6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

Putu Gangga PradiptabyPutu Gangga Pradipta
June 4, 2025
inKuliner
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

Crepes Lalapooh di Pelabuhan Tua Buleleng | Foto: Gangga

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan tepung terigu yang dibalurkan mentega panas dan meleleh bersama cokelat, susu, atau keju. Di tengah gemerlap lampu-lampu tenda dan deru motor yang silih berganti, sebuah lapak sederhana bernama Crepes Lalapooh berdiri teguh.

Dijalankan oleh pasangan suami-istri, Jakaria dan Faridah, usaha ini tak sekadar tentang menjual makanan ringan, tetapi juga tentang bertahan hidup, membesarkan anak, dan menjaga mimpi tetap hidup meski dunia tak selalu ramah.

Plang masuk ke Pasar senggol, Pelabuhan Tua Buleleng | Foto: Gangga

Nama Lalapooh, sebagai ikon lapak itu, bukanlah sekadar tempelan. Ia lahir dari kenangan manis tentang anak-anak mereka yang dulu begitu gemar menonton Teletubbies—tokoh televisi anak-anak yang penuh warna dan tawa.

“Kami ingin nama yang dekat dengan anak-anak. Biar gampang diingat,” ujar Faridah sambil mengoleskan selai blueberry di atas adonan yang mulai mengering.

Usaha ini bukan datang secepat membalik telapak tangan. Mereka memulai perjalanan bisnis ini pada tahun 2010, dengan segala keterbatasan. Sebelum crepes, mereka sempat mencoba peruntungan dengan menjual rujak. Namun hidup berkata lain. Jalan membawa mereka pada sebuah restoran, tempat mereka bekerja selama beberapa tahun.

Lapak Crepes Lalapooh | Foto: Gangga

Di sana, di restoran itu, bukan hanya pengalaman yang mereka peroleh, melainkan juga warisan yang tak ternilai: sebuah resep crepes dari sang pemilik restoran, yang harus menutup usahanya karena berpindah profesi menjadi pegawai pemerintah. Resep inilah yang kini menjadi napas bagi Crepes Lalapooh.

Awal jualan? Jangan bayangkan gerobak permanen atau lapak beratap tenda. Mereka hanya bermodalkan sepeda motor dan semangat baja. Setiap pagi hingga sore, mereka menyusuri kota Singaraja, singgah dari satu sekolah ke sekolah lainnya: SMP Negeri 1 Singaraja, SD Negeri 1 Paket Agung, hingga SMP Negeri 2 Singaraja. Setiap anak yang pulang sekolah adalah potensi pembeli. Dan setiap sen yang terkumpul adalah langkah menuju cita-cita: menyekolahkan anak-anak mereka.

Kini, mereka berjualan di lokasi yang lebih tetap, Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng, setiap hari dari pukul 17.00 hingga 22.00 malam. Tak lagi berpindah-pindah, namun tak berarti perjuangan mereka berkurang. Dengan sabar, mereka melayani satu per satu pelanggan, membuat crepes pesanan dengan takaran yang presisi namun penuh kasih.

Jakaria sedang menyiapkan pesanan | Foto: Gangga

Menunya? Jangan remehkan warung kecil ini. Variannya nyaris seperti buku menu restoran.

Mulai dari Crepes Rp5.000 dengan rasa susu, cokelat, blueberry, stroberi, hingga nanas, hingga Crepes Rp7.000 yang lebih variatif dengan campuran seperti pisang cokelat, durian susu, hingga scallop dan sosis. Tak cukup sampai di sana, ada juga Crepes Rp10.000 dengan kombinasi “super” seperti Blueberry keju susu, Durian cokelat keju, Burger crepes, hingga Kacang cokelat susu. Dan kalau masih belum puas, mereka juga menawarkan varian Double Jumbo seharga Rp20.000, untuk penggemar berat crepes sejati.

Saat ditanya varian mana yang paling digemari, mereka serempak menjawab: “Cokelat Keju Susu”. Kombinasi yang seolah sudah jadi jodoh abadi dalam dunia kuliner kaki lima.

Namun hidup, seperti lapisan crepes yang dibakar panas, kadang juga terasa pahit dan renyah sekaligus. Mereka pernah dikejar Satpol PP karena berjualan di depan sekolah tanpa izin. Saat pandemi Covid-19 melanda, penjualan nyaris berhenti.

“Saat itu, tidak ada orang yang mau keluar rumah. Siapa juga yang mau jajan crepes?” kenang Jakaria.

Pelanggan sedang menunggu pesanan | Foto: Gangga

Namun mereka bertahan. Dengan tabungan seadanya, dengan doa yang tak henti, dan dengan keyakinan bahwa badai pasti berlalu.

Kini, mereka tinggal di sebuah rumah sederhana di Jalan Pulau Menjangan, Banyuning, Singaraja. Dari tempat itulah mereka berangkat setiap sore ke pasar. Di rumah itu pula mereka menyaksikan buah dari jerih payah mereka: dua anak perempuan kini menjadi perawat berstatus PNS, dan satu anak laki-laki yang masih duduk di bangku SMP.

Bagi Jakaria dan Faridah, Crepes Lalapooh bukan hanya tempat mencari nafkah. Ini adalah wujud nyata dari ketekunan, kesetiaan, dan cinta. Mereka menyebutnya sebagai jalan sunyi yang akhirnya mengantar mereka ke titik damai. Titik di mana mereka bisa melihat anak-anaknya tumbuh sukses, sembari tetap melayani pelanggan yang datang membeli camilan manis di ujung malam.

Ketika ditanya pelajaran apa yang bisa diambil dari perjalanan mereka, Faridah menjawab pelan namun penuh makna, “Sabar. Jangan pernah menyerah. Jatuh itu biasa, bangkit itu wajib.” Sebuah filosofi hidup yang mereka jalani sejak awal memutar roda motor dan menjajakan crepes dari pinggir jalan.

Faridah menyiapkan pesanan | Foto: Gangga

Dalam dunia yang bergerak cepat dan serba instan, kisah pasangan ini seperti rem yang mengingatkan kita bahwa keberhasilan sering kali tumbuh dari proses yang panjang. Dari ketekunan. Dari peluh. Dari ketulusan menyajikan makanan seenak mungkin meski dengan alat seadanya.

Di balik selembar crepes yang dibungkus kertas, tersimpan cerita tentang cinta dua insan, tentang harapan yang digulung rapat bersama susu dan cokelat, dan tentang semangat hidup yang tak pernah lelah meski diterpa hujan, panas, dan ujian.

Di tengah riuh pasar malam, Crepes Lalapooh berdiri sebagai pengingat: bahwa mimpi itu bisa diraih siapa saja, asalkan ada keberanian untuk memulai dan kesabaran untuk bertahan. [T]

Reporter/Penulis: Putu Gangga Pradipta
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Mengenal Singaraja Melalui Kulinernya
Ada Nasi Kuning Vegan di Singaraja — Carilah di Warung Laksmi, di Jalan Laksamana
Berbekal Nasi Kuning ke Kahyangan | Cerita Hari Kuningan Gde Aryantha Soethama
Tags: bulelengkulinerPelabuhan Buleleng
Previous Post

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

Next Post

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

Putu Gangga Pradipta

Putu Gangga Pradipta

Lahir di Surabaya, kini sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Singaraja.

Next Post
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co