3 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Pisang bali dan pisang susu dari Desa Siakin, Kintamani, Bangli

Pisang bali dan pisang susu dari Desa Siakin, Kintamani, Bangli

Pisang Susu dari Desa Siakin, Legenda Rasa yang Hampir Punah | Perlu Dibuatkan SE?

Nyoman Nadiana by Nyoman Nadiana
February 18, 2021
in Khas

Hujan gerimis menjelang sore ketika kabut putih terlihat di atas bukit hutan kintamani. Di situ ada sebuah desa. Di desa itu konon terdapat tanaman pisang dengan buah yang lezat tiada dua. Biu bali dan biu susu. Pisang bali dan pisang susu.

Timbul keinginan untuk menyibak kabut dan menemukenali lewat cerita dari pelaku nyata tentang melegendanya  pisang susu dari desa itu. Pisang bali dan pisang susu yang tak ada di swalayan, yang tak sepopuler jenis-jenis pisang modern dari Thailand. Tapi melegenda.

Itulah pisang bali dan pisang susu dari Desa Siakin, desa di tengah bukit Kintamani, Bangli itu.

Alam memang penuh dengan misteri dan kebaikan ketika saya berhenti di sebuah jalan tanjakan miring, saya lihat seseorang berdiri di teras pondok. Seorang nenek. Namanya kemudian saya tahu, Ketut Rasa, 67 tahun usianya. 

Saya langsung memanggilnya Dadong Ketut. Perkenalan saya dan Dadong Ketut pun terasa seperti cucu dengan neneknya padahal baru bertemu. Kekhasan sapa penduduk di pegunungan memang penuh kesederhanaan dan kehangatan.

Biu bali dan biu susu menjadi obrolan hangat di tengah isem atau kabut berteman kopi yang disangrai sendiri oleh Dadong dan dipetik dari kebunnya sendiri juga. Sangat mewah memang. Dadong Ketut Rasa adalah salah satu pelaku yang berkaitan erat dengan biu bali dan biu susu dri Siakin.

Ya. Sangat kebetulan, Dadong Ketut Rasa adalah pedagang biu bali dan biu susu sejak ia masih kecil.  Ceritanya mengalir tentang bagaimana biu bali dan biu susu siakin, tentang betapa disukainya pisang itu oleh para pembeli.

Pisang bali yang dimaksud di Desa Siakin mirip seperti pisang atau biu gedangsaba, bentuk buahnya bersegi-empat, tapi warga di situ mengatakan pisang itu bukan pisang gedangsaba sebagaimana banyak ditemukan di desa lin di Bali. Pisang susu, tentu saja semua tahu. Itu pisang dengan lingkar kulit tanpa segi. Ada bitnik-bintik hitam, bahkan kadang banyak noda hitam pada kulit buahnya.

Hampir setiap hari Dadong Ketut Rasa membawa dagangannya, mulai jam 06.00 pagi, dari Siakin ke Pasar Desa Les, Tejakula, Buleleng. Dan tiga hari sekali ke  Pasar Desa Penuktukan dengan membawa hasil pertanian, yang pasti pisang bali dan pisang susu.

Memang, sejak saya kecil di Deswa Les, biu susu dan biu bali siakin sudah sangat terkenal karena mempunyai tekstur legit, awet, bisa di biarkan sampai 10 hari, dan tidak benyek.

Penulis bersama Dadong Ketut Rasa di Desa Siakin

Kata Dadong Ketut Rasa, 20 tahun yang lalu adalah saat-saat terakhir ia berjalan untuk memasarkan pisang susu dan pisang bali ke Desa Les. Harganya masih  satus ringgit atau sekitar Rp.250. Sekarang di petani satu butir sudah Rp.1.000, kalau di pasar sudah pasti lebih.

Angka yang fantastis terlebih dari dulu harga pisang susu dan pisang bali siakin ini sangat tinggi,mengalahkan varian pisang yang lain.

Dadong Ketut Rasa bercerita dengan semangatnya tentang pisang bali dan pisang susu di desanya. Tak lupa saya diajak ke kebun.

Di kebun saya menemukan pohon pisang bali. Sangat beruntung pisang itu baru berbuah sejak 5 bulan kalender bali (satu bulan = 35 hari). Kurang beruntungnya, ya, buahnya belum matang. Diperkirakan akan matang dua bulan lagi.

Di kebun saya bertemu saudagar pisang di Desa Siakin, Nyoman Sumatra. Usianya kira-kira 50 tahun.

Laiknya kisah anak di Desa Siakin yang belajar ilmu dagang dari orang tuanya, Sumatra naik turun berjalan kaki lewat gege ( bukit terjal) ke Desa Les dan Desa Penuktukan yang jaraknya, kalu dihitung bolak-balik sekitar 30 kilometer. Ia berjalan sembari memikul keranjang berisi pisang.  Terkadang bermalam di rumah warga di Desa Les atau Penuktukan kalau musim hujan/ “Tapi kebanyakan perjalanan bolak-balik,”  kenangnya.

Kenapa kalau ngomongin biu susu dan biu bali di wilayah Tejakula, mungkin juga di wilayah Kintamani, identik dengan Desa Siakin?

Sumatra menjawab dengan sangat polos sesuai dengan yang ia lakukan sebagai petani dan  pedagang pisang. Rasa pisang bali dan pisang susu siakin memang spesial, banyak faktor semisal kondisi geografis, yakni kondisi tanah, ketinggian dan tanah tak terlalu dingin. Biu itu bisa juga berkembang di daerah lain tapi rasa pasti tak akan sama dengan pisang susu dan bali yang tumbuh di Siakin. Di tengah pandemi yang hampir setahun berlangsung ini, harga pisang ini per butirnya malah tambah mahal, katanya.

Bersama saudagar pisang, Nyoman Sumatra (kiri)

Pisang susu dan bali dari Desa Siakin juga pernah mengalami masa kritis, hampir punah, seperti punahnya jeruk tejakula. Sepuluh tahun lalu penyakit membuat kisah pisang legenda ini hampir tinggal cerita. Tapi semesta memang bekerja dengan banyak keajaiban, beberapa umbi pisang susu dan pisang bali siakin memunculkan tunas dan kembali bisa dikembangbiakan.

Apakah pisang susu dan pisang bali dari Siakin ini pernah diteliti tu dikembangkan oleh pemerintah atau lembaga tertentu?

Sumatra dengan senyum santai sambil berseloroh mengatakan, pemerintah belum pernah ada penelitian atau apapun terkait pisang susu dan bali yang menjadi idola di pasar pisang lokal ini. Padahal, jika diteliti, mungkin saja pisang susu dan pisang bali dari Desa Siakin ini bisa menjadi komuditi unggulan di Bali, mengalahkan pisang jenis impor yang banyak ditemukan di swalayan.

Apakah pisang bali dan pisang susu ini perlu dibuatkan Surat Edaran alias SE? Haha.

Memang, bicara soal produk lokal, semacam pisang susu dari Siakin ini, tentu masalah waktu dan jumlah produksi menjadi hambatan untuk masuk dunia industry.

Untuk mendapatkan hasil maksimal, pisang ini membutuhkan waktu panen yang lama, dan tak bisa ditanam dalam jumlah yang banyak. Tapi mungkin itulah yang menyebabkan pisang itu jadi enak, lezat dan unggul.

Sejak muncul embud (bakal buah) dibutuhkan 6 bulan kalender bali (6 X 35 hari) agar siap dipanen. Kalau pisang biasa saja mungkin setengahnya. Dan dalam pekatnya kabut sebelum saya pamit, Sumatra berkata: biu bali dan biu susu siakin sing ade ngalahang (pisang bali dan pisang susu Siakin tak terkalahkan  di tengah gempuran pisang thailand.

Kalau banyak-banyakan, jelas pisang siakin kalah sama pisang thailand. Tapi, industri memerlukan sesuatu yang banyak dan terus-menerus. Sementara, pisang susu Siakin, meski enak, tapi panennya lama juga tak bisa banyak. Tapi justru itu pisang siakin, atau jenis tanaman lokal lain perlu diteliti dengan baik.

Siapa tahu bisa dikembangkan: rasanya tetap enak, panennya bisa lebih cepat, dan tanamnya bisa banyak. Siapa tahu. [T]

  • Editor Adnyana Ole
Tags: buah lokalDesa Siakinekonomipangan
Nyoman Nadiana

Nyoman Nadiana

Anak dari pelosok utara Bali. Suka ke semua penjuru arah mata angin menemukenali semua hal tentang hidup dan kehidupan lewat cerita-cerita

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Ilustrasi diambil dari Youtube/Satua Bali Channel
Esai

“Satua Bali”, Cerminan Kehidupan

Sejatinya Bali banyak memiliki jenis satua. Dan cara pelestariannya menggunakan tutur kata yang mudah dipahami sehingga sering disebut sebagai tradisi ...

January 18, 2021
Ulasan

Sandiwara Kemerdekaan dan Sekrup yang Hilang

ADA serombongan remaja sedang berebut peran. Mereka akan menjadi pelakon sandiwara dalam perayaan Agustusan tingkat RT. Peran konglomerat, menteri, dokter, ...

February 2, 2018
Esai

Pertempuran Menghadapi Rasa Takut – [Sebuah Pengalaman Menangani Pasien Covid-19]

“Kelahiran dan kematian, kita tak pernah adil untuk keduanya. Meski keduanya adalah sebuah keniscayaan.” (Merayakan Ingatan, Mahima 2019) ___ Teori ...

March 29, 2020
Penulis berpose bersama keluarga di sela tanaman pangan di halaman rumah
Esai

Gerakan Lumbung Pangan Keluarga: Bertanam Pangan di Halaman

Dunia seolah-olah diliputi oleh ketidakpastian akibat dampak dari penyebaran covid-19. Dampak virus ini amat menyusup, menusuk dan mengiris sendi-sendi kehidupan ...

April 11, 2020
Foto: Yogi Sancaya
Esai

Rindu yang Datang Tidak untuk Dibenci – Percakapan dengan Diri

PAGI tadi aku duduk di sebuah kursi taman di belakang gedung kampusku yang baru. Sudah tiga hari aktivitas ini aku ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jro Alap Wayan Sidiana memanjat pohon kelapa di Desa Les, Buleleng
Khas

Jro Alap, Kemuliaan Tukang Panjat Kelapa di Desa Les

by Nyoman Nadiana
March 2, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Dr. I. Made Pria Dharsana. SH. M.Hum
Opini

Tergerusnya Demokrasi Indonesia

by I Made Pria Dharsana
March 3, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1419) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (196) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In