3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bulan Jingga di Atap Rumah | Cerpen Khairul A. El Maliky

Khairul A. El MalikybyKhairul A. El Maliky
August 17, 2024
inCerpen
Bulan Jingga di Atap Rumah | Cerpen Khairul A. El Maliky

Ilustrasi tatkala.co

ERLANGGA hampir saja putus asa setelah berkali-kali ia dan istrinya datang ke dokter spesialis untuk memeriksakan kesuburan. Sebab hasilnya ia tetap tidak bisa memberikan seorang buah hati untuk istrinya. Sang istri pun telah beberapa kali diberondong oleh orangtuanya sendiri dan keluarganya yang lain kapan akan punya bayi. Sampai macam besi panas telinganya ditanyai pertanyaan yang sama secara berulang-ulang, dan jawabannya juga sama, insyaAllah. InsyaAllah itu kapan akan terjadi, maka jawaban lain akan bersuara, Allahu a’lam. Padahal, tetangga sebelah rumahnya yang baru dua bulan menikah sekarang sudah hamil muda. Begitu juga dengan keponakan suaminya yang baru bongkar onderdil sudah hamil dua minggu.

Karena kehamilan itu tak kunjung-kunjung hadir, membuat hubungannya dengan istrinya menjadi seperti rawon tanpa penyedap rasa, hambar. Lagu dangdut Kandungan yang dibawakan oleh Rhoma Irama dan Soneta Grup seperti kaset kusut, meliuk-liuk. Lirik yang penuh keceriaan justru berubah menjadi lirik yang merajam-rajam hati lelaki muda itu. Oh, Tuhan, apakah nasibnya akan sama dengan para nabi yang diberi keturunan di hari tuanya, ketika ia sudah menjadi kakek-kakek? “Mungkin aku harus menemui beliau.” Akhirnya, Erlangga menemui orang itu.

***

Di belahan kota yang lain, seorang lelaki paro baya, tapi wajah dan pembawaannya seperti seorang remaja meski umurnya sudah berkepala empat, sedang dirundung wajah sedih. Tak lama kemudian, seorang guru paro baya menguluk salam di depan pintu ruang kantor lelaki paro baya itu.

“Pak Akmal, bisa saya dibuatkan raport milik Citra?” kata guru perempuan senior itu. “Kan Citra nggak punya raport semester ganjil?”

“Apakah surat mutasinya Citra sudah dikirim, Bu?” tanya guru lelaki bernama Pak Nizam itu.

“Sudah, Pak. Nanti uang kontribusinya saya kasih.”

“Baik, Bu.” Guru lelaki itu menyanggupi permintaan kawan sejawatnya. Dengan lincah karena sudah menguasai seluk-beluk dokumentasi, lelaki itu langsung menduplikat format raport semester ganjil dan merubah nama siswa yang sedang dibuatkan raport. Ia copas nomor induknya lengkap dengan alamat dan nama orangtuanya.

Tak sampai lima belas menit, pekerjaan yang diberikan padanya sudah selesai. Lalu, ia langsung mengeprint-nya.

“Sudah selesai, Bu.” Ia tersenyum.

“Terima kasih, Pak Akmal.” Guru perempuan senior yang tak lain adalah gurunya itu menerima lembaran raport yang baru saja selesai di-print dari tangan Pak Akmal. Lalu, ia memberikan selembar uang lima puluh ribu rupiah padanya.

“Sama-sama, Bu.”

Baru saja keceriaan hinggap di wajahnya, rasa hampa itu pun kembali merajai hatinya. Betapa tidak, sudah hampir tiga bulan ini ia tidak digaji oleh kepala sekolahnya. Sementara dirinya harus menafkahi keluarganya. Istrinya sudah ngambek stadium akhir karena sudah tidak punya uang simpanan lagi buat belanja. Anaknya tadi minta agar dibelikan es krim. Keponakannya yang cowok juga minta. Keponakan yang cewek minta dibelikan boneka.

Pulsa token listrik juga belum dibayar. Kepalanya cenut-cenut selama seminggu ini karena gaji yang diharapkan tak kunjung diberikan. Padahal, hari Senin yang lalu, kepala sekolahnya habis menerima kucuran dana BOS. Pergi ke mana larinya dana hibah dari pemerintah itu kalau bukan diambilnya sendiri. Sebab bulan depan kepala sekolahnya yang juga seorang kiai mau berangkat naik haji ke tanah suci. Dengan uang yang baru saja diterimanya dari upah membuat raport itu akan ia gunakan untuk membelikan apa yang diminta oleh anak-anak itu.

Sambil menunggu pekerjaan datang, pikirannya kembali disita oleh kondisi hidupnya yang menderita. Tidak. Ia sama sekali tidak pernah mengeluhkan nasibnya yang tidak sejahtera. Ia tidak pernah protes sama Tuhan yang telah membuat hidupnya seperti ini. Tidak. Sebab Tuhan telah mengaruniakan otak yang cerdas untuknya, dan Tuhan menyuruhnya agar ia mencari rizki dengan otak cerdasnya itu.

Sebenarnya selain bekerja di sekolah tersebut ia juga mengarang puisi dan cerpen yang dikirimnya ke koran. Bahkan, bulan ini ia sudah menyusun sebuah buku cerpen. Tapi…

***

Setelah memencet bel masuk di jam kedua, lelaki itu segera meninggalkan ruangannya untuk pergi mengisi pelajaran di kelas XI. Selain menulis, ia juga mengajar bahasa Inggris dan merangkap sebagai kepala TU. Di saat penjualan bukunya mengalami penurunan akibat semakin sepinya pembeli, ia memutuskan untuk mencari kerja sampingan di siang hari.

Dan, dengan ijazah S1 yang dimilikinya ia pun diterima sebagai guru pengampu bidang studi bahasa Inggris. Karena posisi kepala TU kosong, ia pun diminta oleh kepala sekolah agar menempati posisi tersebut di samping mengajar dan ia menyanggupi. Tapi, sampai di penghujung bulan ketiga ini, ia dan guru-guru yang lain belum juga menerima gaji.

Saat ia menguluk salam dan masuk ke dalam kelas tersebut, ingatannya kembali terlempar ke masa empat tahun yang lalu. Ketika itu, ia dapat dua tahun mengajar. Dan pada tahun ajaran baru, hatinya tertambat pada seorang gadis manis yang ia sebut Sweet Girl. Gadis itu adalah seorang yatim piatu, dan sejak kedua orangtuanya meninggal, ia diasuh oleh pamannya yang sudah ia anggap seperti orangtuanya sendiri.

Perasaan cinta itu tiba-tiba muncul ketika Pak Akmal sedang mengajar bahasa Inggris. Ia menciptakan sebuah metode pendekatan terhadap siswa dengan cara membaca kata demi kata. Pas tiba giliran di meja gadis itu, jantung Pak Akmal berdegup kencang. Pandangan keduanya saling bersirobok. Begitu pun seterusnya kejadian itu terjadi secara berulang-ulang.

Karena magma di dalam hatinya hampir meledak, lelaki itu pun mencari gadis tersebut. Setelah ketemu, diam membisukan keduanya. Lalu, tanpa canggung, Pak Akmal mendekatinya dan menggenggam erat tangannya. Gadis itu rupanya pasrah terhadap apa yang akan dilakukan oleh lelaki yang dicintainya itu. Pak Akmal membawanya ke kamar mandi dan di dalam sana keduanya saling mengungkapkan cinta yang sudah tak tertahankan. Tiga tahun lamanya guru dan siswa itu menjalin hubungan rahasia. Tapi, setelah gadis itu lulus SMA, ia dijodohkan dengan seorang pemuda yang bekerja di kantor pengairan.

***

Sudah sebulan Erlangga menanti hasil yang diberikan oleh gurunya itu. Ya, di tengah keputusasaannya yang tak kunjung punya anak, ia mendatangi guru yang telah meruwatnya. Tapi, di tengah-tengah penantian itu, pemuda itu merasakan jenuh. Ia menyalahkan istrinya tidak bisa hamil.

“Apa salahnya jika datang lagi ke Pak Tarsun, Mas?” ujar istrinya sambil memegangi lengan suaminya itu.

“Untuk apa lagi kita ke sana? Semua cara telah kita tempuh. Tapi kamu tahu sendiri hasilnya bagaimana?” kata Erlangga kesal. Sikapnya berubah. Bahkan, ia tak sudi lagi menatap wajah gadis itu. “Mungkin kita sudah ditakdirkan tidak punya anak.”

Erlangga menepis tangan istrinya dan ia duduk di kursi ruang tamu sambil menyalakan rokok.

“Lalu kamu menyalahkan kalau aku mandul?!” Istrinya tersinggung atas perubahan sikap dan kata-kata yang meluncur dari mulut suaminya barusan. “Kalau kamu sudah tak cinta padaku lagi, aku pasrah kau ceraikan, Mas.”

“Aku curiga sama kamu. Mungkin kamu tidak bisa hamil karena hatimu masih cinta pada gurumu itu!” kata Erlangga lagi.

“Astaghfirullah, Mas! Kenapa pikiranmu seburuk itu padaku?” Gadis itu memang masih perasaan cinta pada lelaki menjadi cinta pertamanya itu. “Aku sudah menjadi milikmu, Mas.”

“Jasadmu memang milikku, namun hatimu masih menjadi miliknya.”

Air mata gadis itu meleleh ketika suaminya mengatakan seperti itu padanya. Betapa tidak, sejak memutuskan menerima untuk menikah dengan pemuda itu, ia bertekad untuk melupakan lelaki yang pernah menjadi cintanya, melupakan apa yang pernah ia lakukan dengan cintanya, dan berusaha untuk menghilangkannya dari pikiran dan hatinya. Siapa lagi kalau yang ia lakukan hanya demi suaminya. Tapi lihatlah, lihatlah sekarang! Apa yang dikatakan oleh suaminya?

“Mulai detik ini, kamu akan kukembalikan kepada keluargamu,” ucap suaminya dengan kedua mata sembab.

“Kau tega padaku, Mas. Kau tega mengatakan bahwa aku yang bermasalah. Kau tidak bisa menerima keadaan. Kau tidak bisa menerima takdir.” Tangis gadis itu semakin pecah, lalu ia meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kamar.

***

Pak Akmal terlihat sibuk siang itu ketika Bu Febri mengetuk pintu ruangannya.

“Iya, Bu.”

“Pak, di kantor guru ada seseorang yang mau masuk sebagai karyawan TU.”

“Apakah sudah menemui kepala sekolah, Bu?”

“Sudah. Sama kepala sekolah dia diminta untuk menemui sampeyan.”

“Suruh saja ke sini, Bu.”

Sambil menunggu seseorang yang mau menjadi karyawan TU itu, lelaki tersebut kembali melanjutkan pekerjaannya yang belum rampung. Tak lama setelah itu, terdengarlah suara uluk salam seorang gadis dari luar. Suara yang tidak asing baginya. Lalu, Pak Akmal membuka pintu dan terkejutlah ia ketika tahu siapa yang berdiri di hadapannya saat itu.

“Amel!”

Seusai pulang bekerja, ia membawa gadis itu makan di luar sambil menonton film.

“Suamiku menuduhku akulah yang mandul,” kata gadis itu dengan sedih. “Padahal menurut keterangan surat dari dokter, masalah itu ada pada dirinya. Berbagai cara telah kami coba, namun hasilnya sama saja. Bahkan, suamiku datang ke gurunya untuk meminta bantuan. Setelah sebulan menunggu, hasilnya sia-sia. Dan puncaknya, ia menyalahkan aku dan mengembalikan aku pada keluargaku.”

Pak Akmal mendengarkan cerita gadis itu dengan saksama. Andai saja waktu itu ia langsung menikahinya, maka kejadiannya tidak akan seperti ini.

“Aku pun telah bercerai dengan istriku. Anakku memilih tinggal bersamaku,” ujar lelaki itu. “Mungkin inilah saatnya waktu untuk kita. Amel, apakah kau mau menjadi istriku?”

Gadis itu mengangguk dengan berurai air mata. Kata-kata itulah yang selama ini ia tunggu-tunggu dari orang yang dicintainya itu.

Setelah dua bulan pernikahan, terjadilah perubahan pada tubuh Amel. Ia kini dikabarkan telah hamil enam minggu. Sepasang suami istri itu sama-sama bahagia sambil menatap bulan jingga di atas atap rumah mereka. [T]

2024

  • BACAcerpen laindi tatkala.co
Kota Bandit | Cerpen Daviatul Umam
Arus Pelayaran | Cerpen Karisma Nur Fitria
Sejak Itu Samsu Berubah | Cerpen Khairul A. El Maliky
Sumbi Tak Mengandung Anak Tumang | Cerpen Amina Gaylene
Semalam Bersama Alien | Cerpen Putu Arya Nugraha
Tags: Cerpen
Previous Post

Puisi-puisi Moch Aldy MA | Mari Berjumpa Selepas Kita Bekerja Keras

Next Post

Catatan Amburadul Usai Menyaksikan VMO (Violent Magic Orchestra) di Bali — Serangkain Indonesia Tour VMO

Khairul A. El Maliky

Khairul A. El Maliky

Pengarang novel yang lahir di Kota Probolinggo. Buku terbarunya yang sudah terbit antara lain, Akad, Pintu Tauhid, Kalam, Kalam Cinta (Penerbit MNC, 2024) dan Pernikahan & Prasangka Cinta (Segera). Di sela-sela mengajar Sastra Indonesia, pengarang juga menulis dan mengirimkan cerpennya ke berbagai media massa.

Next Post
Catatan Amburadul Usai Menyaksikan VMO (Violent Magic Orchestra) di Bali — Serangkain Indonesia Tour VMO

Catatan Amburadul Usai Menyaksikan VMO (Violent Magic Orchestra) di Bali -- Serangkain Indonesia Tour VMO

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co