamakan penampilan, gaji Mira Yasinta sebulan lebih dari cukup bila hanya untuk biaya hidup dan perawatan tubuh. Maklum ia masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Mira Yasinta juga masih sendiri, belum menikah. Hari-harinya selain mengajar di kampus, dihabiskannya dengan bercanda bersama kucing kesayangannya yang berwarna kembang asem.
Sudah cukup lama Mira Yasinta menjomblo. Sementara usianya akan menginjak 29 tahun di bulan Oktober tahun ini. Usia yang masuk kategori rawan bagi wanita yang masih jomblo. Teman-teman kuliahnya sebagian besar sudah menikah dan punya anak.
Sebenarnya Mira bukannya menikmati kesendiriannya. Ia juga ingin punya pendamping hidup, suami yang menyayanginya, lelaki yang dapat memanjakannya. Namun keinginan itu selalu dipertimbangkan dengan matang. Mira tak mau luka lama kembali mengoyak hidupnya.
Entah sudah berapa kali Mira jatuh dalam lubang yang sama, gagal dalam menjalin hubungan dengan pacarnya. Selalu saja karena masalah yang sama. Mira diselingkuhi oleh kekasihnya. Padahal Mira sudah berusaha mempertahankan hubungan dengan tetap setia. Namun kekasihnya selalu menduakan dengan berbagai dalih yang sekadar pembenaran.
Trauma diselingkuhi lagi membuat Mira enggan untuk mencari kekasih baru. Mira mungkin bisa merasa nyaman-nyaman saja dengan kesendiriannya. Namun tidak dengan kedua orang tuanya. Mereka berharap Mira segera menikah dan punya anak. Menimang cucu adalah dambaan setiap orang tua. Atas pertimbangan itulah Mira kembali berpikir untuk memiliki kekasih.
Ternyata tidak mudah memiliki kekasih di usianya itu. Kebanyakan laki-laki rekan kerjanya yang usianya di atas 30 tahun sudah menikah. Sedangkan untuk mendapatkan kekasih yang lebih muda darinya, Mira kurang suka. Ia lebih suka lelaki yang lebih tua darinya. Meskipun itu tidak menjamin kedewasaan laki-laki.
Tidak sedikit teman Mira yang ikut membantu menemukan jodoh untuknya. Tetapi sampai saat ini belum membuahkan hasil. Pernah rekan kerjanya Alfa Rosdiana mengenalkan seorang lelaki kepada Mira. Namun Mira kurang tertarik. Lelaki itu memang berlimpah materi, tetapi di mata Mira tidak cukup itu saja. Lelaki itu tampak kurang matang dalam pendirian dan sedikit kurang macho.
Mira Yasinta tetap membuka diri bagi kehadiran lelaki. Berbagai ikhtiar juga dilakukan. Melalui teman-teman kuliahnya maupun melalui media sosial miliknya. Kadang ia unggah berbagai kegiatan di kampus maupun di rumah ke media sosial miliknya. Banyak cerita teman-temannya yang mendapatkan jodoh dari berkenalan di media sosial.
***
Mira Yasinta dikejutkan oleh usulan teman kerjanya, Alfa Rosdiana. Usulan Alfa bagi Mira tampak tidak masuk akal. Alfa menyarankan Mira untuk mendatangi Eyang Brojo, seorang paranormal dan pelaku kebatinan yang terkenal di kota Purwokerto. Eyang Brojo banyak dimintai tolong orang yang memiliki masalah di bidang karir maupun jodoh. Banyak yang terkabul permintaannya.
“Ini kan ikhtiar juga Mira..,” kata Alfa meyakinkan ketika Mira kurang setuju.
“Tapi kenapa harus ke paranormal?” protes Mira.
“Paranormal kan hanya perantara saja Mir. Dia tetap memohon kepada Tuhan,” kata Alfa kembali meyakinkan.
Mira berpikir cukup lama sebelum akhirnya ia setuju pada usulan Alfa. Mereka berdua mendatangi padepokan Eyang Brojo yang terletak di sebelah utara kota, tak jauh dari kampus. Seperti sudah paham maksud kedatangan mereka, Eyang Brojo segera bertanya sambil tersenyum.
“Siapa yang belum berjodoh?” tanya paranormal itu.
Mira tertunduk malu, kemudian berkata, “Saya, Eyang!”
Eyang Brojo memandangi Mira, seolah sedang membaca aura dalam diri Mira. Sejenak Eyang Brojo memejamkan mata. Menerawang masa depan kehidupan Mira. Eyang Brojo menghela nafas. Kali ini wajahnya tampak serius.
“Jodohmu sudah dekat. Tapi kamu harus mandi kembang dulu,” kata Eyang Brojo.
“Mandi kembang..?” tanya Mira kaget. Ia tak paham apa yang dimaksud Eyang Brojo.
“Iya.. mandi kembang malam Selasa Kliwon,” jawab Eyang Brojo.
Mira masih belum mengerti. Eyang Brojo pun menjelaskan, bahwa Mira harus mandi kembang catur warna atau empat jenis kembang, yaitu mawar, cempaka, kenanga, dan melati. Air untuk mandi juga harus berupa catur toya atau air yang bersumber dari empat mata air. Kemudian membakar dupa papat atau empat. Semua serba empat, yang bermakna berkat dan dapat.
Menurut Eyang Brojo, mandi kembang adalah ikhtiar untuk mendekatkan jodoh Mira. Semua sarana untuk mandi, baik berupa kembang, dupa, maupun airnya sudah disiapkan Eyang Brojo. Di rumah Mira hanya tinggal melakukan ritual mandi kembang yang harus dikerjakan pada pukul 00.00 atau tepat tengah malam, menjelang Selasa Kliwon. Malam Selasa Kliwon di Jawa disebut juga Anggoro Kasih, malam yang tepat untuk ritual berkaitan dengan asmara.
“Bagaimana? Sanggup?” tanya Eyang Brojo ketika melihat Mira tampak ragu.
“Saya coba, Eyang..,” jawab Mira.
“Nanti setelah mandi kamu akan bermimpi ketemu jodohmu,” tambah Eyang Brojo.
Mira hanya mengangguk saja. Ia belum bisa membayangkan bagaimana harus mandi kembang di tengah malam yang keramat. Sebagai dosen sebenarnya ia agak kurang percaya pada ritual seperti itu. Namun ia juga tidak memungkiri adanya ikhtiar yang dapat ditempuh dengan banyak cara.
***
Hari yang dinanti tiba. Malam Selasa Kliwon. Mira Yasinta menyiapkan perlengkapan mandi kembang. Hening tengah malam membuat Mira merasa merinding. Apalagi saat ia membakar empat dupa. Asap dan aroma dupa menjadikan suasana malam kian mencekam. Semua Mira lakukan dengan harapan jodohnya semakin dekat, sehingga ia tak lagi menyandang status jomblo.
Ritual mandi kembang berakhir pukul 01.00 dini hari. Mira merasa mengantuk berat. Matanya tak bisa diajak kompromi. Setelah mengeringkan rambutnya, Mira segera beranjak tidur. Suasana mencekam masih ia rasakan saat perlahan ia terlelap.
Mimpi seperti yang disampaikan Eyang Brojo terbukti. Mira bertemu dengan seorang lelaki tampan yang memperkenalkan diri sebagai Dino Bastian. Pertemuan itu terjadi di sebuah pantai di Thailand. Dino Bastian adalah seorang pengusaha muda pemilik tambang batubara di berbagai daerah di Indonesia.
Mira Yasinta dan Dino Bastian berlayar menuju Hong Kong dengan menggunakan yacht. Laut lepas menjadi saksi kisah cinta mereka. Suasana romantis mengundang mereka untuk berkencan di atas perahu yacht itu. Penuh mesra Dino Bastian memeluk dan mencium Mira Yasinta. Namun ada yang janggal dirasakan Mira. Ciuman Dino terasa sangat dingin di bibir Mira, sedingin air dari dalam lemari es.
Mira tak sempat menanyakan kepada Dino. Ia keburu bangun tidur. Hari sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Mira bangun kesiangan. Mimpi itu begitu nyata. Bibir Mira masih terasa dingin. “Apakah aku akan bertemu dengan lelaki bernama Dino Bastian itu?” tanya Mira dalam hati.
Bukan hanya muncul dalam mimpi. Saat berada di kampus, Mira dikejutkan oleh kehadiran Dino Bastian yang memandangnya dari kaca di luar pintu ruang kerjanya. Dino tersenyum sangat menawan. Namun ketika Mira hendak menghampirinya, Dino mendadak menghilang. Mira kaget. Ia sedang tidak bermimpi. Baru saja ia melihat Dino. Mengapa menghilang?
Mira merinding. Bagaimana mungkin lelaki yang hadir dalam mimpinya semalam lantas muncul di kampus, dan tiba-tiba menghilang. Mira penasaran. Ia segera membuka mesin pencarian di laptopnya. Diketiknya nama Dino Bastian. Betapa terkejut Mira. Muncul beberapa berita online yang mengabarkan kematian pengusaha batubara bernama Dino Bastian.
Mulut Mira menganga menahan histeris. Ia baca satu per satu berita itu. Dikabarkan Dino Bastian tewas setelah mengalami kecelakaan yacht saat liburan bersama kekasihnya di sebuah pantai di Thailand. Tubuh Mira lemas. Jadi lelaki tampan yang berkencan dengannya dalam mimpi ternyata sudah meninggal.
***
Mira Yasinta dan Alfa Rosdiana kembali mendatangi padepokan Eyang Brojo. Mira menceritakan segalanya. Ia sudah melakukan ritual mandi kembang malam Selasa Kliwon. Ia juga sudah bermimpi bertemu lelaki tampan bernama Dino Bastian. Tetapi ternyata lelaki itu telah meninggal dunia.
Eyang Brojo juga ikut terkejut. Ia tidak menduga dengan apa yang dialami Mira. Baru pertama kali Eyang Brojo mendapat cerita seperti ini dari orang-orang yang meminta pertolongannya. Karena itu Eyang Brojo kembali menerawang.
“Sepertinya ada yang keliru dari alur jodohmu,” kata Eyang Brojo kepada Mira.
“Maksudnya apa, Eyang?” tanya Mira.
“Itu bukan jodohmu. Kamu tersesat dalam mimpi yang salah,” jelas Eyang Brojo.
“Terus bagaimana, Eyang?” tanya Mira kebingungan.
“Kamu harus mengulang kembali mandi kembang malam Selasa Kliwon. Tapi sekarang dengan kembang panca warna,” kata Eyang Brojo.
“Hahh… mandi kembang lagi..?!” tanya Mira kaget.
Mira tak dapat berkutik. Ia sudah terlanjur masuk dalam dunia paranormal. Bulan berikutnya, di hari malam Selasa Kliwon, Mira kembali melakukan ritual mandi kembang. Kali ini ada tambahan bunga yang ia pakai mandi, yaitu bunga kamboja. Dupa yang ia bakar juga berubah menjadi lima buah. Air yang dipakai mandi berasal dari lima sumber mata air. Semua serba lima, yang bermakna peromohan diterima.
Bukan hanya itu. Mira juga mengajak sahabatnya, Alfa Rosdiana untuk menemani di rumahnya. Mira tak ingin berada dalam suasana mencekam sendirian. Ia takut mandi kembang yang kedua akan muncul kejadian yang menyeramkan.
Suasana menegangkan memang sempat terjadi ketika Mira membakar dupa dan mulai membasahi tubuhnya dengan kembang lima rupa. Namun semua Mira kerjakan dengan semangat menjemput jodoh. Mira yakin saran Eyang Brojo kali ini akan membuahkan hasil.
Sesaat setelah mandi kembang Mira tertidur. Mira terbangun pukul 06.00 pagi. Ia tidur begitu lelap. Tetapi ia tidak mimpi apa pun. Mira tidak mimpi bertemu lelaki. Apakah karena ia tidur ditemani Alfa? Atau apakah ada yang salah dalam ritual mandi kembang semalam? Mira hanya menebak-nebak saja.
Mira memang tidak bermimpi lagi. Ia kini berada di dunia nyata. Dalam acara yang diselenggarakan sebuah perusahaan di satu kafe, Mira bertemu dengan seorang lelaki. Galang Mahesa Yudha, begitu lelaki tampan dan kalem itu memperkenalkan diri. Mira seperti menemukan perpaduan dua artis idolanya pada diri Galang Mahesa Yudha. Wajahnya mirip sekali dengan Harry Potter dan Justin Bieber.
Galang Mahesa Yudha seorang wirausaha muda. Dia sedang merintis usaha agrobisnis dan agrowisata. Galang bermaksud menjalin kerjasama dengan Mira yang punya kepakaran di bidang promosi dan pemasaran. Setelah dari kafe, hari-hari berikutnya Galang dan Mira sering bertemu untuk membahas bentuk kerjasama selanjutnya.
Berawal dari kerjasama itulah, Galang dan Mira melanjutkan kesepakatan untuk menjalin hubungan asmara. Tentu saja sukacita tumbuh di hati Mira. Meski mereka belum memutuskan untuk segera menikah. Mira berharap Galang bukan kekasih dalam sekejap. Mira juga berharap tidak akan jatuh di lubang yang sama untuk kesekian kalinya. [T]
- Ini adalah cerita fiksi misteri bersambung. Jika terdapat kesamaan nama, tempat, dan peristiwa hanyalah kebetulan dan rekaan penulis semata
Penulis: Chusmeru
Editor: Adnyana Ole