19 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Ilustrasi: Komang Astiari

Ilustrasi: Komang Astiari

Jika Orang Bali Menjual “Due”

Made Nurbawa by Made Nurbawa
February 2, 2018
in Opini
11
SHARES

DI Bali, lumrah bila di tempat atau kawasan yang disucikan, jika melihat sesuatu, umpamanya benda, hewan atau binatang (langka), orang sering menyebutnya “Due”. (“Due” dibaca seperti membaca e terakhir pada kata “tempe”): Yakni; sebutan yang cecara budaya dan keyakinan adalah bentuk penghormatan. “Due”, dalam kamus Bahasa Bali-Indonesia berarti “Milik”. Dengan sebutan lain, keyakinan seperti ini juga ada di berbagai komunitas nusantara/dunia.

Jika demikian, kira-kira “Due” itu milik siapa? Karena sering “Due” terlihat atau berada di kawasan publik, fasilitas umum atau tempat-tempat yang disucikan atau diyakini kesuciannya.

Bermacam-macam sebutan “Due”, sesuai dengan situasi dan kondisinya. Misalnya ada “Due Tengah”, yang bermakna bahwa sesuatu itu milik bersama. Ada juga “Due(n)” Nak Lingsir”, kira-kira berarti sesuatu itu milik tetua, leluhur, atau generasi pendahulu.

Menurut Pekak Renes, tetangga saya, istilah “Due” mampu membangun sebuah kesadaran kolektif, juga membangun kesadaran terhadap penghormatan dan perlindungan. Juga kesadaran terhadap keyakinan tatanan, pengetahuan dan sistem pewarisan budaya yang luhur. “Due” juga bermakna sakral, atau tenget atau di-tenget-kan, yaitu sesuatu yang tidak boleh diambil, dikelola, diperlakukan sembarangan.

Tapi Pekak Renes belakangan merasa miris, karena 10 tahun terakhir ia sering mendengar istilah “Ngadol Due”, yaitu ketika orang atau warga menjual beberapa harta warisan leluhurnya untuk berbagai keperluan. Paling sering dalam urusan menjual tanah warisan pusaka leluhur yang berstatus “Due Tengah”.

“Secara formal tidak sulit jika mau menjual ‘Due Tengah’, karena hukum negara soal pertanahan sudah mengakomudir secara administratif, sepanjang ada musyawarah dan kesepakatan bersama oleh pemilik atau pewaris, semua bisa dipindah tangankan.” Demikian kata Pekak Renes sambil nyegut  pisang goreng kesukaanya.

Namun demikian Pekak Renes galau juga, karena status “Due Tengah” dalam konteks budaya dan hukum negara jelas berbeda. Makna “Milik” dalam istilah “Due” bukan serta-merta berarti atau sama dengan pengertian hak milik pribadi seseorang atau sekelompok orang seperti pandangan hukum negara kita. “Milik” atau “Due” adalah sesuatu yang mengandung makna luas dan universal mulai dari obyek pisik, nilai, tatanan, fungsi, energi, sosial, budaya, keyakinan dan sebagainya.

Jika belakangan banyak “Due” atau “Due Tengah” dijual atau dipindahtangankan, apakah nilai, tatanan atau budaya kolektif di atas obyek/tanah tersebut juga terjual atau berpindah? Jika ya, atas seijin siapa? Cukupkah hanya selembar akte jual beli atas “saran” Bapak dan Ibu Notaris? Atau cukupkah hanya berdasarkan peraturan menteri dan kuasa para politisi? (T)

Tags: baliBudayaTanah
Made Nurbawa

Made Nurbawa

Tinggal di Tabanan dan punya kecintaan yang besar terhadap tetek-bengek budaya pertanian. Tulisan-tulisannya bisa dilihat di madenurbawa.com

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Aksi sosial di panti jompo
Khas

Ketika Preman Menangis di Panti Jompo

ORANG mengenal kehidupan preman itu identik dengan kekerasan, persaingan antarkelompok, narkoba, badan penuh tatoan, kriminalitas dan hal-hal negatif lain. Tapi ...

November 8, 2018
Foto-foto: Istimewa
Kilas

Belajar Jujur Melalui Permainan dan Lagu “Meong-meong”

//Meong meong alih ja bikule/ Bikul gede gede / Buin mokoh mokoh /Kereng pesan ngerusuhin/Juk meng… Juk kul..// BEGITU lagu ...

February 2, 2018
Esai

Priayi Kecil

Saya berani bertaruh, orang-orang di kampung saya tidak cukup berani memaki-maki orang yang dianggap memiliki derajat lebih tinggi daripadanya—walaupun orang ...

August 30, 2019
DJADJA LAKLAK PANCASARI
Khas

1,4 Juta Laklak Sudah Dimakan Artis, Pejabat dan Orang Biasa di Warung Djadja Laklak Pancasari

Jika menyebut Djadja Laklak Pancasari, artinya itu adalah laklak milik I Gede Rena Purdiasa alias Renggo. Warungnya, ya, di Desa ...

January 11, 2021
Esai

Biaya Kesehatan Mahal, Siapa yang Harus Menanggung?

Kesehatan merupakan salah satu komponen pembentuk indeks komposit yang menjadi indikator keberhasilan pembangunan, selain unsur pendapatan yang dikonversi menjadi daya ...

August 9, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

by IG Mardi Yasa
January 18, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1350) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In