18 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Ulasan
Istimewa

Istimewa

Kupang Pesta Monolog 2016: Teater dan Perubahan Sosial

Silvester Petara Hurit by Silvester Petara Hurit
February 2, 2018
in Ulasan
479
SHARES

JUDUL  tulisan  ini merupakan tema diskusi  Kupang  Pesta Monolog   yang coba menggali daya vital teater dan perannya  dalam kehidupan konkret (aktual).  Bahwa teater sebagai seni  paling kompleks memiliki daya gedor yang sejak zaman purba diyakini  menjadi alat transformasi manusia dan masyarakat.  Dan kerja besar teater, dalam segala keterbatasan, mulai tumbuh dan  menapak  lewat  sajian  7  karya pertunjukan di  Aula F-Square Jl. Shoping Center Fatululi Kupang, Jumat-Sabtu, 11-12 Maret 2016.

Teater (monolog) sebagai sebuah proses kreatif  ditentukan oleh rekam jejak  seniman kreator dalam mencerap realitas. Yang  sudah jauh berjalan tentu menyimpan khazanah pengalaman, kepekaan dan kemampuan menghadirkan karya yang bernas  bertenaga termasuk bagaimana  membaca, mengolah  persoalan, memberinya  bobot refleksi   dan menyajikannya dalam totalitas komunikasi  pertunjukan. Sehingga yang dihadirkan bukan sekedar cerita tentang tekanan hidup, kegilaan, carut-marut, kesakitan,  luka-luka sosial dan kemanusiaan melainkan lebih dari itu memperlihatkan sesungguhnya wajah buruk, penyakit,  luka, borok dan nanah  kehidupan.

Abdy Keraf  misalnya melalui  Monologia Tubuh Yang Palsu  menularkan sejenis rasa frustrasi terhadap aneka bentuk basa-basi  kesantunan, menghina  kemunafikan dan segala omong kosong kepalsuan dengan mempertahankan  tensi  emosi  yang monoton datar  demi  menggiring penonton pada  kondisi ketegangan.  Abdy dengan stamina yang agak  terkuras coba menebarkan cekaman psikologis  demi penciptaan kondisi  dramatik pentas.

Target  serupa walau dengan tempo dan irama yang lebih lamban dan berat,  coba diraih oleh aktor  Galuh Tulus Utama lewat Hati Yang Meracau karya Edgar Alan Poe.  Ketakutan dan halusinasi dibaurkan  Galuh  lewat  sekian  jerit dan gemetar ceracau demi memberi efek psikologis  dari  kompleks  realitas  skizofrenik.  Mata ayah  oleh tokoh anak  menjelmah  seperti  mata burung pemangsa yang mengancam. Kehidupan jadi demikian ringkih dan kikuk  oleh obyektifkasi mata kekuasaan  yang represif dan berdaya membunuh.

Eka Putra Ngalu dari teater KAHE Maumere yang membiarkan teksnya tumbuh liar  dalam   “Laki-Laki”  memperlihatkan pribadi yang tidak sungguh-sungguh ‘menjadi’.  Tokoh laki-laki terperangkap dalam ruang hidup yang serba tanggung. Ketegangan antara mimpi dan kenyataan, mitologi dan realitas faktual membuatnya  menjadi figur yang ambigu bahkan mati ketika tak mampu mewujudkan mimpi-mimpinya.

Sajian   “Kronik Perempuan”  yang dibawakan oleh Dian Santji Muskanan dan “Perempuan Biasa”   oleh Linda Tangie   menyoal keperempuanan yang tersaruk dalam beban kultur dan stigma khas budaya patriarkhi.  Lanny Koroh sebagai sutradara menyuntikkan kegelisahan dan  pembacaan ulang identitas dan eksistensi  kaumnya untuk dibuahi dalam pergulatan kreatif kedua aktor  tersebut. Walau gagasan, pengolahan batin dan emosi belum menubuh dalam totalitas penampilan aktor namun ada satu hal menarik bahwa  Lanny  menjadikan teater sebagai  media untuk menegaskan otoritas individualnya  terhadap  dominasi  medan sosial kebudayaan (patriarkat).

Sementara pentas “Kesurupan”  Teater Price yang disutradarai  Jhon Tubani merupakan pentas  yang terlampau jujur  menyajikan kekalapan dalam meraih tambatan makna dan orientasi  hidup generasi muda saat ini. Tradisi yang jadi kiblat hari kemarin telampau koyak untuk diraih. Alih-alih memberi harapan,  masa kini dan  masa depan  jadi  lebih membingungkan.  Realitas  lantas dipersepsi sebagai alam kesurupan. Tempat mimpi, ketakutan, kegilaan dibiarkan bertumpuk bagai timbunan barang rongsokan.

“Rekonstruksi Tubuh Dalam Harmonisasi” yang dibawakan oleh Nona Jokaho dan Carolus Djama menjadi teks yang tidak luruh-padu antara gerak dan musik.  Penghadiran laki-laki dan perempuan sebagai pasangan  hidup seturut kodrat alam akhirnya tidak menggumpal kuat  pesan dan maknanya. Gagasan yang tidak menemukan  bentuk matang  perwujudan pentas akibat dipaksakan untuk hadir sebelum diracik dan dimasak  matang dalam dapur persenyawaan proses penciptaan.

 

TUJUH karya di Kupang Pesta Monolog 2016 dalam ‘kementahan’, keterbatasan dan kekurangannya,   mencuatkan  carut-marut realitas politik, ekonomi, sosial, budaya  di dunia keseharian  yang  tampak  lebih  kaya dan mencengangkan  oleh kekuatan dramatik teater.  Gagasan disemai dan dihidupkan lewat tubuh, pikiran dan batin aktor sehingga  memiliki  getar, daya dan aura. Menebarkan  cekaman dan daya gedor tertentu.

Realitas sosial yang dihidupkan mendapat bentuk, isi dan nyawa  dalam subyek aktor merupakan  kekuatan perubahan yang lebih mendalam karena  berakar pada pemahaman dan penghayatan diri aktor. Dengan demikian kegelisahan  lebih mengakar dan menagih untuk ditularkan dalam jaring komunikasi  kerja kreativitas teater.

Gagasan dan model perubahan teater  efektif dan masif  karena berposes ke dalam dan menebar keluar  dalam multi-ungkap  bahasanya, selain di ditopang oleh  kekuatannya sebagai tontonan langsung.  Dengan mengambil peran/karakter tokoh tertentu,  subyek aktor,  meminjam Constantin Stanislavsky,  “menghidupkan pengalaman personalnya yang memiliki kesamaan dengan kondisi/situasi sang tokoh”.

Pada titik ini,  problem  sosial, ketimpangan ekonomi, penelantaran budaya, praktek buruk kehidupan politik, kejahatan korupsi, kolusi dan nepotisme, watak korup para penyelenggara pemerintahan menjadi medan subur pergulatan teater  demi  mempreteli dan  memperlihatkan penyakit mental, sosial dan kemanusiaan  yang mendera kehidupan kita.

Kiranya apa yang telah dimulai oleh Ragil Sukriwul, Dominggus Elcid Li dan para pecinta teater di Kupang dapat dipandang sebagai geliat kebudayaan yang berarti  di tengah absennya event  teater di bumi NTT.  Perlu didukung demi perubahan NTT ke arah yang lebih baik dan bermartabat. (T)

 

Tags: KupangMonologTeater
Silvester Petara Hurit

Silvester Petara Hurit

Esais, Pengamat Seni Pertunjukan. Tinggal di Lewotala Flores Timur.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Bermain pantomim pop bali di Rumah Mahima
Esai

Tujuan Pulang Kampung yang Tidak Terduga

Apa tujuan pulang kampung di masa pandemi seperti ini? Kesibukan apa yang dapat dilakukan disaat ada himbauan tidak boleh berkumpul ...

July 3, 2020
Pengurus Bekraf Denpasar. Sumber foto: facebook
Peristiwa

Denpasar Punya Badan Kreatif, Buleleng dan Tabanan Boleh Iri

KOTA Denpasar kini memiliki Badan Kreatif (Bekraf), sebuah lembaga resmi yang dikukuhkan Walikota IB Rai Dharma Wijaya Mantra, di Pendopo ...

February 2, 2018
Esai

Keanehan dan Mitos di Bidang Medis

Walaupun bidang medis itu sangat ilmiah, namun di sana tetap ada hal-hal yang aneh dan juga hal-hal yang berbau mitos. ...

December 29, 2019
Morelia [ist]
Kilas

Nikmatilah Single “Pencipta Kenangan” dari Morelia

Setelah sekian lama hibernasi dari dunia musik indie bali, Morelia hadir kembali dengan single terbaru yang bertajuk "Pencipta Kenangan". Single ...

May 4, 2020
Ade Putri Paramadita (paling tengah)
Khas

Ade Putri Paramadita, Kuliner dan Imaji Rasa yang Tak Terbatas

DUNIA kuliner selalu menghadirkan pengalaman menarik. Apalagi, Indonesia kaya akan sumber makanan yang bisa diolah menjadi apa saja. Kekayaan kuliner ...

November 20, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gus Bass [Foto dokumentasi penulis]
Esai

Gus Bass, Bumbu Sate dan Tempe | Catatan Orang Tua tentang Menu untuk Anak

by Gus Surya Bharata
January 17, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1349) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In