17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini

Pakaian Serba Putih, Laku “Ngiring”, dan Pemberontakan Kultural

Angga Wijaya by Angga Wijaya
February 2, 2018
in Opini
83
SHARES

 

SEKARANG ini sering kita jumpai orang Bali yang mengenakan pakaian putih-putih dengan senteng  atau kain yang dililitkan di pinggang berwarna poleng (belang) putih-hitam. Atau ada juga dengan motif pakaian berbeda yang umumnya mencolok dan berbeda dengan penampilan masyarakat pada umumnya. Mereka dengan atribut seperti itu sering dikatakan sebagai orang yang “Ngiring”.

Banyaknya orang Bali yang “Ngiring” kemudian ditanggapi dengan pendapat beragam dari berbagai kalangan. Ada yang mengatakan itu sebagai krisis identitas manusia Bali kekinian hingga dianggap sebagai gejala gangguan kejiwaan, karena mereka yang “Ngiring” biasanya mengalami waham, keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal.

Jika dulu para pelaku “Ngiring” tersebut umumnya berprofesi sebagai balian atau dasaran yang  keberadaannya diakui dalam tradisi Hindu di Bali sebagai salah satu golongan pemangku yaitu Pemangku Balian, kini nampaknya hal tersebut mengalami pergeseran.

Mereka yang “Ngiring” kini tidak mesti menjadi balian atau dasaran melainkan hanya sebagai penanda bahwa ia sedang mendalami ajaran agama dan spritualitas, bahkan bisa jadi hanya semacam gaya hidup baru pencarian jati diri mengingat kini banyak terdapat kelompok spiritual dimana anggotanya memiliki kebutuhan yang sama mencari kedamaian diri dengan melakukan berbagai laku spiritual seperti meditasi, yoga, melukat, dan tirta yatra ke berbagai pura yang ada di Bali maupun luar Bali.

Saya melihat fenomena ini sebagai sebuah pemberontakan kultural. Jika zaman dahulu ajaran agama hanya dimonopoli oleh golongan tertentu, kini tidak lagi. Perkembangan zaman yang ditandai oleh pesatnya kemajuan teknologi membuat orang Bali kini bisa mengakses berbagai informasi termasuk ajaran Hindu yang banyak dijumpai di internet.

Termasuk dengan hadirnya kelompok-kelompok spiritual yang mempunyai jaringan global seperti Hare Krishna, Sai Study Group, Brahma Kumaris dan lainnya, orang dengan mudah bisa berguru dan mendalami spiritualitas dan menemukan komunitas yang mampu mengisi kekosongan batin dan kurangnya pengetahuan agama.

Itu berlaku juga dalam kelompok-kelompok spiritual lokal yang ada di Bali. Orang yang tertarik meditasi, yoga atau menjadi penyembuh mendapat tempat yang cocok saat bergabung pada pergurauan dan kelompok spiritual yang ada. Sesuatu yang jarang kita jumpai dua puluh atau tiga puluh tahun lalu.

Fenomena ini hampir sama dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat pada pertengahan 1960-an, saat kaum Hippies yang didominasi anak muda merasa muak dan menyuarakan protes atas terjadinya perang Vietnam, mencari jati diri dengan belajar meditasi yang salah satunya dipopulerkan oleh Maharishi Mahesh Yogi, guru spiritual asal India yang juga merupakan panutan kelompok musik The Beatles.

Jika kaum Hippies mendalami spiritualitas untuk mencari jati diri dan menyuarakan protes terhadap perang, di Bali orang-orang yang “Ngiring” mungkin saja mengalami hal yang sama, pencarian jati diri dan sebuah pemberontakan kultural.

Ini menandakan runtuhnya sebuah hegemoni, orang Bali kini mempunyai hak yang sama untuk belajar agama dan mengekspresikan minat mereka akan spiritualitas. Hal yang bagus asalkan tidak merupakan sebuah eskapisme, pelarian. Lari dari masalah dan kenyataan hidup yang dihadapi lalu mendapat pembenar dan larut dalam kelompok yang diikuti. Di sisi lain, masalah tetap ada dan bahkan semakin pelik. Tentunya semoga bukan ini yang terjadi.

Fenomena “Ngiring” hendaknya disikapi dengan arif dan bijaksana. Semakin banyak orang Bali yang mencintai dan mendalami ajaran agama tentu makin bagus. Kesadaran akan keseimbangan hidup dimaknai dengan laku spiritual yang diterjemahkan dengan sikap hidup yang penuh kedamaian, cinta kasih dan empati. (T)

Tags: agamabaligaya hiduphinduSpiritual
Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Ilustrasi diolah dari Google
Cerpen

Pak Jenggot #Cerpen I Made Sanggra

Sebulan sekali ia pergi ke Gianyar, ke Kantor Pos mengambil uang pensiunan. Bulan lalu, tumben ia datang terlambat. Biasanya pukul ...

February 7, 2019
Mobil Corolla dan Gde Made Metera
Kilas

Mobil Klasik Melayang, Made Metera Senang – [Gotong-Royong Tanggulangi Covid-19]

I Gde Made Metara, akademisi yang Rektor Universitas Panji Sakti Singaraja, yang juga penulis kolom di tatkala.co. dengan sukarela dan ...

April 9, 2020
Esai

Kekerasan

Dalam gaguritan Katuturan Ki Balian Batur, karya Made Sanggra, diceriterakan Luh Wali menjual nasi. Luh Wali berjualan di Desa Cau. ...

February 18, 2020
JRX pada acara Jah Megesah Vol #1 di Rompyok Kopi Kertas Budaya, Negara, Jembrana
Khas

“Brand Selayaknya jadi Media Propaganda atas Pemikiran dan Gagasan,” kata JRX pada Jah Megesah Vol #1

MEMBANGUN sebuah brand tidaklah sesederhana memiliki produk semata. Jauh melebihi itu, mesti ada ide dan gagasan besar yang melatarbelakangi keberadaannya. ...

November 13, 2018
Satu adegan dalam pementasan teater Sang Guru oleh Komunitas Senja (Foto: Riyan Giggs Teater Sadewa)
Ulasan

Konflik Batin Guru Honor – Catatan Pentas “Sang Guru” Komunitas Senja & Teater Cahaya

Gedung Ksirarnawa Art Center, Taman Budaya Denpasar, cukup ramai walau kursi penonton tidak penuh. Beberapa anak-anak dan orang dewasa membaur ...

May 21, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

MISIONARIS DE VROOM DIBUNUH DI BULELENG | Tragedi Kristenisasi di Bali

by Sugi Lanus
January 17, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1348) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In