MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit dari mereka yang menarik diri–mundur dari hidup.
Menutup dirinya dari segala kemungkinan dari luar, menjadi gelap menjadi pemurung di dalam kamar. O, merasa sendirian karena itu, bisa lebih parah gantung diri–bunuh diri.
Tapi penyanyi solois moreNarra feat The Reimland, atau dipadatkan menjadi ft.moreNara, justru menjadikan kekecewaan adalah pupuk untuk bisa lebih bangkit. Untuk bisa lebih semangat dalam menjalankan hidup secara optimis.
Melalui lagunya yang berjudul “Ya Biarkan”, moreNarra meyakinkan orang-orang jika manusia bisa tumbuh dari rasa kecewanya. Bahkan bisa lebih berkembang dari sebelumnya.
“Tak akan sempurna, ya biarkan saja!” penggal moreNarra, atau biasa dipanggil Narra itu, dari lagunya berjudul “Ya Biarkan” di selasar acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana, Jumat Malam, 23 Mei 2025, di Berutz Bar & Resto, Singaraja.
Sebelum itu, selepas Eternals menampilkan kemagisannya di atas panggung, para penonton disuguhkan suasana dan makna lagu yang lain dari dua lagu ft.moreNarra.

moreNarra dan The Reimland | Foto: panitia
Di atas panggung, ft.moreNarra membawakan dua lagu cipataannya sendiri; “Harusnya” dan “Ya Biarkan”, dan dua lagu cover milik Billie Ellish dengan judul “Everything I Wanted” dan dari Niki Zevanya berjudul “You’ll Be in My Heart”.
Di bawah panggung suasana masih begitu tenang. Orang-orang menenggak birnya di meja masing-masing setelah Eternals selesai tampil. Tapi ruangan masih setengah gelap, satu lampu terang hanya menyorot wajah Narra di atas panggung ketika sudah naik.
Ia tampil menggunakan baju rajut dengan warna putih, dan busana bawahan mini skirt berwarna hitam. Sangat anggun.
Ditemani pemain musik dari The Reimland; Deika sebagai gitaris, Nova Ariana juga sebagai gitaris, dan Adi W sebagai drummer.
Sebagai penyanyi perempuan, keanggunan dilempar Nara —dengan karakter suaranya yang lembut (soft).
Pada judul lagu “Harusnya” yang dinyanyikan Nara dengan tatapan mata basah, menawan orang-orang pada lirik lagunya yang basah. Karena dari lagu itu kemuraman terlempar secara lirih.
Kombinasi musik EDM dengan gitar, bass dan drumb, dan suara moreNara yang focal fry di mix falseto soft, suasana jadi sangat melow. Itu keberhasilan ft.moreNarra.
Dengan gaya pop kekinian, para penonton dengan cepat tenggelam pada rhythm musik slow-rock. Kesan Resto dan Bar, ft.moreNarea mengembalikan suasana bar dan resto itu lebih enjoy, setelah semua merenungkan kisah “Jayaprana dan Layonsari” dibawakan Eternals sebelumnya dengan pertunjukan tarian.
Pada judul lagu “Harusnya”, meminjam potongan puisinya Chairil Anwar, Narra seperti dikutuk sumpahi eros. Kekecewaan amat berat menimpa perempuan itu soal asmara.
Ku tak ingin
kau pergi
tinggalkan kisah ini
dan tak mungkin
sendiri bertahan di sini
harusnya
pahami sedikit apa yang kurasa
dengarkan setiap kata
yang pernah terucap
antara kita
Pada lirik lagu di atas termuntahkan rasa kecewa Narra, pada kekasihnya—yang setengah cinta. Di lagu itu juga, kata Narra. “Aku buat untuk pacarku saat itu, yang tidak memahami kondisiku yang butuh waktu dia.”
Tapi si kekasih tampaknya tidak mau mengerti, tidak mau menyempatkan waktunya. Tidak peduli. Bukan sebab pula ia tidak punya waktu. Tapi barangkali lelaki itu sudah tawar soal cinta.

moreNarra | Foto: panitia
Nara sangat menaruh harapan pada lelaki itu, dan tujuannya menulis lagu “Harusnya”, untuk memberikan satu sinyal agar si kekasih, mau mengerti—soal kemaunnya yang sederhana; waktu bertemu dan ditemani.
Tapi jika dikuliti lagi, lagu itu tak hanya berhubungan tentang soal asmara saja, tetapi juga soal urusan yang lain. Misalnya, tentang pengharapan manusia pada sesuatu yang lain, jika secara berlebihan, ternyata akan berujung pada jurang yang terjal. Harus bisa menakar pada porsi yang cukup, sebelum akan menaruhnya.
Di kamar, di rumahnya di Banyuning nomor 500X, Narra menyendiri. Merenungkan nasib asmaranya yang kurang baik. Dan untuk menghibur diri, sesekali ia bermain dengan seekor anjing peliharaannya.
Itu anjing yang setia, katanya. Mocha, begitu ia memanggil anjing kesayangannya. Sudah sembilan tahun ia bersama Narra—menjadi teman. Keluh kesah Narra tumpah pada anjing itu selain membuat lagu.
Kesedihan dan soal anjing kesayangannya, menggambarkan ia sebagai perempuan berperasaan sangat tinggi. Ini seperti Billie Ellish—sang idol, memiliki karakter yang sama dengannya; ENFJ (Etraversion, Intuition, Feeling, dan Judging).
Yaitu tipe kepribadian penuh empati. Penuh kasih, sebagaimana ia menghadiahi pacarnya dengan lagu itu dan karir yang bagus.
Setelah Kecewa, Timbullah Rasa Bangkit
Untuk musim ini, moreNarra, menjadi bagian terpenting sebagai penyanyi solois pendatang baru, yang dikenalkan The Reimland tahun ini.
moreNarra, atau bernama asli Dewa Ayu Naraswari, lahir di Singaraja, 9 Januari 2003. Soal menyanyi ia mengaku suka sejak kecil, karena sering medengar ibunya bernyanyi dan memutar lagu.
Bahkan, sejak dalam kandungan ia sering dinyanyikan oleh ibunya, diputarkan lagu oleh ibunya. “Begitu kata ibu saya,” kata Narra.

moreNara | Foto: panitia
Di rumahnya, musik seperti tidak terlalu jauh dari hidup Narra dan keluarga. Sehingga untuk memperdalam dirinya dalam dunia tarik suara, tahun 2018 ia ikut bergabung dengan The Reimland.
Sekarang ia telah berhasil membuat dua buah lagu setelah sekian tahun berproses. Yaitu “Harusnya” (2020) dan “Biarkan Saja” (2025).
Dua lagu itu memiliki hubungan kuat secara emosional bagi Narra yang ditulisnya. Ketika lagu pertama menggambarkan ia sedang sedih—kecewa, di lagu keduanya ia mencoba membiarkan kesedihan itu secara mengalir.
Di lagu kedua itu ia anggap sebagai penyembuhan. Menerima kenyataan dan memilih bangkit—adalah yang terpenting. Sehingga lagu itu ia hadiahi untuk dirinya sendiri karena sudah bisa bertahan dan mau bangkit.
Lelah ku menahan
Rasa resah hanya terpedam
Masihkah ku bisa
Sempatkan diri menaruh asa
Jalan yang berliku
Kucoba lewati tanpa ragu
Menandai waktu
Harusnya ini akan berlalu
Semua….
Begitu berbeda, tak ada ujungnya
Mencoba….
Tak akan sempurna, ya biarkan saja
“Jadi lagu keduaku untuk diri sendiri yang sudah bisa melewati hal-hal buruk sebelumnya,” kata Narra tentang lagu yang kedua.
Sampai di situ, ia juga menjelaskan jika sebelumnya selalu merasa diri sendirian, dan tidak bisa menjalankan hidup. Karena cinta membuatnya sakit kepala, nyaris itu membuatnya sebagai pemurung.
Tapi orang-orang sekelilingnya, membuatnya sadar bahwa masih banyak yang peduli pada seorang Narra untuk menjadi moreNarra—yang sekarang—sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Ia berterima kasih pada keluarga dan The Reimland.
Kemudian tujuannya dalam membuat lagu keduanya, juga dipersembahkan untuk teman-temannya, yang punya pemikiran harus kalah dengan keterpurukan.
“Kenapa ada lirik Tak akan sempurna, ya biarkan saja, itu? Karena aku, selama ini, selalu takut jika hasilku itu gak sesuai ekspektasi, dan di situ ada person yang bilang harus biarin aja, karena semua gaakan sempurna,” tambah moreNarra terakhir kami mengobrol.
Sebelum saling pergi dari beranda Berutz, ia berbagi sesuatu, bahwa ia dan timnya sedang menggodok lagu terbarunya yang akan dikenalkan—sebagai single dan akan launching tahun ini.
Tentu itu kabar gembira. Mari kita nantikan, Timpal Tatkala…[T]
Repoter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole
- BACA JUGA: