10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kredibilitas Komunikator dalam Interaksi Budaya

ChusmerubyChusmeru
July 3, 2023
inEsai
Memaknai Perbedaan Komunikasi Antarbudaya: Bukan Sekadar Wacana

MENGAPA orang gagal berkomunikasi ketika berada di lingkungan budaya yang berbeda?. Dan mengapa ada orang yang begitu disegani dan dihormati dalam lingkungan budayanya? Penyebabnya bukan pada gegar budaya yang dialami seseorang saat berada di tempat yang baru. Namun lebih pada ketidakmampuan orang menjadi komunikator dalam interaksi budaya.

Beberapa kasus menunjukkan kredibilitas yang rendah sebagai komunikator dalam interaksi budaya. Seorang mahasiswa berinisial FS yang berasal dari luar Jawa tersandung kasus di Yogyakarta pada tahun 2014. Hanya lantaran kesal tidak diperbolehkan menyerobot antrean di salah satu SPBU di Yogyakarya, FS mengunggah kekesalannya di media sosial.

Unggahannya berisi cacian dan sumpah-serapah terhadap masyarakat Yogyakarta. Tidak terima terhadap unggahan itu, masyarakat Yogyakarta melaporkan FS ke polisi. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pun merasa tersinggung dengan unggahan tersebut. Buntutnya, FS harus duduk sebagai terdakwa di kursi pengadilan.

Kasus berikut menimpa artis dangdut Cita Citata pada tahun 2015. Menggunakan baju adat Papua dalam suatu acara, Cita Citata melontarkan perkataan yang dianggap menghina masayarakat Papua. Cita Citata pun dilaporkan ke Komnas HAM oleh perwakilan masayarakat adat Papua.

Somasi juga dilayangkan oleh Forum Papua Bersatu kepada Cita Citata. Sanksi adat dijatuhkan kepada pedangdut itu, yaitu harus meminta maaf kepada seluruh masyarakat Papua serta menyerahkan 500 ekor babi sebagai bentuk perdamaian.

Artis cantik Syahrini juga tersandung kasus yang berkaitan dengan norma dan etika saat berkunjung ke Holocaust Memorial Berlin, Jerman pada tahun 2018. Syahrini berpose dan berfoto di atas memorial tersebut. Dia pun mengunggah foto dan videonya di fitur Story Instagram.

Tindakan Syahrini dikecam netizen, karena dianggap telah melanggar etika berkunjung ke Holocaust. Norma masyarakat Jerman melarang orang untuk duduk, memanjat, maupun berfoto di Holocaust Memorial sebagai lambang korban pembantaian Nazi pimpinan Adolf Hitler.

Contoh kasus tersebut menggambarkan ketidakpahaman orang terhadap lingkungan budaya orang lain. Dalam contoh kasus itu, semua dipandang tidak kredibel berkomunikasi. Bahwa ada wilayah adat, tradisi, norma, nilai, kepercayaan, dan budaya yang perlu dipahami dan dihormati. Itulah yang seharusnya dimiliki orang agar menjadi komunikator yang kredibel.

Kredibilitas Sumber

Proses komunikasi mengisyaratkan, setiap orang dapat menjadi khalayak sekaligus komunikator. Kajian terhadap komunikator akan diperoleh gambaran tentang kredibilitas sesorang sebagai sumber informasi. Terdapat perbedaan terkait kredibilitas sumber antara masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.

Komunikator dalam masyarakat tradisional dapat diperoleh melalui empat cara.

Pertama, orang dianggap kredibel karena informasi yang ia peroleh bersumber dari petunjuk, wangsit, wewarah, atau pawisik. Kemampuannya menjadi komunikator di masyarakatnya diperoleh secara transendental. Oleh sebab itu komunikator pada masyarakat tradisional sangat disegani dan dihormati, karena kerap membawa pesan yang bersifat gaib.

Kedua, kredibilitas diperoleh melalui laku tirakat. Seseorang dianggap sebagai komunikator dan dipercaya oleh masyarakat, karena pengetahuan yang dimiliki diperoleh melalui usaha olah batin. Biasanya komunikator tersebut menjalankan ritual puasa atau semedi untuk mendapatkan petunjuk yang dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat. Secara moral kredibilitas semacam ini mendapat dukungan dari masyarakat. Artinya, orang yang sudah melakoni berbagai ikhtiar itu tentunya tidak akan berdusta atau mencederai masyarakat.

Ketiga, komunikator yang kredibel di masyarakat tradisional didapat dari proses belajar atau berguru pada orang yang disegani atau kasepuhan (orang yang dituakan) di masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya merupakan hasil proses panjang dalam menimba ilmu, baik ilmu kanuragan maupun kebatinan.

 Keempat, momentum historis juga dapat menjadikan seseorang memiliki kredibilitas sumber sebagai komunikator yang dihormati. Keberhasilan seseorang di masa lalu dalam mengatasi masalah akan diingat masyarakat sebagai modal sosial. Kampung yang dulu kumuh dan sering terjadi tindak kriminal berhasil diubah oleh seseorang menjadi pemukiman yang asri, aman, dan nyaman.

Interaksi sosial budaya yang dilakukannya semata sebagai upaya untuk memecahkan masalah di masyarakat, tanpa orientasi pada kepentingan ekonomi maupun kekuasaan. Oleh sebab itulah, setiap informasi yang disampaikan orang itu akan dipercaya masyarakat.  

Sedangkan pada masyarakat modern seperti saat ini, kredibilitas sumber sering merujuk pada tingkat pendidikan, jabatan, maupun penguasaan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan dianggap semakin benar informasi yang disampaikan.

Jabatan yang dimiliki seseorang juga dipandang sebagai modal tingkat kepercayaan sumber sebagai komunikator. Begitu pula dengan akses media yang membuat seseorang dipandang memahami berbagai persoalan.

Kredibilitas dalam masyarakat modern sangat rentan terhadap persoalan moralitas, karena informasi bernilai pragmatis serta sarat dengan kepentingan ekonomi dan politik. Tidak heran jika ada orang yang berpendidikan tinggi, memiliki jabatan keren, serta sangat melek media melakukan manipulasi informasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi maupun politik.

Kejujuran

Menjadi komunikator dalam interaksi antarbudaya membutuhkan landasan moralitas, yaitu kejujuran dalam menarasikan budaya sendiri maupun budaya orang lain. Kadangkala orang menambahkan narasi budaya sendiri agar dianggap baik oleh orang lain. Atau juga menutupi narasi budaya agar tidak dinilai buruk pihak lain.

Padahal tidak ada hal yang benar atau salah, baik atau buruk dalam memberikan penilaian budaya. Setiap masyarakat memiliki persepsi sendiri tentang budayanya, dan pihak lain tidak dapat memberikan penilaian baik-buruk dan benar-salah atas budaya orang lain. Justru acapkali orang melakukan tindakan yang keliru atas dasar pemahaman yang kurang terhadap budaya orang lain; seperti contoh kasus FS, Syahrini, dan Cita Citata.

Kejujuran adalah kunci penting dalam interaksi budaya. Masyarakat Indonesia zaman dahulu mengenal istilah opo anane, apa adanya. Katakan apa adanya tentang nilai, norma, tradisi, kepercayaan, budaya kepada orang lain.

Jika orang lain memahami dan sepakat, maka interaksi budaya berlanjut. Namun jika orang lain tidak sepakat dan tidak paham, maka diharapkan ada tenggang rasa, tidak mencela, dan tidak memberi penilaian buruk tentang budaya seseorang.

Sayang sekali, di era yang serba digital ini kredibilitas komunikator dalam interaksi budaya sulit ditemui. Media sosial sering dijadikan sumber informasi budaya dan sarana untuk menarasikan budaya sendiri. Namun media sosial acap tidak lengkap dalam menyuguhkan informasi budaya.

Begitu pula narasi budaya yang dibangun lewat media sosial sering mengalami distorsi. Maka tidak heran, jika muncul kasus wisatawan yang berkunjung ke suatu negara melakukan tindakan tidak etis, seperti pelecehan terhadap simbol-simbol budaya masayarakat setempat.

Komunikasi dan interaksi antarbudaya memang membutuhkan keterbukaan antarpihak. Namun keterbukaan juga acapkali menimbulkan kerentanan dalam memahami budaya pihak lain. Seperti kata Paul Kendall, komunikasi yang baik dan sehat tidak mungkin tanpa keterbukaan, kejujuran, dan kerentanan. [T]

  • BACA opini dan esai lain tentang komunikasi dari penulis CHUSMERU
Mendem: Totalitas Komunikasi Transendental dalam Berkesenian
Ilmu Komunikasi di Perguruan Tinggi Hindu, Untuk Apa?
Ruang Komunikasi dalam Seni Rupa
Komunikasi sebagai Kunci Interaksi Lintas Budaya | Catatan dari Inggris [2]
Strategi Kampanye Pemilu: Antara Komunikasi Persuasif dan Pencitraan
Sentuhan Komunikasi dalam Pariwisata
Tradisi Bayen di Wonosobo: Komunikasi Antarpersona Mewujudkan Women Support Women
Teknologi Komunikasi: Analisis Trade Policy Marketplace di Indonesia
Komunikasi dan Revitalisasi Kesenian Tradisional
Menjaga Reputasi Melalui Interaksi dengan Netizen
Tags: ilmu komunikasikomunikasikomunikasi informasiPendidikan
Previous Post

Pulau Merah: Surga di Selatan Banyuwangi

Next Post

Mengajari Pertemanan dan Mengurangi Penggunaan Gadget | Dari Pentas Janger Anak-anak Sanggar Tari Lokananta

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Mengajari Pertemanan dan Mengurangi Penggunaan Gadget | Dari Pentas Janger Anak-anak Sanggar Tari Lokananta

Mengajari Pertemanan dan Mengurangi Penggunaan Gadget | Dari Pentas Janger Anak-anak Sanggar Tari Lokananta

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co