5 March 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Ilustrasi foto diambil dari Google

Ilustrasi foto diambil dari Google

E-Voting Vs Konservatisme Pemilu

Komang Divo Mahayakti by Komang Divo Mahayakti
March 7, 2020
in Opini
31
SHARES

Menurut Harris G.Warren sebagaimana dikutip oleh Ramlan Surbakti, pemilu adalah kesempatan bagi para warga negara untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apa yang mereka inginkan untuk dikerjakan oleh pemerintah. Dan dalam membuat keputusannya itu para warga negara menentukan apakah sebenarnya yang mereka inginkan untuk dimiliki (Ramlan Surbakti; 1992).

Sumber pengetahuan utama soal penyelenggaraan pemilihan umum sebenarnya pengalaman. Pemilu 2019 memberikan pengalaman duka yang amat mendalam. Meninggalnya ratusan petugas kelompok penyelenggara pemungut suara atau biasa disingkat (KPPS) saat bertugas, ialah pelajaran mahal untuk sistem pencoblosan ataupun skala pemilu serentak itu sendiri.

Hingga saat ini pemilu di Indonesia masih dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan mecoblos surat suara berisi gambar pasangan calon. Cara konvensional ini sering disalahgunakan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, seperti melakukan politik uang dan manipulasi suara. Pemilu dengan cara konvensional juga membutuhkan biaya yang sangat besar, ditambah lagi apabila pemilu atau pemilukada tersebut dilaksanakan lebih dari satu putaran.

Seiring dengan kemajuan teknologi di Negara-negara maju pemilihan umum sudah di laksanakan dengan sistem electronic voting selanjutnya disebut e-voting. Di Indonesia, penggunaan e-voting hanya digunakan dalam skala terbatas, baik dalam lingkup organisasi, perusahaan maupun skala pemerintahan yang paling kecil yaitu dusun atau desa.

E-voting berasal dari kata electronic voting yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi pada pelaksanaan pemungutan suara. Pilihan teknologi yang digunakan dalam implementasi dari e-voting sangat bervariasi, seperti penggunaan kartu pintar untuk otentikasi pemilih yang bisa digabung dalam e-KTP, penggunaan internet sebagai sistem pemungutan suara atau pengiriman data, penggunaan layar sentuh sebagai pengganti kartu suara, dan masih banyak variasi teknologi yang bisa digunakan dewasa ini.

Salah satu segi positif dari penerapan e-voting saat ini adalah makin murahnya perangkat keras yang digunakan dan makin terbukanya perangkat lunak yang digunakan sehingga biaya pelaksanaan e-voting makin murah dari waktu ke waktu dan untuk perangkat lunak makin terbuka untuk diaudit secara bersama.

Disamping itu ada beberapa alasan kenapa harus memilih metode e-voting tersebut, diantaranya: 1). Lebih efisien dan efektif; 2). Tidak ada duplikasi data pemilih; 3). Hasil penghitungan suara sangat akurat; 4). Tidak ada suara rusak; dan 5). Penghitungan suara lebih cepat.

Agar sistem e-voting dapat berjalan dengan baik maka diperlukan infrastruktur yang baik seperti pasokan listrik, teknologi komunikasi dan lain sebagainya. Hal ini merupakan langkah antisipatif guna melindungi keamanan data hasil pemungutan suara yang tersimpan pada pusat tabulasi suara. Keamanan jaringan juga harus diperhatikan agar tidak ada data dari luar yang menyusup masuk ke dalam jaringan tersebut.

Di Indonesia pelaksanaan e-voting pernah diterapkan dalam lingkup Desa yaitu di Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Di Desa tersebut sudah dilakukan pemilihan kepala dusun dengan cara e-voting, dimana dengan cara e-voting ini, Kabupaten Jembrana sudah menghemat anggaran lebih dari 60 persen, seperti anggaran untuk kertas suara.

Pelaksanaan Pemilu Kepala Dusun tersebut didukung oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 147/PUU-VII/2009. Setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan pada Selasa, 30 Maret 2010 bahwa penggunaan e-voting adalah konstitusional sepanjang tidak melanggar asas Pemilu yang luber dan jurdil maka e-Voting bisa dilakukan pada skala lebih luas di antaranya Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pemilukada).

Putusan ini terkait permohonan Bupati Jembrana periode 2000-2010  I Gede Winasa yang meminta MK menguji Pasal 88 UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sesuai bunyi pasal yang diuji, Pasal 88, pemungutan suara ditetapkan dengan cara mencoblos. Namun, pemohon memaparkan sejumlah dalil yang menyatakan bahwa e-voting memiliki banyak keunggulan ketimbang cara “konvensional”, mencoblos atau mencontreng. Contoh suksesnya adalah pemilihan kepala dusun Kelihan Banjar Dinas di Desa Yeh Embang, Kabupaten Jembrana.

Dalam pertimbangannya, Hakim Mahkamah Kontitusinya berpendapat bahwa dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui pemilihan langsung, cara pemungutan suara merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan kualitas demokrasi. Cara pemungutan atau pemberian suara yang dapat meminimalkan kesalahan penghitungan suara, pemilih ganda, dan pelanggaran-pelanggaran lain, akan meningkatkan kualitas pemilihan umum.

Dengan kemajuan teknologi, selain diselenggarakan dengan dua cara yaitu pencoblosan dan pencentangan, dapat juga dilakukan dengan cara lain sesuai perkembangan teknologi antara dengan cara e-voting.

Cara baru ini telah dipergunakan di berbagai negara dan cara tersebut apabila disiapkan dengan baik dapat secara signifikan mengurangi kelemahan cara pencoblosan dan pencentangan. Oleh sebab itu pemerintah daerah seyogianya selalu berusaha untuk memperoleh manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memajukan daerahnya. [T]

Tags: digitale-votingpemilutekhnologi
Komang Divo Mahayakti

Komang Divo Mahayakti

I Komang Divo Mahayakti Heriadi, SH.,M.Kn., penulis, alumni Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi diolah dari gambar Google
Cerpen

Bagaimana Surat Pertama Ditulis | Cerpen Rudyard Kipling

by Juli Sastrawan
March 3, 2021
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Lingga

Cerpen: Wulan Dewi Saraswati        SEBELUM tengah malam meme menghubungiku, suaranya lelah, tak bergairah. Aku pikir tidak ada yang tidak ...

February 2, 2018
Ilustrasi: IB Pandit Parastu
Cerpen

Sang Presiden dan Jalan Rusak di Negeri Xiao Zhu

  Cerpen: Julio Saputra SELURUH rakyat Negeri Xiao Zhu berdemo di depan Istana Presiden di samping alun-alun kota. Ratusan ribu ...

February 2, 2018
Sumahardika, Mas Ruscitadewi dan Nala Antara dalam workshop Deklamasi Puisi di PKB 2019
Kilas

Kata Sumahardika: “Deklamasi Puisi itu Menubuhkan Puisi!”

 “Banyak diantara teman-teman bilang, ayo olah tubuh dan hanya sebatas bergerak sambil menghitung satu dua satu dua!” Itu dikatakan Wayan ...

June 27, 2019
Foto: Dok Penulis
Esai

Rupa-rupa Perjalanan Hidup: Berkeluarga Memang Bukan Bercanda

Muda, bebas, dan penuh ambisi, mungkin demikian saya menggambarkan diri ketika mengenyam pendidikan baik di bangku sarjana dan setelahnya. Seperti ...

May 31, 2019
Opini

Hilangnya Pura, Larinya “Pengempon”

“Eksekusi lahan ini, pura akan hilang. Bagaimana cara melangsungkan upacara, lahan untuk pura hilang. Mau diambil. Pura di samping juga ...

August 27, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ketua Tim Literasi SMAK Harapan, Ni Putu Nuratni, M.Pd. dan Kepala Sekolah SMAK Harapan, Drs. I Gusti Putu Karibawa, M.Pd.
Kilas

Kupetik Puisi di Langit | Buku Puisi dari SMAK Harapan

by tatkala
March 5, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

Saṃpradāya Kuno Sampaikah ke Nusantara?*

by Sugi Lanus
March 4, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (157) Dongeng (11) Esai (1422) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (343) Kiat (19) Kilas (198) Opini (480) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (337)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In