26 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Foto: Ole

Foto: Ole

“Shortcut” Denpasar-Singaraja? Ah, Pemalas Bahagia Pilih Jalan Berliku

Made Adnyana Ole by Made Adnyana Ole
February 2, 2018
in Opini
222
SHARES

SIAPA pun yang bicara jalur shortcut Denpasar-Singaraja selalu tampak bersemangat. Optimis. Seakan-akan setelah jalur shortcut terwujud, masyarakat akan langsung sejahtera.

Padahal sesungguhnya siapa sih orang yang sangat berkepentingan dengan jalur shortcut? Rakyat yang hanya sekali-sekali saja lewat jalur Singaraja-Denpasar tentu tak begitu peduli apakah jalan itu mau lurus atau berliku, mau datar atau berundak-undak.

Mereka, para rakyat itu, toh hanya akan sesekali saja lewat, itu pun untuk urusan yang tak dianggap penting oleh Negara, misalnya ikut rombongan ngantar tetangga atau keponakan menikah ke luar kabupaten, atau kebetulan matirtayatra ke Pura yang lokasinya cukup jauh, atau sekadar jalan-jalan di hari raya.

Urusan-urusan rakyat semacam itu tentu tak pernah dijadikan pertimbangan penting agar jalur shortcut itu segera terwujud. Yang jadi pertimbangan adalah percepatan ekonomi, pariwisata, dan tentu saja politik. Urusan ngantar orang nikah atau urusan dolan-dolan yang cuma bisa dilakukan saat Hari Raya Galungan tak masuk daftar penting.

***

WACANA pembangunan shortcut (atau apa pun namanya) sudah merebak gencar sejak sekitar sepuluh tahun lalu. Wacana paling heboh biasanya terjadi menjelang Pilkada. Tentu karena akses penting Denpasar-Singaraja selalu laris jadi jualan politik. Seakan-akan ada anggapan, siapa pun orang yang berhasil memperjuangkan pembangunan jalan mulus bin lurus Denpasar-Singaraja layak menjadi pemimpin di Bali.

Sampai akhirnya terbaca di media kalau Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional VIII Sayeful Anwar memberi pemaparan di Ruang Rapat Gubernur Bali, Selasa 2 Agustus 2016. Disebutkan, akan dibangun 10 shortcut di sepanjang jalur Denpasar-Singaraja.

Namun dari 10 shortcut tersebut hanya 4 shortcut yang memungkinkan untuk segera dibangun, sisanya masih memiliki permasalahan terkait dengan kelandaian yang melebihi 10 persen.

Artinya, sudah ada titik terang. Artinya lagi, jalan lurus plus mulus di jalur Denpasar-Singaraja segera terwujud. Karena tikungan tajam akan ditumpulkan, turunan curam dan tanjakan tinggi dinormalkan. Waktu tempuh dipotong karena jarak pun diringkas. Mobil-mobil tak lagi terengah-engah, sopir lega, si bos bisa tidur lelap di jok belakang.

***

BISA diduga, jika jalur shortcut sudah terwujud secara keseluruhan, orang paling senang adalah para kepala dinas, kepala bagian, dan pejabat-pejabat penting lain di Pemkab Buleleng. Atau rektor, pembantu rektor, para dekan dan para dosen di perguruan tinggi yang ada di Singaraja semacam Undiksha. Atau para pejabat di BUMN yang punya cabang di Bali Utara.

Mereka-mereka itulah sebenarnya orang yang sangat memerlukan jalur cepat untuk urusan kenegaraan. Traffic mereka sangat tinggi. Hampir setiap hari ada pejabat dari Buleleng keluar daerah untuk berbagai urusan.

Paling dekat mereka ke Denpasar untuk rapat atau menghadiri acara Pemprov. Jika ke Denpasar, hanya untuk rapat saja mereka memerlukan waktu seharian. Rapatnya sih hanya dua jam, tapi di jalan bisa sekitar 8 jam.

Apalagi banyak pejabat pulang-pergi ke Jakarta seperti pulang-pergi ke kampung halaman saja. Urusannya tentu penting, seperti menghadap menteri atau dirjen untuk bicara masalah rakyat. Tapi mereka selalu galau jika memikirkan betapa tak asyik menempuh waktu ke bandara.

Bali-Jakarta sih tak lebih dari dua jam naik pesawat, tapi Singaraja-Bandara bisa ditempuh berjam-jam. Belum lagi kerjaan di kantor masih numpuk, dan panggilan acara di Jakarta terus terngiang-ngiang. Sopir pun kadang kena getah, padahal tak ikut makan nangka.

Tapi masalah semacam itu tak pernah jadi alasan penting kenapa shortcut harus diperjuangkan. Alasan yang kerap didengungkan adalah kesejahteraan masyarakat. Hitunganya begini: jika jalan sudah lurus dan lempeng, turis tak mabuk lagi sehingga makin banyak yang jajan ke Bali Utara. Pengurus travel agent juga tak cemas lagi mengantar tamu mereka.

Jika turis sudah melimpah, barang jualan warga tentu akan laris-manis. Investor pun datang berbondong. Jika banyak investasi, pendapatan asli daerah (PAD) pun meningkat. Jika PAD melimpah, program untuk kesejahteraan rakyat akan lancar.

Buiiiik, jalan ternyata masih tetap berliku untuk sampai pada kesejahteraan masyarakat.

Untuk urusan mendatangkan turis, travel agent dan investor ke Buleleng bukan hanya diperlukan jalan mulus dan lempeng. Banyak hal juga harus mulus dan lempeng, misalnya service, hubungan baik, dan tentu saja komisi dan tetek-bengek yang hanya diketahui orang pariwisata.

***

BELUM diketahui secara pasti, setelah jalur shortcut beres, apakah jalan lama yang berliku masih dibiarkan seperti semula, atau diurug jadi hutan? Jika masih dibiarkan, orang-orang pemalas yang bahagia mungkin saja akan tetap memilih jalan berliku. Orang yang tak pernah ditunggu meja rapat tentu juga lebih suka menempuh jalur berkelok dengan gas mobil yang sedang-sedang saja.

Di jalan berliku yang memaksa kita untuk santai, para pemalas yang bahagia bisa singgah di warung kopi, sembari ngopi ditemani kicau burung liar. Atau menikmati sate dan rawon babi sambil ngobrol tentang hujan yang jatuh di musim kemarau. Atau mereka bisa berhenti dan kencing sesukanya di semak-semak sambil memandang mobil-mobil dengan sopir bermata awas dan bos berwajah tegang meluncur di jalur shortcut.

Para pemalas yang bahagia biasanya tak tergantung banyak pada pemerintah. Mereka tak peduli urusan turis dan investasi. Mereka tak hirau politik. Mereka hanya tahu di mana tempat ngopi yang nyaman. Orang-orang semacam itu antara lain para seniman jalanan yang biasa pameran lukisan di Tokyo atau New York, pengangguran tua banyak deposito yang anak-anaknya sudah diwarisi sejumlah perusahaan, atau petani cengkeh yang baru saja panen raya.

Setelah shortcut kelar, orang yang butuh waktu serba-cepat pastilah senang. Tapi orang-orang itu, orang-orang yang biasa tegang kena deadline kerja, orang yang selalu dikejar rapat dan acara seremonial, orang yang setiap menit ditelpon karyawan untuk urusan rugi-laba, dan orang yang selalu menepuk punggung sopirnya karena cemas ditinggal pesawat, sesekali pastinya ingin menyamar sebagai pemalas yang bahagia.

Mereka ingin sesekali masuk kembali ke jalan berliku-liku dan ngopi di warung bawah pohon sesuka waktu. (T)

Tags: denpasarPariwisataPembangunanSingaraja
Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Esai

Nyepi: Terapi Kesehatan, Terapi Kita, Bumi dan Peradaban

Salah satu cara agar hidup kita sehat adalah dengan memahami filsafat, jangan melulu ritual atau obat. Dan Nyepi adalah sebuah ...

March 6, 2019
Masjid Jami Singaraja [sumber foto insanwisata.com]
Esai

Masjid, dan Kemungkinan Lain di Dalamnya – [Catatan dari Kampung di Singaraja]

Sudah lama sekali rasanya mengikuti bagaimana pola kehidupan yang diatur oleh keadaan mengenai pendemi ini, segala aspek rasanya terpaksa melakukan ...

August 12, 2020
Secangkir teh dan pepes jaje leburan (foto: penulis)
Esai

“Jaja Leburan” dan Kenangan Yang Tak Lesap

Bahan-bahan  utama, masing-masing bercitarasa enak. Campur apa adanya,  aduk saja. Bungkus dengan daun kenangan masa lalu. Tersajilah senyum mereka yang ...

June 8, 2019
Esai

BENYAI

Edisi 9/9/19 KOPLAK menggaruk rambutnya yang mulai beruban dengan ujung kuku jempolnya yang panjang. Butiran-butiran ketombe menempel diujung kuku juga ...

September 9, 2019
Foto: Ole
Esai

Catatan Harian Sugi Lanus: Bahasa Bali “Happy Birthday” & “Happy Anniversary”

APA Bahasa Bali "Happy Birthday" & "Happy Anniversary"? Jawaban untuk pertanyaan itu adalah "rahajeng dina otonan" dan "rahajeng dina odalan". ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Wayan Eka Artana Putra, pengelola kedai kopi mini di Pecatu, Badung
Khas

Pandemi, Bule jadi “Tamu Lokal”, Ngebon pun Biasa | Cerita dari Sebuah Kedai Kopi

by Nyoman Nadiana
January 26, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Sayang Kukiss/Diah Cintya
Esai

7 Jurus Memperbaiki Diri untuk Melangkah pada Rencana Panjang | tatkalamuda

by Sayang Kukiss
January 25, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1360) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (311) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In