23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Dalam foto: Desi Nurani memantaskan monolog Mulut karya Putu Wijaya. Foto: Kardian Narayana

Dalam foto: Desi Nurani memantaskan monolog Mulut karya Putu Wijaya. Foto: Kardian Narayana

Catatan Kecil Putu Wijaya: Kritik Teater, Interpretasi, Manipulasi

Putu Wijaya by Putu Wijaya
February 2, 2018
in Esai
97
SHARES

BERBEDA dengan interpretasi, yang memungkinkan seseorang memilih dan mengembangkan berbagai sudut pandang lain/beda/baru pada sebuah lakon, manipulasi adalah penyelewengan/pemanfaatan/pendomplengan.

Manipulasi berpura-pura menghamba dengan setia pada lakon, tapi di buntutnya tiba-tiba berbelok patah atau berbalik atau melompat atau menghilang dari lakon dan melakukan sergapan atau serangan yang sama sekali tak ada/berbeda/bertentangan dengan esensi/pesan moral lakon.

Baik interpretasi maupun manipulasi adalah produk/out put kreativitas. Tetapi interpretasi adalah pengayaan/pengembangan, sedang manipulasi adalah pencurian/penyalahgunaan/penyesatan.

Penonton sering tak bisa membedakan keduanya. Apalagi bila kreatornya/sutradara cerdas. Karena itu kehadiran kritikus/pengamat, sangat diperlukan dalam kehidupan teater/seni. Sektor itulah yang masih rawan/senyap di negeri kita ini. Akibatnya perkembangan teater terhambat. Teater bagai mobil balap yang tak punya cirkuit.

Media sosial (medsos) dan media online, yang sempat menjadi harapan kita sebagai “sawah”-nya, juga tidak terlalu serius menggarap, karena wartawan biasa dimutasi mengerjakan berbagai aspek berita supaya jadi pasukan elit.

Kita sangat memerlukan hadirnya para kritisi yang berwawasan luas dan memiliki pisau pembedah yang tajam serta “netral”. Mereka akan mengamati setiap langkah kita. Bukan sebagai polisi, yang menjegal dan melarang, tetapi sebagai sebagai “mata ketiga” (di antara tontonan dan penonton).

Untuk menjelaskan misalnya: apa arti dan guna Festival Monolog Bali setahun penuh ini. Apa kesimpulan yang bisa ditarik dari 100 penampilan dari berbagai komunitas di seluruh Bali itu. Dan apa yang disuarakan oleh orasi-orasi budaya para aktivis/budayawan terkait?

(Pada suatu Perhelatan PKB, pernah ada diskusi: benarkah ada pilih kasih pemda pada seni tradisi dan seni modern? Apa sejatinya masalahnya?) (T)

Jakarta, 30 Maret 2017

Baca juga : Catatan Kecil Putu Wijaya: Kritik Teater, Bukan Sekedar Hujatan-Pujian

Tags: Festival Monolog Bali 100 Putu WijayakritikMonologPutu Wijayaseni pertunjukanTeater
Putu Wijaya

Putu Wijaya

Lahir di Tabanan, Bali. Ia sastrawan dan dramawan. Sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, ribuan cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri, beberapa diantaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di Madison, Connecticut dan di LaMaMa, New York City, dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling Amerika. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Foto: Mursal Buyung
Opini

“Jesus Bless You” – Tentang Saya dan Agama

SAYA suka lagu-lagu yang memberikan getaran yang baik pada suasana hati dan hidup saya. Karena itu saya menggunakan aplikasi karaoke ...

February 2, 2018
Ilustrasi: Dek Omo
Opini

Karena Bahasa, Turis Bisa Bayangkan Salak Sebagai Ular

Bahasa menunjukkan bangsa. Itu peribahasa yang akrab saya dengar di Sekolah Dasar dulu yang bertahun-tahun kemudian saya amini kebenarannya. Kultur ...

February 2, 2018
Lontar DEWAŚA PAWARANGAN ANUT ŚAŚIH
Esai

Menikah di Tahun 2020? Sabarlah! Baca Dulu Lontar “Dewaśa Pawarangan Anut Śaśih”

Menikah di Tahun 2020? Sabarlah. Jika mengikuti lontar-lontar Wariga (Perhitungan Baik dan Kurang Baik Hari), menikah itu tidak cukup hanya ...

January 3, 2020
Perayaan Hari Ibu di Masjid Jami' Singaraja {foto: Harry Sumarsono]
Esai

Hari Ibu di Masjid dan Hal yang Kemudian Kita Renungkan || Catatan dari Kampung di Singaraja

22 Desember 2020, di Masjid Agung Jami’ Singaraja, ada sebuah acara pengajian. Acara ini bukan acara pengajian biasa, tapi dikaitkan ...

December 24, 2020
Esai

“Paukon”, Kalender Budaya, dan Imajinasi Kebangsaan

Suku Sunda, Jawa, Bali, dan Lombok bisa dikatakan menjadi suku-suku yang sangat vital posisi tawarnya bagi terbentuknya negara Indonesia. Hal ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

by Sugi Lanus
January 22, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In