15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Aku Bersumpah Mencintaimu | Cerpen Depri Ajopan

Depri AjopanbyDepri Ajopan
August 19, 2023
inCerpen
Aku Bersumpah Mencintaimu | Cerpen Depri Ajopan

Ilustrasi tatkala.co | Gus Pandit

“Ini untukmu!” Aku menyodorkan selembar kertas pada gadis itu.

“Tulisan tangan yang bagus, pasti bukan tulisanmu.” Pernyataannya membuatku malu. Menurutku ini konyol, dan tidak romantis.

“Kau tahu sendiri kan? Yang bisa membaca tulisanku cuma aku!” Serasa aku menginjak nuraniku sendiri dengan berkata begitu.

Dia tersenyum tanpa suara, menarik napas dalam-dalam. Tenggorokannya kembang kempis, dadanya terlihat jelas naik turun.

“Kenapa kau membelakangiku, dan tidak menatap wajahku, apa perlu aku mencium keningmu dulu, dengan bibirku yang lembut ini?” kataku merayu.

Friska begitu apatis hari itu,  wajahnya yang merona semakin jauh dari pandanganku, seakan dia sengaja mempertontonkan sifatnya yang tak acuh.

Ia menyibak tirai, menenggelamkan kepalanya ke luar jendela, kemudian mendogak ke langit. Mendung yang ia pandang berubah jadi rintik hujan.

“Ada keperluan apa kau menemuiku siang hari begini? Hanya karena selembar kertas?”

Sedikitpun ia tak ada menoleh. Baju lengan panjang warna kuning yang ia kenakan ditarik-tarik ke bawah seakan mempromosikan bajunya yang superketat. Kakinya sengaja digoyang-goyang, kepalanya ikut menari-nari. Kenapa hari ini dia terlihat ceria seperti itu.

Tidak ada aku melihat segumpal kesedihanpun menempel di wajahnya. Padahal seseorang baru saja memetik kebahagiaannya, yang bisa menjadi kesedihan yang berlarut-larut.

Bukankah tadi malam dia dihujani dengan cacian, pukulan. Bahkan berujung angkat kaki dari rumah malam itu. Ibunya yang galak dan begitu agresif yang menciptakan permusuhan baru denganku.

Sampai kapan pun aku tak pernah setuju kalau kau dan lelaki anjing itu menyatukan hati,

Itulah kata-kata kebencian yang pertama kali dilontarkan ibunya untukku. Lalu ia memukul putrinya menggunakan kayu bakar, membuat Friska teriak.

Dari situlah awal mulanya perasaan cinta kami yang berkecamuk diintervensi.

Kegaduhan itu mengganggu orang-orang yang duduk santai di warung. Begitu mendengar teriakan, penduduk warung sama-sama terkejut turut berbondong-bondong mengikuti arus suara yang menggelegar.

Ada yang lari tergopoh-gopoh sambil memilin-milin sarungnya yang melekat di pinggang, dan salah satu mereka yang datang itu ayah. Ia bertanya pada orang-orang, apa gerangan yang terjadi?

“Friska dibawa Jetri ke luar, dan sampai sekarang belum pulang,” jawab seseorang.

Secepat kilat memotret bumi ayahku mundur ke belakang. Ucapan yang spontan itu menyiksa batinnya, membuatnya malu. Ia merasa, sebagai seorang ayah, kepribadiannya telah diruntuhkan seruntuh-runtuhnya, pelakunya aku, anak kandungnya sendiri.   

Anehnya sampai di rumah aku yang hatinya terus berdebar-debar tidak ada dapat semprotan. Jangankan semprotan kecil, ayah dan ibu yang sudah tahu kejadian sedih itu tidak ada membahasnya sejengkal pun di depanku. Entahlah kalau di depan orang-orang.

Aku tahu penyebabnya, setelah mendengar cerita dari orang-orang, ternyata ayah dan ibuku dulunya juga cinta terlarang, sulit mendapat restu. Mereka tidak ingin nasib yang telah menimpa dirinya terjadi juga pada diri orang lain, apalagi yang mengalami nasib serupa itu anak kandungnya sendiri.

Apa yang terjadi pada diriku, sebaliknya yang terjadi pada Friska. Dia mendapat luka berat. Malam itu dia menderita di atas derita.

Tapi kenapa dia masih berpura-pura dihadapanku. Jurus apalagi yang akan dipertunjukkannya di depanku? Kenapa ia terlihat santai seperti itu? Sekadar  menipuku, seolah-olah ia bahagia. Dan ia tidak ingin aku pergi dari sisinya?

Begitu takutnyakah dia kehilanganku, sehingga derita ini ia pendam sendirian. Dia pikir aku tidak tahu hatinya lagi menangis. Aku melempar senyum sekadar berbasa-basi.

“Friska sayang, kenapa kau tidak menolehku? Bukankah aku ini kekasihmu?”

Aku menggigit bibir, menyembunyikan rasa kesedihan, memandangnya penuh makna. Dia benar-benar cuek di hari yang mendung itu.

“Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa sih kau ingin bertemu denganku siang hari begini?” Dia mendengus. Membosankan, dia bertanya untuk yang kedua kali.

“Kau ingin bertemu malam hari saja. Biar kau bebas duduk bersandar di pangkuanku, dan sesuka hatiku menggigit pucuk telingamu yang mungil itu?” Aku mencandainya, tangannya menjulur mencubitku.

“Kau ini apa-apaan sih, ngaur kamu.” Ia meronta, seperti anak kecil, sambil melirik kiri kanan, seakan mewanti-wanti apa ada orang melintas.

Atau jangan-jangan, ia melihat di depan matanya melayang-layang kesedihan yang akan memeluknya. “Menurutmu apa perlu aku berterimakasih pada Evi yang memanggilmu datang kemari atas permohonanku?”  

“Itu urusanmu.” Ia tetap tak menoleh. Mungkin gadis hitam manis itu mau keluar  dari ruangan pengap ini. “Memangnya Kak Evi cerita apa saja padamu?” Kali ini gadis jelita itu yang menimpali. Usahaku yang gigih melunakkan hatinya mulai berhasil.

“Dia cuma bilang…,” kataku.

“Dia bilang apa?” Barulah ia menatap wajahku, aku hampir mencium keningnya, dan memang aku biasa melakukannya, tapi tidak untuk saat ini dan mungkin seterusnya.     

 “Dia bilang, ‘Kalau kau serius mencintai Friska, akulah yang bertugas mencuri gadis cantik yang hidupnya terguncang itu untukmu’.”

“Dasar tukang kibul!”

Dia mencubitku lagi, sambil melempar senyum. Aksiku menggodanya benar-benar berhasil. Aku telah menemukan puncak kemenangan. Inilah saat yang tepat untuk aku berkata serius dari hati ke hati.

“Friska, tadi malam kau dimarahi ibumu kan?  Sampai mendapat pukulan yang bertubi-tubi, dan berujung angkat kaki dari rumah?”

Tadinya ia merunduk memandangi lantai, sekarang ia fokus menatapku tajam, seakan hatinya berbisik, “Kenapa rahasia yang sengaja kusimpan dan kututup rapat bisa ketahuan sama dia.”

 “Aku tahu ini salahku yang nekat mengajakmu keluar. Padahal aku tahu sendiri konflik sudah mulai hidup di antara kita berdua. Mulai sekarang aku berjanji kejadian buruk ini tidak akan terulang lagi. Karena hari ini pertemuan kita yang terakhir.”

Suaraku serak-serak basah. Kata-kata perpisahan itu begitu berat mengucapkan pada orang yang sangat aku sayangi.

“Maksudmu apa?”

Dia mulai gerah.

“Kita putus!” kataku.

Dia tidak setuju keputusan yang aku pilih, dia geleng-geleng kepala meneteskan airmata, kemudian menangis sesenggukan.

“Lebih baik aku mati, daripada berpisah denganmu,” katanya.

Meskipun memikirkan kebaikannya, dan untuk masa depannya, dia tetap tidak peduli. Apa ada cinta sekuat itu di dunia ini? Hanya lelaki bodohlah yang mau meninggalkan gadis setia seperti itu. Hatiku berbisik pada diri sendiri.

Aku kasihan melihat giginya yang gemerutuk menahan kesedihan di hati. Aku bersumpah terus mencintainya sampai bumi ini runtuh. Aku meminta maaf dan berjanji tidak akan melupakannya. Cinta antara aku dan perempuan itu tidak akan pernah kuredupkan.

 “Friska aku bersumpah atas nama Tuhan, aku mencintaimu. Selama cintamu tidak hilang diterjang angin nakal. Selama itu pula aku kukuh memepertahankan cintamu sampai bisa memilikimu,” kataku.

Friska menarik napas lega yang tadinya hampir sesak, diapun berkicau, “Demi Tuhan aku tidak berhianat, apalagi menyingkir dari sisimu, selama perasaan cinta ini kau simpan dalam hatimu.”

Kami saling berpelukan mesra mengusir kedinginan, mencari kedamaian, dan ingin menemukan ketenangan sesaat. Airmatanya terus meleleh, melintas melewati pipinya yang montok. Setitik airmatanya jatuh mengenai bajuku, dan aku mengecup matanya yang basah, meminum tintanya yang keluar dari sembernya.

Sementara mulutnya terus komat-kamit, “Jangan tinggalkan aku, jangan tinggalkan aku.”

Pelukannya semakin erat, seakan tak melepasku pergi. Dia begitu sayang pada diriku. Aku merasa sampai air laut tumpah ke daratan, tak akan kutemui lagi wanita setulus dirinya. Tapi apa yang terjadi, akhir kisah cinta ini, aku ditinggalkan dan dibiarkan terkapar sendirian.   [T]

  • Klik untuk baca CERPEN lainnya
Berbekal Nasi Kuning ke Kahyangan | Cerita Hari Kuningan Gde Aryantha Soethama
Palus Bukit Jambul | Cerpen Gde Aryantha Soethama
Ida Waluh di Lereng Gunung Agung
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-Puisi Abed Ilyas | Mata, Air

Next Post

Opera Ikan Asin: Kisah Si Raja Bandit dan Potret Hukum yang Bisa Dibeli

Depri Ajopan

Depri Ajopan

Menyelesaikan S-1 Prodi Sastra Indonesia di UNP. Sudah menulis beberapa karya fiksi dan sudah diterbitkan. Cerpennya pernah dimuat di beberapa media cetak dan online. Sekarang penulis aktif di Komunitas Suku Seni Riau.

Next Post
Opera Ikan Asin: Kisah Si Raja Bandit dan Potret Hukum yang Bisa Dibeli

Opera Ikan Asin: Kisah Si Raja Bandit dan Potret Hukum yang Bisa Dibeli

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co