AGENT of change adalah orang atau kelompok yang menjadi pemicu terjadinya perubahan, baik yang berdampak positif maupun negatif. Mereka biasanya muncul sebagai reaksi akibat adanya tekanan situasi atau problematika yang mengerumuni kelompoknya.
Mereka bisa saja menjadi contoh dan inspirasi atau panutan dalam berperilaku yang mencerminkan integritas dan kinerja yang tinggi. Tetapi di sisi lain bisa saja menjadi penyebab kerusakan lingkungan atau kehancuran peradaban.
Kebermanfaatan agent of change ini tergantung dari sisi sudut pandang mana kita melihatnya. “Perubahan tidak selamanya membawa kebaikan, tetapi kebaikan pasti akan membawa perubahan yang signifikan. Seorang agen perubahan wajib mewaspadai kalimat dan kata kunci itu”. (Asep Kurnia, Februari 2025).
Agent of change atau agen perubahan adalah istilah dalam sosiologi mengenai seseorang yang dapat memberikan perubahan di masyarakat sekitarnya. Istilah ini sangat umum di lingkungan suatu organisasi atau komunitas. Seorang agen perubahan juga diharapkan dapat menjadi pendorong atau pendukung perubahan pada organisasi atau lingkungan masyarakat tersebut untuk kemajuan mereka.
Artinya agen perubahan cenderung datang, muncul, dan tercipta dari personal di internal kelompok yang berupaya mewujudkan perubahan positif di lingkungan masyarakatnya dan berpikir tentang bagaimana menciptakan kemajuan dan kebermartabatan agar dapat mengimbangi berbagai tantangan masa depan kelompok atau kesukuannya. Itulah tugas dan fungsi agent of change.
Oleh karenanya, untuk memperkuat dan memperlancar tugas serta fungsi, maka seorang agen bisa dan harus : menjadi seorang pemimpin, menumbuhkan dorongan untuk perubahan di dalam sebuah kelompok, mengenali tantangan yang dihadapi oleh kelompok dan individunya, mempertahankan stabilitas dalam proses perubahan dan melakukan langkah konkret untuk mewujudkan perubahan. Agent of change juga harus mengupayakan agar proses perubahan yang sedang berlangsung tetap terkendali dan tidak menimbulkan ketidakstabilan yang merugikan bagi lingkungan atau individu yang terlibat.
Siapa saja yang termasuk dan contoh agent of change di masyarakat? Yah bisa dari kalangan pejabat, pemimpin, tokoh, aktivis, relawan, Chief Executive Officer (CEO), dan yang lebih banyak dari profesi guru atau pendidik. Contoh sosok agent of change kelas dunia (international) : Nelson Mandela, penghapus sistem apartheid yang berjuang untuk kesetaraan rasial dan politik serta membawa perdamaian antara ras kulit hitam dan kulit putih di Afrika Selatan.
Martin Luther King Jr. adalah pemimpin yang terkemuka dalam gerakan hak sipil di Amerika Serikat untuk mengakhiri diskriminasi rasial dan memperjuangkan kesetaraan hak. Ada Elon Musk dan tokoh-tokoh hebat lainnya termasuk tokoh di tingkat nasional maupun lokal. Pembaca lebih tahu dan hafal bukan?
Agent Of Change Lokal
Menjadi agen perubahan tidaklah harus idealis tinggi dengan capaian yang luas, karena prinsip pokok dan tugas utama atau fungsi intinya adalah menciptakan perubahan untuk mewujudkan hal yang positif dan bermanfaat bagi kemajuan masyarakat. Ruang lingkupnya menjadi ringan dan sederhana bukan?
Penunjukan atau menentukan sosok yang dipantaskan atau digelari sebagai agen pembaharu pun menjadi tidak berat dengan berbagai syarat dan prasyaratnya. Akhirnya, kepantasan penobatan sebagai agen pun bisa di lakukan oleh siapa pun dan dilevel mana pun, yang penting memiliki bukti yang konkret sebagai perwujudan kekaryaannya.
Baduy sebagai komunitas adat atau etnis yang memiliki serta menerapkan aturan hukum adat dan sangat mengikat bagi masyarakatnya juga bagi pihak luar adalah komunitas lokal yang secara faktual telah dan terus mengalami perubahan di berbagai aspek kehidupan. Baduy merupakan contoh kelompok masyarakat yang memiliki banyak figur dan sosok agent of change lokal (internal) berkriteria mumpuni serta handal. Begitu pula tentunya agen dari pihak luar Baduy yang memiliki kontribusi dalam menciptakan dan menghadirkan “dinamisasi perubahan”. Penulis memastikan itu.
Penulis sudah mendampingi Baduy sejak tahun 1995 sampai sekarang. Artinya 30 tahun membersamai mereka dan sudah melewati kebersamaan dengan 2 generasi mau melintas ke generasi 3 (incu /buyut). Pertama, generasi tua yang betul-betul orsinal, tidak terjamah oleh modernisasi; dan kedua generasi muda yang sejak lahir sudah terkontaminasi modernisasi.
Tiada hari tanpa berinteraksi dengan Baduy selama 30 tahun. Bisa pembaca bayangkan dan hitung secara matematika jika perhari di otak penulis disimpan dan tersimpan satu informasi saja, sudah ada berapa ribu informasi yang terekam di otak penulis?
Serderhananya saja sudah berapa banyak tokoh adat yang menjabat dan tokoh muda Baduy yang penulis kenali, ketahui dan pahami sepak terjang dan kontribusi mereka yang mengupayakan untuk terciptanya kesejahteraan, kemajuan masyarakat dan lingkungannya.
Nah, catatan itulah yang menginspirasi penulis untuk ikut berkontribusi mendokumentasi tokoh-tokoh yang berperan penting dalam menghadirkan dinamisasi perubahan Baduy sebelum mereka terlupakan dan dilupakan oleh putaran zaman.
Mohon dipahami, Baduy tidak membiasakan budaya tulis, mereka hanya menlanjutkan budaya lisan. Jadi jangan kaget, jika publik kesulitan mencari data tokoh-tokoh masa lalu Baduy yang berkiprah dalam kepemimpinnanya karena mereka tidak pernah menuliskan silsilah leluhurnya.
Mereka sengaja disederhanakan daya ingatnya hanya mengenali 3 tingkatan leluhur mereka (bapak/ibu, kakek/nenek sampai boeyuet/oyot gede ), dan setelah itu mereka melupakan hingga lapuk dimakan usia. “Tapi, tahukah bahwa itu adalah strategi jitu dan cerdas agar Baduy tidak mudah untuk dikenali dan dibuka kerahasiannya” (Asep Kurnia, Februari 2025).
Ragam Agent of Change di Suku Baduy
Dalam catatan perjalanan kisah suku Baduy, sepengetahuan penulis tidak menemukan data atau dokumen resmi yang dibuat secara khusus oleh mereka, karena segala macam cerita , rahasia, dan hukum adat mereka diturun-temurunkan secara lisan kepada keturunan terpilih. Sehingga ketika siapa pun kita ingin menelusuri tentang siapa, bagaimana, dan kapan tokoh adat yang memimpin suku Baduy di ratusan tahun silam tidak mudah untuk ditemukan biodata atau profilnya. Penulis mencoba berkali-kali menggali dengan menanyakan nama tokoh-tokoh adat yang memimpin sejak tahun 1900 Masehi ke belakang ke tokoh yang sedang menjabat, hasilnya nyaris nihil.
Mereka hanya mengenali nama besarnya Puun Jandol, Puun Kite dan Puun Sadi yang menjabat di sekitar tahun 1930-1970an. Betapa terbatasnya bukan? Atau memang mereka sengaja membatasi jawabannya, wallahu alam bissaawab. Nama-nama pemimpin adat sebelumnya di jajaran Lembaga Adat Tangtu Tilu Jaro Tujuh mereka tidak fasih menjelaskan, karena mereka sepertinya tidak mengetahuinya.
Apalagi jika kita bertanya pada level masyarakat biasa, total kita tidak bisa menggalinya. Akhirnya, mohon maaf penulis berkesusahan untuk menuliskan secara lengkap tentang tokoh adat mereka yang berkompeten digelari sebagai agent of change-nya mereka.
Berdasarkan kajian dan catatan yang penulis miliki dan bisa dibuktikan keabsahannya dari tahun 1995 – sekarang, maka penulis hanya menemukan bukti atau fakta, ada beberapa sosok atau figur dari internal kesukuan mereka yang layak dibukukan sebagai bagian dari agent of change.
Mereka yang penulis maksudkan adalah ada dari kalangan tokoh adat atau pemangku adat, ada dari tokoh muda Baduy Luar dan Baduy Dalam, ada tokoh perempuannya, ada generasi muda yang khusus berkiprah di dunia olah raga dan pendidikan. Itulah ragam agent of change suku Baduy yang insyaallah akan penulis sejarahkan melalui artikel ini.
Inilah nama-nama yang menurut catatan dan kajian penulis bisa dikatagorikan sebagai agent of change-nya suku Baduy :
- Jaro Dainah (Tokoh adat Jaro Pamarentah Desa Kanekes)
- Ayah Mursid (Tokoh Muda Baduy Dalam Cibeo)
- Sarpin (Tokoh Muda Baduy Luar)
- Amir (Tokoh Muda Baduy Luar)
- Ambu Alis (Perempuan Khusus dari Baduy Luar)
- Narman (Generasi Muda Baduy Luar).
- Rozak (Generasi Muda Baduy Luar).
Tentunya masih banyak tokoh dan generasi lainnya yang berkiprah dalam memprakarsai perubahan-perubahan di suku Baduy, namun insyaallah akan dibukukan di lain waktu. Termasuk agent of change yang berasal dari luar Baduy, tetapi secara faktual ikut berkontribusi dalam dinamisasi perubahan di suku Baduy. [T]
Penulis: Asep Kurnia
Editor: Adnyana Ole
- BACA esai-esai tentangBADUY
- BACA esai-esai lain dari penulisASEP KURNIA