SAYA kembali melakukan perjalanan ke negeri Singapura dan Malaysia. Kali ini saya bertindak sebagai pemandu wisata.
Ini untuk pertama kalina saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemandu dan merencanakan perjalanan empat hari tiga malam ke luar negeri.
Saya lakukan semunya. Mulai dari memesan tiket pesawat, akomodasi, transportasi, sampai membuat daftar untuk mengunjungi tempat-tempat di kedua negara itu.
Sebagai seorang pejalan dan pemandu yang rajin mencatat nomor kontak siapa pun yang pernah ditemui, saya mendapatkan sejumlah kontak untuk saya tanai ini-itu agar perjalanan jadi lebih mudah.
Saya mengumpulkan kontak ketika berkunjung ke beberapa tempat di Singapura sejak 5 tahun yang lalu. Ini adalah tips bagi seorang pemandu wisata.
Tepat tanggal 1 juli 2024 saya berangkat sebagai tour leader dari family trip. Ada empat orang yang saya handle. Lumayan, setiap tempat, setiap kesempatan, menawarkan pengalaman dan cerita sendiri-sendiri.
Tiba di Singapura tepat pukul 12.00. Saya langsung mengajak rombongan ke Kantin Karyawan di Terminal 1 Changi Air Port. Tak hanya tempat makan, melainkan ini juga jadi semacam tempat menarik dan wajib dikunjungi sebagai seseorang yang sedang melakukan perjalanan wisata.
Makanan yang disajikan di kantin itu bervariasi dan lumayan murah untuk pengunjung. Setelahnya ada wahana air terjun buatan yang selalu menjadi primadona semua pengunjung yang masuk ke “belantara” Singapura. Itu adalah Jewel Changi Air Port di Terminal 3.
Bahkan pengunjung tempat itu melebihi rata-rata pengunjung air terjun alami di Bali. Singapura memang jago membuat sesuatu yang meniru alam, atau bahkan pada akhirnya bisa menjadi “alam” tersendiri.
Di Indonesia, alam yang indah buatan Tuhan, dan manusia kadang merusaknya. Di Singapura, manusia membuat tempat-tempat baru agar alamnya menjadi indah. Ini bisa direnungkan.
Selanjutnya saya bergerak ke Universal Studio, Bugis Street, lalu menutup malam di komplek Mery Lion. Sekali lagi, Singapura selalu bisa membuat fasilitas baru buatan manusia yang mampu menghibur bahkan mengedukasi setiap pengunjung.
Taman-taman mungil di sekeliling kota dan bangunan, lampu dan perpaduan sinar yang menambah gemerlap dan indah malam serta akses transportasi yang cukup mudah. Masalah mahal itu sangat relatif kan?
Besok harinya, tepat tanggal 2 Juli 2024, saya membawa rombongan ke Malaysia lewat jalur darat. Ini perjalanan yang menyenangkan, menyeberang dari satu negara ke negara lain lewat jalan darat. Seperti bergerak dari Singaraja ke Denpasar.
Bus dari Singapura menuju Kuala lumpur menjadi pilihan. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 4 jam menjadi tak terasa, di tengah kenyamanan dan pemandangan jalan menuju Kuala Lumpur.
Saya menulis ini tepat ketika sedang berada di PetronasTwin Tower melihat banyak pengunjung dari berbagai negara, lalu lalang sambil mengambil puluhan foto.
Setelah beberapa saat mengamati para pengunjung saya pun bergumam, semua orang yang berkunjung ke luar negeri akan berfoto di land mark masing-masing tempat atau negara itu.
Karena barangkali itulah arti dari pariwisata. Berkunjung ke sesuatu tempat yang banyak dikunjungi orang, agar kita bisa berfoto di situ, dan orang-orang lain ikut datang juga dan akan berfoto juga di tempat itu. [T]
BACA artikel lain dari penulis NYOMAN NADIANA
- BACA artikel tentangTUALANGlainnya