12 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Esai
Tobing Crysnanjaya || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Tobing Crysnanjaya || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Lumbung Pangan Keluarga, Wahana Meditasi Jiwa

Tobing Crysnanjaya by Tobing Crysnanjaya
July 1, 2020
in Esai
49
SHARES

Kebun adalah wahana melatih kesadaran, alasannya sederhana sekali, karena disinilah ruang untuk lebih mengenal diri, ruang perenungan diri, dan meditasi agar kita lebih bisa bersyukur, bertanggungjawab dan berempati terhadap kehidupan. Pagi yang indah, suara ayam berkokok laksana deburan ombak yang datang beriringan, sahut menyahut tak terputus, membangkitkan diri dari peraduan, tahu sekali jika jiwa ini perlu sentuhan meditatif setelah sepekan berjubel dengan rutinitas kehidupan.

Seperti biasanya, saya berkeliling di Kebun mengamati setiap pepohonan yang ditanam, sekaligus membersihkan ranting dan dedaunan kering yang menempel di dahannya. Rasa syukur, manakala bisa menyaksikan tunas-tunas yang bermunculan dari batang pohon, tunas itu laksana menyapa kita, seakan-akan itu bahasa tubuh yang bisa tertangkap dari indera penglihatan kita, mungkin saja pohon itu ingin berkata “sampaikan terimakasih karena sudah merawat aku”. 

Gede dan Nindya, jika mereka mengetahui saya sedang di Kebun, mereka selalu datang menghampiri saya, mereka sepasang saudara yang sangat senang bermain di halaman rumah, tak terkecuali di Kebun, disana mereka bisa bermain dengan bebas, melempar batu, bermain tanah, mengambil daun kering, bermain air dan juga kadang membantu saya mencabuti rerumputan yang tak jarang menyelimuti petakan kebun kecil ini. Kegiatan seperti ini, secara tidak langsung mempertautkan ikatan bathin antara orang tua dengan anak-anaknya. Sungguh menarik bukan?

Sekadar bercerita, saat berusia dua tahun, Gede si sulung mengalami keterlambatan dalam berbicara, istilah baratnya “speech delay”, saya dan istri merasa sangat terpukul, sebab kesulitan dalam berkomunikasi membuatnya merasa lelah, dan terkadang mesti menggunakan isyarat tubuh untuk mengungkapkan keinginannya, ini adalah kealfaan kami, sebab sedari bayi Gede sangat lekat dengan berbagai macam tontonan di gawai, dan kami kurang memahami, jika pola hidup seperti itu, akan memberikan dampak buruk pada perkembangan komunikasinya.

Saya yang kala itu bercerita dengan sahabat saya, lantas mendapatkan nasehat untuk mengajak Gede untuk sering melibatkannya berinteraksi dengan alam, dan bermain di kebun menjadi pilihan dari nasehat itu. Singkat cerita, saya ikuti nasehat itu, dan kami di Keluarga merasakan perkembangan signifikan dari kemampuan komunikasi Gede.

Sebagai orang tua, kami ingin mewariskan nilai-nilai kehidupan melalui kegiatan berkebun, tidak mungkin tanaman itu akan tumbuh sehat, jika kita tidak sabar dalam merawat, tidak mungkin kita bisa memetik buah, tanpa ada bantuan lebah yang singgah, berkebun sarat akan nilai kesadaran dan kebijaksanaan tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.

 Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, kemajuan peradaban telah mengantarkan umat manusia pada perubahan gaya kehidupan yang begitu modern, orientasi kepada materi yang menyebabkan perubahan laku keseharian yang serba cepat dan praktis, sangat bergeser dari laku masyarakat agraris yang sangat pelan dan menikmati setiap proses yang ada. Kita tidak bisa menghalangi, namun hanya mengimbangi, agar jangan sampai kehidupan ini hanya berpacu kepada materi yang minim akan esensi penghargaan terhadap diri, hidup bergelimang harta benda namun tetap merasa hampa. [T]

Tags: kejiwaankesehatan jiwaLumbung Pangan Keluargaperkebunan
Tobing Crysnanjaya

Tobing Crysnanjaya

Pegawai, petani, bapak rumah tangga. Kini sedang mengikuti kelas Creative Writing di Mahima Institute Indonesia

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Foto: Ole
Peristiwa

“Buleleng Festival”: Belajar Pencitraan dari “Lawar Getih”

BELAJARLAH pencitraan dari kuliner khas Buleleng, terutama dari lawar getih. Karena pencitraan itu adalah pertunjukan tentang “rasa dan kesan” yang ...

February 2, 2018
Ilustrasi internet
Esai

Memimpin Atas Dasar Tri Ulahing Budhi

Balaya sriyai yasase abhisicami - (Yajurveda XX. 3) Wahai pemimpin, engkau dinobatkan untuk memberikan kekuatan, kemakmuran, dan kemahsyuran kepada rakyat. ...

November 18, 2019
Wayan Redika, Hard Gate 1, 1998
Puisi

Nanoq da Kansas# Igau, Rumah Lukisan, Menempuh Waktu

IGAU andaikata rumput berwarna merah muda, sapi-sapi mungkin saja berwarna jingga. dan kau berdiri di atas batu kuning mengenakan sepatu ...

February 2, 2018
Ilustrasi: Komang Astiari
Opini

Bumi yang Tersedak Plastik

FENOMENA The Great Pacific Garbage Patch menjadi bukti betapa kita sebagai manusia telah membunuh bumi dengan plastik. Miliaran ton sampah ...

February 2, 2018
Esai

Ruang Berkumpul “Sekala-Niskala”

Pura Bale Agung atau Pura Desa dalam formulasi Hindu Bali kekinian dikonsepsi sebagai tempat suci pemuliaan Tuhan dalam menifestasinya sebagai ...

August 30, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In