LIMA seniman lintas bidang memamerkan karya dalam pameran seni bertajuk ‘Manus, a Conscious Journey’, pada 15 Desember 2023 hingga 3 Februari 2024.
Lima seniman itu yakni Made Kaek (perupa), Manbutur Suantara dan Tjandra Hutama (fotografer), Dibal Ranuh (artistik direktor dan sutradara film), serta Dian Dewi (seniman, penulis).
Pameran ini diselenggarakan Sawidji Gallery bekerja sama dengan Sudakara Art Space, Sudamala Resort Sanur, untuk memaknai pergantian tahun.
Dian Dewi, konseptor sekaligus kurator pameran ini mengatakan conscious journey atau perjalanan sadar selain explorasi tema dimaksudkan juga sebagai interaksi kelima seniman untuk melakukan kerja kolaboratif.
“Idenya lahir dari beberapa interaksi di komunitas seni dan wacana yang kemudian berkembang menjadi respons kreatif di antara kami,” kata Dian Dewi.
Karya-karya yang dipamerkan dalam ‘Manus, a Conscious Journey’
Manus berasal dari bahasa Latin yang pertama kali digunakan pada tahun 1867 yang berarti bagian distal tungkai depan vertebrata dari karpus hingga ujung tangan.
Dalam wacana ilmiah, sering dikatakan bahwa jempol manusia yang berlawanan adalah hal yang membawa kita pada jalur evolusi yang sangat berbeda dari hewan lain.
Manus dihadirkan di sini sebagai perwujudan simbolis dari pertanyaan tersebut. Apa yang membuat kita menjadi manusia?
Kemampuan kita untuk mengekspresikan diri dalam sistem komunikasi yang kompleks, imajinasi kita dan alasan kita? Apakah semua aspek yang membuat manusia unik?
Karya-karya yang dipamerkan dalam ‘Manus, a Conscious Journey’
Manus, Perjalanan Sadar menyatukan lima seniman dalam petualangan masing-masing untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan tersebut.
Tak terbatas dan misterius, paradoks yang tak terbantahkan, tak terbatas dan tidak jelas, seperti semua lubang kelinci di dunia yang saling terhubung.
Hal Ini merupakan penjelajahan visual, perjalanan sadar, pemetaan perjalanan kreatif sambil merefleksikan pertanyaan sederhana: Apa itu kemanusiaan?
Dian Dewi menjelaskan pameran bersama ini berawal dari ketertarikan dengan dimensi intuitive dan emosi yang aneh tapi pekat dari makhluk-makhluk rekaan dalam karya Cryptic Made Kaeks.
Dalam pameran ini Made Kaek menampilkan karya terbaru berupa patung kayu jelmaan makhluk-makhluk cryptic dari karya Made Kaek. Untuk pertamakalinya mahkluk Made Kaek terwujud di alam nyata yang berbentuk tiga dimensi.
Manbutur Suantara, dengan ketepatan puitis fotografi mengekspolasi kesadaran dan sikap manusia yang terbentuk oleh segala hal dalam medan lingkungan. Dengan perbandingan Tjandra Hutama menabalkan kesadaran sosial dalam karya mixed media.
Sedangkan Dibal Ranuh memberikan sentuhan kreatif sebagai seorang sutradara film dalam karya art film yang memvisualkan manusia kontemporer. Dian Dewi mevisualkan dengan technique pencahayaan dalam fotografi dan mixed media ungkapan filsafat yang menginspirasinya.
Karya-karya yang dipamerkan dalam ‘Manus, a Conscious Journey’
Karya kolaboratif ini berupaya mengeksplorasi referensi teoretis dari filsafat Hindu Bali untuk menguraikan kemampuan yang dianugerahkan pada makhluk hidup.
Karya-karya ini juga mengusung dualisme yang ada dalam filsafat Barat dan Timur dalam menyikapi pertentangan antara yang terbatas dan tak terbatas; skala dan niskala; ada dan tiada.
Selain menampilkan karya kolaboratif bersama seniman Made Kaek, kelima seniman juga menyajikan karya masing-masing yang melengkapi konsep pameran ini. [T][Ado/Rls]