4 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Janda yang Ditinggal Mati Suaminya | Cerpen Depri Ajopan

Depri AjopanbyDepri Ajopan
March 23, 2024
inCerpen
Janda yang Ditinggal Mati Suaminya | Cerpen Depri Ajopan

Ilustrasi tatkala.co

AKU memeluknya seperti boneka kecil, lalu mencium keningnya lembut. Semprotan air  yang terus ke luar dari shower  menerpa tubuh kami sengaja ia matikan pelan-pelan. Kemudian ia berbisik di telingaku, kata-katanya meruntuhkan ketulusanku.

“Jika kau perlakukan aku seperti ini, aku teringat pada Mas Refli, kau dan dia punya kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam bercinta!”

Bayangkan sehancur apa hatiku. Aku tidak suka dibanding-bandingkan dengan siapapun, walaupun aku yang dimenangkan. Dengan segera aku melepas pelukan itu. Ketika aku dan istriku bercinta, malah ia mengingat lelaki lain, walaupun itu mantan suaminya yang sudah meninggal, tetap aku merasa cemburu.

Waktu kami pacaran dulu, ia sering membuat status yang menunjukkan ia belum bisa melupakan masa lalu itu. Membuat kegundahan tumbuh di hatiku, karena perasaan rindunya yang masih membuncah-buncah pada almarhum suami, dan aku bisa memaklumi, karena suaminya meninggal baru beberapa bulan waktu itu.

Contoh statusnya yang panjang dan menggunakan foto yang pernah dipostingnya  seperti ini:   

Malam ini akusengaja duduk di halte, sembari menunggu ojek online. Aku melihat begitu banyak orang yang berlalu lalang di depanku, tetapi aku menyadari satu hal, dari sekian banyak orang tersebut, ternyata aku tidak akan bisa melihatmu lagi.

Awalnya aku diam, tapi lama-lama aku tak tahan, kecemburuan dalam jiwaku terus memberontak, dan akhirnya membuatku tersakiti sendiri. Tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya melampiaskan kekesalanku lewat ketikan, dan kukirimkan untuknya pesan itu.

Pesan yang ditulis Resti untuk almarhum suaminya membuatku marah, sampai-sampai berniat meninggalkannya waktu itu. Dan dia membalasku yang kesal dengan kata-kata yang lembut pada pertemuan kami di rumah seseorang.

 “Sayang, tadi aku ulang lagi baca pesan kamu, dan ternyata di sini aku yang tidak menjaga perasaan kamu. Aku tidak bermaksud seperti itu, dan aku minta maaf. Sekarang aku tidak mau membahas hal yang berlalu. Intinya sekarang cukup aku dan kamu, dan cerita kita ke depannya. Aku ingin kita membahas tentang kita saja, dan aku janji hal seperti ini tidak terjadi lagi. Aku tidak mau kamu merasa masih ada hal lain di pikiran aku. Aku ke depannya hanya fokus ke kamu, karena kamulah yang ada di hidup aku sekarang, seperti yang pernah kubilang sebelumnya, Tuhan  mengambil sesuatu dari aku, tapi Tuhan juga menggantikan sesuatu itu dengan kehadiran kamu. Aku merasa memang kamulah teman hidup aku ke depannya. Aku harap seperti itu ya. Jadi jangan memikirkan apa-apa lagi. Kita fokus saja dengan cerita kita dan kehidupan kita. Tidak usah mengingat masa lalu yang telah usai!”

Ucapannya begitu santai dengan keyakinan penuh. Ia mampu menyihirku, dan memang ia berhasil membuatku terpesona.

Ternyata kata-katanya omong kosong belaka, dan tidak seharusnya aku percayai waktu itu. Kenyataannya ia menyimpan seseorang dalam hati. Apa benar kata-kata teman perempuanku dulu, rahasia perempuan yang sulit terungkap, ia bisa mencintai dua lelaki sekaligus dalam waktu bersamaan, dan yang buaya itu bukan saja lelaki macamnya. Aku merasakan itu sekarang, aku yang tulus mencintainya ia sia-siakan, dan aku sadar, cinta tak bisa dipaksakan. Aku sering melihat sinaran cinta di matanya, aku bahagia sekali. Tapi setelah aku tahu itu bukan untukku, aku pun remuk seperti sepotong kue yang digenggam, kemudian diperas sekuat-kuatnya, lalu dicampakkan.

Apa aku harus membalas keperihan yang di lemparnya untukku? Apa perlu aku bercerita tentang kisahku ketika aku berpacaran dengan perempuan Eropa itu? Lalu aku menyebut-menyebut nama perempuan itu  dengan lembut di depan istriku menunjukkan kerinduanku, biar dia cemburu seperti yang aku rasakan.

Dulu semasih pacaran, aku tidak berhak marah berlebihan, karena ia belum resmi jadi milikku. Sekarang dia istriku, dan aku ingin ia mencintaiku seorang saja, tidak boleh ada orang lain dalam pikirannya.

“Aku sudah bilang padamu dulu, aku seorang janda, dan tentu punya masa lalu. Bukan saja dengan almarhum, tapi juga dengan keluarganya!”

Aku yang berharap ia bisa menyingkirkan nama itu dariku setelah aku jadi suaminya, ternyata gagal. Masih sering nama itu disebut. Aku ingin, jika ia masih mengingatnya terus-terusan, cukup dalam kesendiriannya, jangan di dekatku. Apalagi sampai ia menyeret-nyeretku untuk bicara tentang itu, tapi ia tak pernah mengerti aku.

 “Makanya seseorang yang menikah dengan janda, adalah seorang yang harus bisa berlapang dada. Dan bisa jadi nanti kau mengalami hal yang lebih sulit dari ini. Misalnya kau dibanding-bandingkan nanti dengan almarhum suamiku oleh keluarganya, lalu mereka memburukkanmu!”

Ia terus memukulku, dan aku semakin tak tahan. Aku teringat pada gadis Eropa itu, kulitnya yang putih membuatku ingin memeluknya terus tanpa lepas. Tapi aku terpaksa menyuruh ia pulang, setelah ia mengakui ketulusan cintanya padaku. Ia mau mencopot keyakinannya lalu pindah agamaku. Tapi orang-orang di kampungku bilang, itu pasti bertahan sebentar, apalagi orang tuaku tak merestui walaupun perempuan Eropa itu sudah menyatakan mau tinggal di Indonesia bersamaku. Akhirnya ia pergi ke negaranya dengan perasaan hampa, dan aku memilih hidup bersama Resti.

 “Apa yang ingin kau katakan, katakan saja meskipun kau yakin itu membuatku marah!”

Istriku tahu, aku menyimpan sesuatu dalam pikiranku.

 “Kalau kau pernah punya pacar sebelum menikah denganku, itu hal yang wajar bagi seorang laki-laki, dan aku tidak kecewa karena itu!”

Sepertinya ia tahu apa isi dalam kepalaku. Perempuan Eropa belum hilang dalam ingatanku. Aku melihat ia ada di sini menyaksikan perseteruanku dengan istriku, dan ia tersenyum, lalu berkata singkat, Johan, itulah hukuman bagi laki-laki yang telah menyingkirkan ketulusan seorang perempuan, lalu kau terhempas pada pelukan yang salah. Aku merasakan rindu yang tak terbendung pada perempuan Eropa itu secara tiba-tiba setelah perang dengan istriku.

 “Aku sedang memikirkan perempuan Eropa itu!” Walaupun sekilas, ia memang tahu tentang perempuan itu.

 “Kenapa kau belum bisa melupakan dia? Kan sudah ada aku di sisimu.” Ia begitu egois. Semakin kuat keinginanku untuk menyakiti hati istriku.

 “Sama sepertimu, yang belum bisa melupakan Refli!”

Mendengar jawabanku, ia memalingkan wajah.

 “Selama kalian pacaran, apa kau pernah ke negaranya? Maksudku ke rumahnya langsung, bertemu dengan orang tuanya?” Ia menatapku kembali.

Aku mengangguk, membuat ia semakin kesal. Aku yang sengaja memanas-manasinya ingin tahu, bagaimana reaksinya menanggapi masa laluku dengan perempuan Eropa itu.

 “Itu sih masa lalumu, yang mungkin bisa terulang lagi, beda denganku. Walaupun aku cerita semesra apa tentang suamiku, itu tidak akan bisa terulang lagi, karena dia sudah mati!”

Ia menunjukkan sikapnya yang tak mau kalah, dan yang tak mengerti aku yang cemburu pada yang sudah mati itu, dan aku harus melawan pendapatnya.

 “Bisa saja kisahmu terulang di surga nanti!”

Mendengar ucapanku ia tertawa.

 “Pikiranmu terlalu jauh, lagian belum tentu aku dan Refli masuk surga!”

Ia tetap dalam pendiriannya, tak ada niat mengubah sikap agar ia jangan membuatku cemburu lagi. Saatnya aku beraksi untuk membuat ia benar-benar sakit hati.

 “Kalau ada reski dan kesempatan aku ingin ke Belanda untuk beberapa hari menemui perempuan Eropa itu, aku sangat merindukannya,” ucapku tegas.

Ia menggigit bibir, lalu meludah di atas lantai, kemudian ia keluar dari kamar mandi sambil membanting pintu.

Konflik yang terjadi antara aku dan dia, semakin hari membesar. Berhari-hari aku tak pernah menyentuhnya.

***

Istriku mendatangiku yang lagi duduk di teras rumah sambil baca buku, ia menangis dan meminta maaf. Tapi entah kenapa, aku pun tak tahu apa yang terjadi pada diriku, yang jelas hatiku masih keras. Menurutku tak pantas diberi ampun kesalahan istriku. Karena istri yang terus mengingat lelaki lain yang sudah mati, itu adalah bentuk perselingkuhan yang halus, dan apapun bentuk perselingkuhan tidak bisa diberi ampun.

 “Kau tidak salah apa-apa Resti. Kau boleh mengingatnya terus, dan juga mencintainya. Jejak hati pada seseorang yang sudah bisa membuat kita nyaman dalam kenangan, tidak akan bisa dihapus oleh orang lain!”

Airmatanya masih titik, ia belum berhenti menangis.  

 “Maafkan aku sayang, tolong maafkan aku.”

Aku sudah berpikir matang dalam beberapa hari ini. Kelakuannya yang menyebut-nyebut kemesraan dengan suaminya tak akan pernah ia tinggalkan. Jalan terbaik aku harus menceraikannya. Aku berusaha untuk tidak membencinya. Aku mengambil keputusan bulat ini, karena ingin menyelamatkan diriku dari perempuan yang mencintai dua orang laki-laki dalam waktu bersamaan. Aku tidak mau dicintai perempuan yang juga memikirkan lelaki lain, aplagi ia sudah mati. Bersaing dengan dia yang telah mati saja aku kalah, apalagi kalau ia hidup kembali, semakin tercecerlah aku yang tercela ini dibuatnya.  

 “Dalam bulan ini aku ke Belanda bertemu Aleid.” 

 “Terus bagaimana denganku?”

 “Aku tidak bisa mencintai perempuan yang isi kepalanya juga memikirkan lelaki lain.”

***

Bayangkanlah kemudian, aku sudah tiba di Belanda bertemu dengan Aleid yang sudah punya suami.

“Percuma kau datang. Dulu kau mencampakkanku di Indonesia, sekarang aku yang menyuruhmu pergi dari negaraku. Lelaki yang tidak punya perasaan sepertimu, tidak pantas menginjakkan kaki di negeriku!” Akhirnya aku pulang membawa luka. [T]

BACA cerpen lain di rubrik CERPEN

Tukang Sulih Suara dan Presiden yang Kehilangan Suaranya | Cerpen Hasan Aspahani
Pesan Cinta untuk Seorang Teman | Cerpen Wahyudi Prasancika
Sedihku Berakhir di Verona | Cerpen Putu Arya Nugraha
Maksan dan Moncong Senapan Belanda | Cerpen Helmy Khan
Tags: Cerpen
Previous Post

Hakim Adalah Manusia Biasa

Next Post

Puisi-puisi Winar Ramelan | Nyepi Untuk Pulang ke Diri

Depri Ajopan

Depri Ajopan

Menyelesaikan S-1 Prodi Sastra Indonesia di UNP. Sudah menulis beberapa karya fiksi dan sudah diterbitkan. Cerpennya pernah dimuat di beberapa media cetak dan online. Sekarang penulis aktif di Komunitas Suku Seni Riau.

Next Post
Puisi-puisi Winar Ramelan | Nyepi Untuk Pulang ke Diri

Puisi-puisi Winar Ramelan | Nyepi Untuk Pulang ke Diri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co