16 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Tukik yang siap dilepaskan dalam acara Komunitas reiSPIRASI di Pantai Samas Yogyakarta

Tukik yang siap dilepaskan dalam acara Komunitas reiSPIRASI di Pantai Samas Yogyakarta

Mungkin Saja Penyu Akan Menyelamatkanmu — Cerita dari Pantai Samas

Arlingga Hari Nugroho by Arlingga Hari Nugroho
July 13, 2019
in Khas
74
SHARES

“Lalu apa yang saya dapat setelah melepas tukik ke laut?”

___

Suatu hari di perjalanan pulang dari selatan menuju utara, dari pantai Samas, Yogyakarta, menuju Kalasan, pertanyaan itu selalu muncul dalam pikiran saya. Sebuah pertanyaan yang muncul setelah seharian mengikuti kegiatan pelepasliaran tukik ke laut. Perjalanan pulang malam ini, saya coba melamun dan berkhayal dengan pikiran saya.

Bertahan di tanah rantau pada masa libur begini, sepertinya cukup membuat saya mudah terhasut. Beberapa kali guru dan teman-teman menghasut untuk ikut-ikutan main dalam konservasi penyu di pantai Samas, Yogyakarta.

Diawali oleh hasutan inilah saya berkenalan dengan komunitas reiSPIRASI. Mengutip dari reispirasi.wordpress.com, reiSPIRASI merupakan komunitas dengan berbagai aktivitas pengenalan dan explorasi alam yang meletakkan alam sebagai sumber inspirasi dan napas dasar dalam setiap kegiatannya.

Dalam kurun bulan Juni hingga Juli, reiSPIRASI telah mengadakan dua kegiatan pelepasliaran tukik. Pada bulan Juni lalu, reiSPIRASI mengadakan acara dengan tema Tunggak Beranjak, Sebuah Doa, Awal yang Akan Terus Beranak Pinak. Sedangkan pada hari Minggu, 7 Juli lalu memilih Karsa : Daya untuk Melakukan Kehendak sebagai tema kegiatan.

Saya menghadiri kedua kegiatan tersebut. Maklum, sebagai seorang mahasiswa semester delapan seperti saya, sepertinya sedang membutuhkan hiburan untuk mengalihkan perhatian dari skripsi. Hal yang paling mencolok dari kedua kegiatan tersebut adalah jumlah peserta yang terlibat.

Pada kegiatan Karsa, jumlah peserta jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan pertama. Perbedaan harga tiket masuk kegiatan sepertinya menjadi alasan utama. Bukan tanpa alasan, sebagai komunitas konservasi yang mandiri, reiSPIRASI mencoba kembali mengingatkan siapa saja bahwa kegiatan konservasi bukanlah hal yang murah.

Deny Widyanto, founding father reiSPIRASI, berkali-kali menjelaskan bahwa kegiatan penangkaran terhadap penyu masih bukan menjadi hal yang penting bagi beberapa orang. Bima Chrisanto, seorang mahasiswa yang terlibat aktif di reiSPIRASI, juga menambahkan bahwa biaya konsumsi anggota, pembelian pupuk kandang untuk perawatan pandan laut, hingga biaya apresiasi bagi warga yang menemukan telur penyu menjadi biaya rutin pengeluaran reiSPIRASI. Hal-hal semacam ini tentulah tidak diketahui oleh orang-orang seperti saya jika saja tidak mencari tahu atau terlibat di dalamnya.

Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan, saya belajar banyak tentang hal-hal apa saja yang terjadi semasa menangkar telur penyu hingga menjadi tukik. Berjaga semalaman ketika penyu bertelur. Memindahkan telur ke tempat penangkaran. Kegiatan pemindahan ini adalah salah satu upaya dalam menghentikan perburuan dan penjualan telur penyu oleh beberapa oknum. Telur-telur yang menetas di dalam penangkaran selanjutnya dirawat dalam akuarium sebelum akhirnya dilepaskan.


Komunitas reiSPIRASI

Bukan hanya itu, bersama reiSPIRASI saya juga ikut dalam penanaman pandan laut yang memiliki fungsi sebagai “rumah” bagi penyu yang ingin bertelur. Belajar tentang kemandirian reiSPIRASI tanpa bergantung pada lembaga konservasi sumber daya alam milik pemerintah. Atau belajar dari hal yang paling sederhana bahwa penyu merupakan salah satu makhluk purba dan gemar memakan ubur-ubur!

Jika melihat ke belakang, sepanjang bulan Juni lalu, populasi ubur-ubur di pantai Parangtritis meningkat. Sebuah artikel di media online mengatakan bahwa 106 pengunjung tersengat ubur-ubur di pantai Parangtritis. Bahkan sumber lain ada yang mengatakan korban sengatan ubur-ubur mencapai angka 200 orang!

Pada sesi diskusi, Deny menjelaskan masa dewasa tukik sekitar 30-40 tahun. Umur tersebut adalah hal yang normal mengingat penyu mampu hidup hingga 100 tahun. Pada masa dewasa inilah penyu akan kembali datang ke pantai dan bertelur. Umumnya penyu akan bertelur pada malam hari atau dini hari.

Hal yang cukup mengejutkan saya adalah sebuah pernyataan tentang tingkat keberhasilan hidup seekor penyu. Selain dari teman-teman di reiSPIRASI, beberapa artikel juga mengatakan hal yang sama, bahwa dari 1000 tukik yang dilepaskan, hanya akan ada 1 tukik yang mampu bertahan hidup hingga dewasa.

Bayangkan saja, saya baru melepaskan tiga tukik dengan kedua tangan saya. Ini sungguh sebuah angka keberhasilan yang sangat rendah jika harus berpedoman pada perbandingan 1:1000. Bahkan hampir mustahil! Namun sebaik-baiknya hidup adalah merawat harapan; semua makhluk hidup (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) memiliki kesempatan yang sama untuk hidup.

Pertanyaan apa yang saya dapat setelah melepas tukik ke laut sepertinya mampu mewakili beberapa orang seperti saya. Katakanlah saya, seorang perantau yang menghuni rumah kontrakan dengan jarak 40km dari pantai Samas. Tentu penanaman pandan laut dan pelepasan tukik tidak akan saya rasakan dari rumah saya.

Dengan pertanyaan semacam itu, tentulah saya terlalu naif jika mengharapkan keuntungan yang instan usai melepaskan tukik ke laut. Egosentris semacam ini harus saya singkirkan untuk menemukan jawabannya.

Saya coba mengingat dan merangkai beberapa hal. Pertama, terkait penanaman pandan laut. Pandan laut tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyu bertelur, tapi juga sebagai pemecah ombak dan pencegah abrasi laut. Mungkin saja, pandan laut yang baru saja ditanam ini kelak mampu membawa dampak positif bagi masyarakat pantai Samas dan ekosistem penyu.

Kedua, kehadiran penyu mampu menjadi predator dalam mengatasi melunjaknya populasi ubur-ubur yang berlebihan. Ubur-ubur adalah makan favorit dari penyu. Mungkin saja, jika populasi ubur-ubur menurun, maka bisa jadi kasus musiman pengunjung pantai tersengat akan ubur-ubur berkurang.

Ketiga, terlibat dalam setiap kegiatan yang diadakan reiSPIRASI adalah bentuk lain dari wujud mendukung keberlangsungan komunitas ini untuk tetap bertahan secara moral maupun moril. Sebuah apresiasi yang tidak bernilai atas tenaga dan waktu yang mereka korbankan bolak-balik dari kota menuju pantai Samas. Mungkin saja, jika reiSPIRASI berumur panjang, edukasi tentang tukik dan penyu akan tetap tersampaikan.

Mungkin masih banyak manfaat yang seharusnya bisa saya sadari atau temukan kelak. Jika saya boleh menaruh mimpi di cangkang penyu, maka saya akan bermimpi tentang tukik yang saya lepas kemarin akan menyelamatkan anak-cucu, masyarakat pantai, para pengunjung, dan makhluk hidup yang lain, sekalipun saya tidak berumur panjang. Hehehe

Masih dalam perjalanan pulang ke rumah dengan sedikit terkantuk, saya tutup segala khayalan ini dengan teriakan amin dalam hati. [T]

13 Juli 2019.

Tags: alamfaunalingkunganPantai Samassave penyuYogyakarta
Arlingga Hari Nugroho

Arlingga Hari Nugroho

Lebih dikenal dengan nama Arlingga Urak, sedang belajar sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma (USD). Kadang kala menulis puisi dan bermain drama. Saat ini sedang bergerak bersama Pejalan Bergerak, berteater bersama Teater Seriboe Djendela, dan berkeluarga bersama Bengkel Sastra USD.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co || Satia Guna
Cerpen

Jalan Kehilangan || Cerpen Ozik Ole-olang

by Ozik Ole-olang
January 9, 2021
Esai

Wabah Telah Menciptakan Jutaan Cinta Insani

Seorang bocah lelaki sepuluh tahun, mengirimi saya pesan suara melalui WA beberapa hari yang lalu. Suaranya serak, terbata-bata, seakan ia ...

August 16, 2020
Google Image
Ulasan

Film Newton, Komedi Satir Menertawakan Demokrasi

  SISTEM Agama dan Demokrasi yang lahir dari pemikiran serius, sesunguhnya mengandung kelucuan-kelucuan. Mereka yang berpikir kritis, akan menemukan betapa ...

February 2, 2018
Ilustrasi diolah dari lukisan IB Pandit Parastu
Cerpen

Alzhaeimer

Cerpen: Satia Guna ~Aku lupa dengan berapa jumlah jariku, aku lupa dengan nasi yang tadi aku makan, aku juga lupa ...

March 24, 2019
Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Esai

Konsumen Zaman Now: Sharing, Shaping, Consuming

Era tahun 2000-an ini banyak punya sebutan yang beredar di tengah masyarakat maupun oleh netizen. Ada yang menyebut era revolusi ...

March 24, 2020
Esai

Pemimpin dan Pandita

Hidup sebagai rakyat biasa di negara Telaga, maka saya harus mengatakan, pemimpin dan pandita adalah tulang punggung negara. Keduanya memiliki ...

February 5, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Cokorda Gde Bayu Putra || Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha
Khas

Sosok Alm. Prof. Dr. Tjokorda Rai Sudharta M.A || Pembuka URW Media Tahun 2021

by Cokorda Gde Bayu Putra
January 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

RĀGA: MEMUJA KESADARAN UNIVERSAL SIWA DI KEMULAN

by Sugi Lanus
January 15, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (148) Dongeng (10) Esai (1346) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (307) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (95) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In