30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gong Tunas Mekar Pengosekan Ubud, Lahir 1958, Dibeli dari Hasil “Maderep” Padi

Nyoman BudarsanabyNyoman Budarsana
August 2, 2024
inPanggung
Gong Tunas Mekar Pengosekan Ubud, Lahir 1958, Dibeli dari Hasil “Maderep” Padi

sekaa gong legendaris Desa Pengosekan Ubud saat tampil di Pesta Kesenian Bali 2024

PECINTA gong kebyar pasti ingat penampilan Gong Kebyar Legendaris, Sekaa Gong Tunas Mekar, Pengosekan, Kecamatan Ubud sebagai duta Duta Kabupaten Gianyar pada Utsawa (Parade) Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46. Sekaa gong ini tampil mempesona di hadapan para penggemar kesenian tradisional, Rabu, 10 Juli 2024.

Gong kebyar Tunas Mekar dari Pengosekan ini memang layak disebut sekaa gong legendaris. Berdiri sekitar tahun 1958. Perangkat gongnya mula-mula dibeli dari hasil maderep atau menjadi buruh panen padi.

Di PKB tahun 2024 sekaa tampil satu panggung bersama Sekaa Gong Kebyar Legendaris Jaya Kusuma, Desa Adat Jagaraga, Kecamatan Sawan duta Kabupaten Buleleng di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Penampilan sekaa gong ini sangat kentara sekali, kalau memang sekaa ini mempunyai sejarah panjang dalam melestarikan seni karawitan di Bali.

Sekaa Gong Tunas Mekar menyajikan gending-gending merupakan warisan dari para pendahulu mereka. Meski sudah uzur, namun mereka masih mampu menunjukan kesohoran mereka di jaman itu. Penampilan Sekaa Gong Tunas Mekar memang unggul, bagai pepatah “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan Belang.

Maka tak heran, penonton yang menanti sajian itu sejak awal terasa terobati. Para penonton benar-benar dapat menyaksikan kemasyuran sekaa gong dari kampung turis itu. Saat itu, Sekaa Gong Tunas Mekar, Pengosekan menampilkan empat sajian seni pertunjukan, yakni dua tabuh, dan dua tari.

Penampilannya, diawali dengan Tabuh Nem Lelambatan Galang Kangin. Tabuh ini diwarisi oleh Sekaa Gong Tunas Mekar yang pada awalnya bernama Mekar Sari merupakan Sekaa Gong angkatan pertama. Tabuh ini ditata kembali pada pertengahan tahun 1970-an oleh Alm. I Wayan Gandra, sehingga menjadi lebih dinamis. Sebelum itu, sudah ada Tabuh Nem klasik yang diajarkan oleh Pekak I Made Lebah, ayah dari I Wayan Gandra.

Sekaa gong Tunas Mekar Pengosekan Ubud saat tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2024 | Foto: Ist

Kemudian menampilkan, Tari Legong Kraton Lasem, sebuah bentuk tari klasik dari Pelegongan, yang mengisahkan kisah cinta Prabu Lasem yang mendapat penolakan dari Diah Rangke Sari karena sudah punya pilihan hatinya. Kemarahan Prabu Lasem atas tolakan ini, menyebabkan Prabu Lasem menyerang pilihan hati dari Diah Rangke sari.

Namun, dalam perjalanannya, Prabu Lasem mendapat pertanda-pertanda buruk dari burung Gagak (pada tarian ini digambarkan dengan Tari Garuda). Prabu Lasem menghalaunya dan melanjutkan perjalanannya untuk menyerang pilihan hati Diah Rangke Sari. Tari ini dibina Ni Luh Mas merupakan cucu dari Pekak I Made Lebah.

Sajian ketiga, menampilkan Tabuh Sekar Jaya yang dimainkan terakhir oleh Sekaa Gong Angkatan Pertama tahun 1978 pada festival se-Kecamatan Ubud sebagai Duta Desa Mas.

Pada tahun 1987, dimainkan kembali oleh Sekaa Gong Anak-anak Tunas Mekar yang berdiri tahun 1983, (kini sebagian besar menjadi penabuh legendaris Sekaa Gong Tunas Mekar).

Tabuh Sekar Jaya menggambarkan kejayaan Penabuh Tunas Mekar yang mana telah mampu memainkan gending-gending kekebyaran baik saat mengiringi tari maupun berbentnuk tabuh yang dipertunjukan. Tabuh Sekar Jaya ditata oleh I Wayan Gandra.

Sebagai sajian pamungkas, Sekaa Gong Tunas Mekar menampilkan Tari Truna Jaya yang menggambarkan masa panca roba dari kaum remaja yang begitu dinamis dalam mencari kesejatian dirinya. Gerakan-gerakan yang menghentak diiringi dengan tabuh yang sangat dinamis serta penuh energi. Penata tari ini adalah : Alm. I Gde Manik dari Jagaraga Buleleng.

Sejarah

Berdasarkan data yang didapat dari salah satu sekaa gong itu, menyebutkan Sekaa Gong Tunas Mekar pada awalnya bernama Sekaa Gong Mekar Sari berdiri sekitar tahun 1958. Sekaa gong ini lahir, ketika tergugahnya hati warga Desa Adat Pengosekan untuk memiliki seperangkat gambelan gong. Hal tersebut didasari keinganan ngayah setiap ada pujawali di Pura Khayangan Tiga.

Sekaa gong Tunas Mekar Pengosekan Ubud saat tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2024 | Foto: Ist

Warga merasa ada yang kurang lengkap saat melakukan pujawali, tanpa adanya iringan gamelan gong kebyar. Walaupun saat itu telah diramaikan dengan iringan Gamelan Angklung dengan anggota sekaa sebanyak 32 orang, namun belum juga merasa puas. Hal itu, mengingat setiap akan menggelar unen-unen (tontonan) seni, hati masyarakat gelisah kemana harus meminjam gamelan.

Padahal, setiap pujawali warga rutin menggelar seni pertunjukan tari, seperti Tari Topeng, baik sebagai topeng wali maupun sebagai seni hiburan. Terlebih lagi, ketika mengiringi tari papendetan yang diselenggarakan setap ngaturan “Ajum Pendet”.

Bahkan beberapa hari sebelum pujawali datang, warga khususnya yang suka megamel tak segan-segan mengucurkan keringat memikul gamelan yang dipinjam dari Cokorda Joni asal Puri Ubud Kaleran. Warga secara bergotong-royong berjalan kaki mengangkat barungan galemen gong kebyar itu. Wajar, saat itu belum ada jalan raya, seperti sekarang ini.

Saat mengiringi tari-tarian tersebut, warga utamanya yang memiliki hobi memainkan gamelan tidak perlu mendatangkan penabuh dari luar desa. Sebab, sudah banyak di antara warga tersebut yang bisa dan mengetahui akan irama gamelan. Walau, itu tak sempurna, namun mereka merasa puas, karena masih bisa mengikuti jejak jejak leluhurnya.

Para penabuh biasa mengiringi Tari Rejang dengan tabuh-tabuh palegongan, yaitu Gending Condong, Lasem, Playon, dan Kuntul. Kadang-kadang juga memainkan Tabuh Sisian, Cupak, Tembang Selisir, Calonarang, dan lainnya. Pada saat itu, gamelan yang ada pada waktu itu jumlahnya hanya sedikit, yaitu sekitar 7 wadah.

Kuatnya hasrat warga Desa Adat untuk memiliki gamelan selalu terbentur dengan permasalahan dana. Lalu, Dewa Putu Bitra selaku Bendesa bersama Dewa Putu Sugi selaku wakil dan Dewa Ketut Rimin selaku prajuru lain kemudian berusaha memenuhi keinginan warga yang haus ingin memiliki gamelan melalui paruman (rapat).

Melalui paruman itu, kemudian disepakati mengadakan gamelan dengan cara bergotong-royong, yakni maderep (buruh panen padi). Kegiatan ini dilakukan selama 5 kali panen (kurang lebih dua setengah tahun) untuk mencapai dana sejumlah Rp 35.000- (tiga puluh lima ribu rupiah), harga barungan gamelan waktu itu.

Sekaa gong Tunas Mekar Pengosekan Ubud saat tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2024 | Foto: Ist

Setelah merasa dana hampir mencukupi, maka segera memesan seperangkat gamelan kepada pande gamelan bernama Gan Griya, seorang pande gamelan dari Desa Tiyingan Klungkung. Warga desa hampir tidak sabar menantikan dan mengharapkan penyelesaian gamelan miliknya. Sedangkan, dana yang terkumpul setelah dihitung-hitung masih jauh dari harga gamelan itu.

Keadaan itu, menjadi beban berat bagi pemimpin-pemimpin desa adat itu sendiri. Sebagai jalan keluarnya, beban itu dikembalikan kepada Desa Adat untuk minta persetujuan masing-masing warga. Dari parum itu, kemudian disepakatan untuk menutupi dana dengan jalan menggadaikan “Druwe Laba” yaitu hak milik Desa Adat.

Milik desa adat itu berupa tanah sawah yang terletak di Subak Lateng seluas +_20 are. Milik desa adat itu digadaikan kepada Jro Mangku Dalem Padang Tegal, senilai Rp 12.000,- (dua belas ribu rupiah). Dana sejumlah itu, untuk melengkapi dana yang sebelumnya sudah terkumpul Rp 23.000,- (dua puluh tiga ribu).

Mungkin sudah takdir, sehingga lahirlah seperangkat gamelan gong yang belum ada pelawahnya, seperti 1 buah pangugal, 4 wadah gangsa pemade, 2 wadah Kantilan, 1 wadah Reyong, 2 wadah Jegogan, 2 wadah Calung, 1 buah kempli (Kajar), 1 buah gong, 1 buah kempur, 1 pasang kendang, 1 buah cengceng dan 5 cakep cengceng kopyak.

Lalu, masalah pelawahnya desa adat kemudian membeli kayu blalu dan pule. Untuk penanganan dan penyelesaian plawah ini diserahkan kepada Dewa Putu Sugi dan Gusti Ketut Dana (kelian pura penataran) untuk menyelesaikannya.

Pemilihan anggota sekaa gong

Gamelan gong kebyar itu kemudian rampung semuanya pada tanggal 31 Januari 1961, maka segera diadakan paruman desa adat lagi. Paruman itu untuk mebicarakan beberapa hal seperti pemilihan anggota sekaa gong dari desa adat itu sendiri. Sekaa ini adalah milik desa adat yang diberi kewajiban mengemban tugas sebagai Sekaa Gong Desa Adat Pengosekan.

Pada saat itu, juga membicarakan tentang permasalahan biaya latihan, jaminan pelatih, pembagian hasil bila kelak dikemudian hari ada hasil. Di parum itu didapatkan keputusan tentang biaya latihan ditanggung oleh desa adat sendiri serta bila ada kerusakan dan kekurangan dari gamelan itu adalah tanggung jawab desa adat.

Untuk pembagian hasil bila kelak di kemudian hari mendatangkan hasil, yakni pembagian hasil 1/3 (sepertiga) ke Desa Adat, 2/3 (duapertiga) ke Sekaa Gong. Pada saat itu, mengadakan pendaftaran anggota sekaa dan pengurusnya dengan struktur yang ada. [T][Disusun dari sejumlah sumber]

Gong Kebyar Legendaris | Sekaa Gong Gunung Sari dari Peliatan, Mendunia Sejak 1930-an
Gong Legendaris Mengulang Kenangan Manis Gong Kebyar
Sekaa Gong Legendaris Jagaraga, Momentum Menghidupkan Kembali Jiwa dan Spirit Gde Manik
Sekaa Gong Belaluan Sadmerta, Gong Kebyar Pertama di Bali Selatan
Gong Kebyar Semadhi Yasa Desa Ababi Karangasem “Bersuara” Sejak 1928
Legenda Panjang Sekaa Gong Desa Menyali, Dari Zaman Ki Barak Panji Sakti Hingga ke Panggung PKB
Tags: Desa Pengosekan UbudGong LegendarisPesta Kesenian BaliPesta Kesenian Bali 2024Ubud
Previous Post

“Semakin Tua Semakin Bahagia” – Itu Kata Dr. dr. Dicky Yulius Pangkey pada Seminar Wanita Muslimah Indonesia

Next Post

Merenungi Ajian “Tri Samaya” Lewat Film “Sekawan Limo”

Nyoman Budarsana

Nyoman Budarsana

Editor/wartawan tatkala.co

Next Post
Merenungi Ajian “Tri Samaya” Lewat Film “Sekawan Limo”

Merenungi Ajian “Tri Samaya” Lewat Film “Sekawan Limo”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co