28 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gede Suanda aka Sayur, dan Cara Dia Merespon Hari Tumpek Landep dengan Lukisan

I Gede Made Surya DarmabyI Gede Made Surya Darma
February 22, 2025
inUlas Rupa
Gede Suanda aka Sayur, dan Cara Dia Merespon Hari Tumpek Landep dengan Lukisan

Gede Suanda dan lukisan Rahajeng Tumpek Landep

DI era tahun 1990-an, siapa yang tak kenal keindahan alam Ubud? Walaupun saat itu di Bali sudah ada industri pariwisata, beberapa tempat di Ubud masih asri, misalnya seperti Desa Junjungan.

Sawah yang melintang begitu indah, menjadi salah satu daya tarik pariwisata untuk menikmati keindahan alam. Udara pun masih segar. Para petani masih terlihat melakukan aktivitas pertanian dengan penuh suka cita.

Ada yang menuntun ratusan bebek di sepanjang jalanan, ada yang membawa rumput untuk ternak, di beberapa gubuk sapi seniman ukir sedang membuat patung kayu, ada yang sedang melukis, serta anak kecil begitu gembira mencari belalang, belut dan capung.

Sepuluh tahun belakangan ini, Ubud nyaris tidak bisa menyelamatkan sawah dari gempuran pembangunan villa dan hotel, dampak dari jomplangnya hasil pertanian dan kebutuhan hidup. Namun apa daya, industri pariwisata berkembang begitu masif dan sekarang ini sangat jarang kita melihat bentangan sawah yang begitu luas di daerah Ubud.

Di beberapa bagian, sudah dibangun villa maupun hotel. Hanya ada beberapa petak sawah yang masih ada aktivitas pertaniannya.

Gede Suanda a.k.a. Sayur, lulusan Institut Seni Indonesia, begitu gelisah melihat fenomena ini. Sebagai seniman yang terlahir di kawasan agraris di Desa Jungjungan, ia mengabadikan fenomena ini mulai karya seni lukis.

“Not For Sale” , tulisan yang dibuat Suanda alias Sayur di tengah sawah | Foto: Istimewa

Tentu pembaca tidak asing lagi dengan sosok seniman ini. Dulu sawahnya pernah viral di tahun 2014. Ia pernah menancap sawahnya dengan tulisan yang begitu besar dengan kalimat “Not For Sale” kerja sama dengan seniman, yang juga merupakan lulusan ISI Jogjakarta jurusan seni lukis, I Wayan Sudarna Putra.

Kedua seniman ini adalah seniman asli Ubud, yang gigih menyuarakan perubahan yang ada dengan karya seni untuk Bali kedepanya.

Salah satu lukisan yang dibuat oleh Gede Suanda menggambarkan susana upacara Tumpek Landep. Tumpek Landep merupakan salah satu upacara yang lumrah dilakukan orang Bali, untuk memberikan persembahan upacara terhadap benda sakral berupa keris.

Lambat laun, dalam perkembanganya, upacara ini dilakukan juga kepada peralatan yang berbahan dasar besi yang menunjang kehidupan masyarakat Bali dalam mencari nafkah, seperti kendaraan berupa motor dan mobil, peralatan pertanian, peralatan bengkel, maupun peralatan lainya.

Dalam lukisannya yang berjudul Rahajeng Tumpek Landep ini, Sayur melukiskan seorang pemangku yang sedang melakukan upacara terhadap benda sakral berupa keris dan mobil. Ia melukis mobil bertumpuk tiga, seolah ingin menyuarakan lahan yang kini begitu sempit dan suasana kemacetan Ubud yang begitu parah akibat dari dan perkembangan pariwisata.

Rahajeng Tumpek Landep, karya Suanda alias Sayur | Foto: Istimewa

Fenomena sumpeknya Ubud, yang begitu berdesakan di antara orang melaksanakan kegiatan upacara dan hiruk pikuknya wisatawan, dilukiskan dengan jenaka dan satir dengan media akrilik di atas kanvas. Di beberapa bagian kanvas pada lukisan tersebut juga dilukisakan suasana melasti.

Sementara di bidang lain ada orang yang sedang bertani di sawah dengan suasana padi yang baru ditandur. Di atas tanaman padi tersebut, dilukiskan wisatawan yang sedang rebahan, berjemur di kursi panjang dan kasur terapung dengan memakai bikini. Suasana yang campur aduk sangat berbanding terbalik dengan suasana sakral keagamaan yang sedang berlangsung di Bali, yaitu sedang merayakan upacara Tumpek Landep.

Di bidang lain, terdapat dua orang lelaki yang sedang susah payah menggendong babi sebagai bahan upacara dan konsumsi umat Hindu dalam rangkaian kegiatan adat dan keagamaan.

Bidang-bidang dilihat secara detil dalam karya Rahajeng Tumpek Landep | Foto: Istimewa

Di pojok kanan bawah ada seorang pemangku yang sedang melakukan upacara Tumpek Landep dengan penuh konsentrasi melapalkan mantra dan membunyikan genta. Di depannya dilukiskan keris itu sampai berdiri.

Lukisannya seolah ingin mengungkapkan suasana kontradiktif Bali, yang mana masyarakat Bali begitu kentalnya mempertahankan tradisi yang sebagian adat dan budaya ini di bangun secara swadaya.

Namun para investor asing yang tidak bersentuhan secara langsung dengan adat tradisi Bali. Hanya berkonsentrasi mengambil keuntungan dari peluang pariwisata dan budaya ini.

Kegelisahan Sayur merespon situasi melalui lukisannya ini disbabkan karena ia merasa banyak yang hilang dari Pulau Bali ini. Kenangan masa kecilnya sirna. Dulu sawah baginya adalah tempat bermain bersama teman-temanya, entah mencari belut, menangkap capung, beternak itik, atau sesekali memperhatikan burung yang hinggap di sawah.

Di masa kecilnya, Sayur belajar mensketsa menggunakan daun pisang atau kulit kelapa muda yang di toreh dengan lidi yang runcing, maupun pisau. Sawah bagi Suanda, selain merupakan sumber ketahanan pangan masyarakat Bali, juga merupakan ruang belajar sambil bermain. [T]

Lovina, 21 Februari 2025

Penulis: I Gede Made Surya Darma
Editor: Adnyana Ole

Pameran Seni Rupa di Tengah Sawah: “Creating New Climate Resilent and Inclusive Cities”
Tags: Seni Rupatumpek landep
Previous Post

Menyusuri Rasa dan Tradisi: Sate Keladi di Pasar Intaran

Next Post

Ilusi Komunikasi dalam Perspektif Helical Model [Bagian 2-Habis]

I Gede Made Surya Darma

I Gede Made Surya Darma

Pelukis. Lulusan ISI Yogyakarta. Founder Lepud Art Management

Next Post
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Ilusi Komunikasi dalam Perspektif Helical Model [Bagian 2-Habis]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kisah Perseteruan Anak Banteng dan Sang Resi

by Ahmad Sihabudin
May 27, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

PERSETERUAN anak-anak banteng dengan seorang resi kesatria paripurna masih terus berlanjut, malah semakin sengit dengan melontarkan serangan membabi-buta, penuh amarah...

Read more

Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

by Gede Maha Putra
May 26, 2025
0
Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

NAMA Walter Spies tentu saja sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Bali, terutama Ubud. Di tempat tinggal terakhirnya...

Read more

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025
Gaya

Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025

WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi  terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co