Orasi Ketut Syahruwardi Abbas: Monolog dan Kehadiran Tokoh ke Atas Pentas
TELAH agak lama kita tidak terlalu peduli pada seni peran. Teater kita (di Indonesia) saat ini dipenuhi dengan gerombolan orang ...
Read moreTELAH agak lama kita tidak terlalu peduli pada seni peran. Teater kita (di Indonesia) saat ini dipenuhi dengan gerombolan orang ...
Read moreKAMIS, 27 April malam, dua buah lakon telah dimainkan oleh Teater Kampus Seribu Jendela, Undiksha, serangkaian Festival Monolog Bali 100 ...
Read moreBEGITU masuk Desa Banyuatis di Kecamatan Banjar, Buleleng, pada malam Sabtu, 22 April 2017, hati kami (saya, istri dan dua ...
Read moreDENGAN sangat percaya diri harus diakui Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya memberi sumbangan yang besar dalam membentuk aktor untuk ...
Read moreFESTIVAL Monolog Bali 100 Putu Wijaya sudah dibuka 22 Maret 2017. Setelah sekitar dua bulan melakukan persiapan, gelar acara monolog ...
Read moreTEATER Mandiri lebih dari dua dekade menekuni teater visual. Sejak 1991 kami tidak lagi tampil dengan naskah lakon. Cerita, plot, ...
Read moreBILA teater berlari terlalu cepat, perlukah ekselarasi dikurangi? Atau teater mesti buang waktu jalan di tempat sementara, menunggu masyarakt mengejar, ...
Read moreTEATER kini cenderung bicara dengan bahasa visual. Hanya saja penonton (pasar) masih lebih nyaman menikmati tontonan verbal. Kita harus berani ...
Read moreKRITIK sesungguhnya komplotan kubu kreativitas. Kritik bagaikan tulang-tulang yang menerawang dalam selembar daun. Perumpaman itu tidak 100 persen tepat. Tapi ...
Read moreBERBEDA dengan interpretasi, yang memungkinkan seseorang memilih dan mengembangkan berbagai sudut pandang lain/beda/baru pada sebuah lakon, manipulasi adalah penyelewengan/pemanfaatan/pendomplengan. Manipulasi ...
Read moreRekan-rekan seniman, penikmat seni, kaum terpelajar, budayawan, dan hadirin sekalian. Perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada panitia “Festival Monolog 100 ...
Read moreCatatan ini ditulis ketika Putu Wijaya mementaskan monolog Burung Merak di Open Stage Lovina, Buleleng, Bali, Rabu 25 November 2009, ...
Read moreINI adalah era dimana ketakjuban dapat direkayasa. Semua tahu, bagaimana dan mengalami percepatan dan perpendekan jarak ruang dan waktu. Kini ...
Read more“I wish I could write as misterious as a cat” (Aku berhasrat mampu menulis semisterius seekor kucing) Edgar Allan Poe, ...
Read moreKETIKA tangan dan kakiku lumpuh dan tubuhku tak mampu lagi melontarkan seluruh kobaran batin yang bergelora di kepala, aku menatap ...
Read morePADANG rumput membentang. Domba-domba berbaris tak berujung. Puluhan orang bekerja di bawah matahari, di tengah angin yang berembus kencang. Mereka...
Read moreDALAM dunia pewayangan Bali, pengalangkara merupakan bagian pembuka yang memegang peran penting dalam menyampaikan kisah kepada penonton. Dalam sajian wayang...
Read morePERAN guru di era modern menghadapi berbagai tantangan baru yang seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan kurikulum, dan tuntutan masyarakat global....
Read moreDESA Aan, Klungkung, Bali, ternyata punya produk usaha rumahan berupa minuman tradisional, yakni loloh cemcem. Loloh cemcem adalah jamu...
SEDARI sore, ratusan anak muda dari seluruh pelosok Bali silih berganti datang memenuhi Gedung Ksirarnawa – Taman Budaya, Art Center,...
GADIS berkacamata itu datang mendekat. Bisa dibayangkan, suasana akan jadi lebih ceria. Gadis itu adalah mahasiswi paling humoris di kampus...
PADA awal tahun, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Buleleng menggelar Lomba Inovasi Kuliner Berbahan...
BARU-BARU ini, pemuda-pemudi Buleleng seperti panen prestasi dari berbagai bidang. Di bidang olahraga, misalnya, atlet-atlet Buleleng yang berlaga di Pekan...
BELUM lama ini, di bulan Oktober, di sebuah akun Facebook warga Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, beredar video...
Copyright © 2016-2024, tatkala.co