11 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Editor Balebengong.id, Anton Muhajir, moderator Made Sujaya dan editor tatkala.co Made Adnyana Ole, dalam peluncuran buku Oka Rusmini di Bentara Budaya Bali, Minggu 14/7/2019 (foto: Dok Bentara Budaya Bali)

Editor Balebengong.id, Anton Muhajir, moderator Made Sujaya dan editor tatkala.co Made Adnyana Ole, dalam peluncuran buku Oka Rusmini di Bentara Budaya Bali, Minggu 14/7/2019 (foto: Dok Bentara Budaya Bali)

“Men Coblong” dan “Koplak” karya Oka Rusmini: Perempuan dan Laki-laki Feminim

tatkala by tatkala
July 15, 2019
in Khas
73
SHARES

Oka Rusmini (Foto: Dok Bentara Budaya Bali)

Dua buku terkini karya sastrawan Oka Rusmini, yakni “Koplak” dan “Men Coblong”, diluncurkan pada program Pustaka Bentara di Bentara Budaya Bali (BBB), Minggu, 14 Juli 2019. Buku yang disebut Oka Rusmini sebagai kembar buncing tersebut diterbitkan bersamaan oleh Penerbit Grasindo (2019).

Tampil sebagai pembahas yakni jurnalis Anton Muhajir mengulas buku “Men Coblong”, dan sastrawan Made Adnyana Ole memberikan bacaannya tentang “Koplak”, dimoderatori oleh Made Sujaya.

Melalui buku “Men Coblong” Oka Rusmini menawarkan ragam bentuk tulisan baru,  kreatif,  semacam perpaduan antara kemampuan bertutur ala cerpen, argumentatif cerdas esai dan kepaduan tematik kolom. Tokoh Men Coblong, seorang wanita paruh baya dengan seorang anak lelaki, menyerukan tanggapannya, kritik, serta bernada sindiran seputar sensitivitas terkait agama, budaya, politik, bahkan kehidupan sehari hari.

Anton menyebutkan bahwa di tengah dominasi penulis laki-laki, Men Coblong hadir menawarkan sudut pandang ibu-ibu dan perempuan yang lebih feminim. Di tengah banjir informasi abal-abal, Men Coblong menyajikan cerita untuk menjadi refleksi, getir di dalam satire seraya menggugat fakta dalam balutan fiksi.

Kolom Men Coblong mulanya terbit di harian Bali Post sejak 2013 dan berhenti pada tahun 2017. Lalu sejak Januari 2018, tulisan-tulisan Men Coblong mulai “lahir kembali” di Balebengong.id.

“Catatan-catatan Oka Rusmini dalam buku Men Coblong ini terkait hal-hal aktual. Beliau banyak membahas posisinya sebagai warga kota. Ini tetaplah kumpulan esai, kumpulan tulisan dan bukan sebuah buku (kajian) yang mendalam, namun masih tetap relevan, “ ungkap Anton Muhajir.

“Koplak” merupakan serial dengan tokoh utama I Putu Koplak, seorang lelaki koplak  yang memandang beragam persoalan hidup secara karikatural. Ditulis dan diterbitkan pertama kali berupa cerpen di Bali Post Minggu pada 2016. Kemudian beralih ke tatkala.co pada 2018.

“Dari cerita yang ditulis itu, Oka tampak punya konsep amat jelas mengenai alasan cerita itu ditulis, dan alasan tokoh utamanya harus bernama Koplak, “ kata Made Adnyana Ole.

Koplak adalah seorang duda yang menjabat kepala desa, serta memiliki seorang anak gadis berusia 21 tahun yang berprofesi sebagai pengusaha muda. Tidak seperti kebanyakan penguasa lainnya yang cenderung sibuk dengan penampilan, Koplak hadir sebagai tokoh yang santun, jauh dari angkuh, serta hangat dan guyub sebagaimana umumnya masyarakat  yang tinggal di pedusunan. Sebagai tokoh yang memimpin sebuah desa, Koplak tak lepas dari gunjingan perihal kehidupan kesehariannya, berikut kisah kasih istrinya yang telah meninggal, di tengah kegigihannya berjuang memajukan desanya.

“Masalah-masalah dan benturan-benturan dengan masyarakat Bali sendiri membuat saya menulis Men Coblong. Namun setelah saya membuat Men Coblong, muncul lagi kritik, ‘memangnya hanya perempuan saja yang bisa menyelesaikan semua persoalan?’. Nah, dari sana kemudian lahirlah Koplak. Ia seorang laki-laki yang ditinggal mati istrinya ketika melahirkan putri semata wayang mereka, di situ saya ingin menunjukkan bahwa laki-laki juga bisa menjadi feminis, “ ungkap Oka Rusmini.

Oka Rusmini telah menulis puisi, novel ,esai dan cerita pendek sedari remaja. Ia memperoleh banyak penghargaan, antara lain : Penghargaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa , Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2003 dan 2012), Anugerah Sastra Tantular , Balai Bahasa Denpasar  Provinsi Bali (2012). South East Asian (SEA) Write Award, dari pemerintah Thailand (2012) dan Kusala Sastra Khatulistiwa (2013/2014).

Tahun 2017, ia terpilih sebagai Ikon Berprestasi Indonesia Unit Kerja Presiden  Pembinaan Ideologi Pancasila kategori Seni dan Budaya dari Pemerintah Republik Indonesia. Bukunya yang telah terbit : Monolog Pohon (1997), Tarian Bumi (2000), Sagra (2001), Kenanga (2003), Patiwangi (2003), Warna Kita (2007), Akar Pule (2012), Pandora (2008), Tempurung (2010), Saiban (2014),  Men Coblong (2019) , dan Koplak (2019) .

Turut memaknai diskusi buku ini ditampilkan pula pembacaan nukilan oleh Wayan Jengki Sunarta dan Ayu Winastri.  

Peluncuran “Koplak” dan “Men Coblong” dihadiri pula sejumlah tokoh dan budayawan, di antaranya Pande Wayan Suteja Neka serta Wicaksono Adi yang memberi apresiasi atas kelahiran buku terkini Oka Rusmini.

Wicaksono Adi, penulis seni budaya dan seorang kurator, mengungkapkan bahwa kedua buku ini, Koplak dan Men Coblong, layak untuk dibaca. Melalui kedua buku tersebut, sang penulis sedang membuat komentar terhadap segala sesuatu yang terjadi baik di Bali maupun Indonesia umumnya,  dengan membuat perspektif atau cara pendang yang berbeda. “Di sini Oka menulis dengan mengangkat perspektif melihat suatu situasi dari atas. Jadi dia memandang persoalan secara netral, “ ungkap Wicaksono Adi. [T] [*]

Tags: baliBentara BudayaBukuOka Rusminipeluncuran buku
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ilustrasi Juli Sastrawan
Esai

Jenis Laki-Laki yang Biasa Ditunggu di Hari Valentine

INI hari keempat belas di bulan Februari. Ya, Valentine. Semua tahu. Hari Kasih Sayang yang bisa membuat hidup seseorang seharian ...

February 14, 2018
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Lontar Keris

—Catatan Harian Sugi Lanus, 21 Desember 2020. Banyak yang bertanya: Apakah ada lontar tentang Keris? Ada. Apakah lontar tersebut berisi ...

December 21, 2020
Kilas

Penggak Men Mersi – Melepas Benang Merah, Menyelamatkan Pementasan…

  Penampilan kelompok Pengak Men Mersi di panggung Bali Mandara Mahalango di Taman Budaya Denpasar. /Foto: ...

February 2, 2018
Google Image/www.glitzmedia.co
Esai

Khayal Pilu Hari Valentine dari Pekerja Pemula di Restoran Romantis

MITOS terciptanya Hari Valentine konon mulai dari kisah menyedihkan sekaligus mengharukan. Kalian tahulah apa bagaimana kisah itu. Radio, TV, majalah ...

February 2, 2018
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha
Esai

Mengingat Pesan Nenek di Tengah Wabah Corona

Suara sepeda motor yang agak kencang terdengar nyaring ketika beberapa anak sibuk bermain di depan sebuah kamar. Salah seorang anak ...

April 24, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In