23 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini

Hari Pers Nasional Untuk Siapa?

I Made Argawa by I Made Argawa
February 9, 2020
in Opini

Marty Baron, editor baru di Boston Globe bertemu dengan seorang kardinal. Pertemuan itu merupakan undangan dari sang pemimpin gereja.

Salah satu percakapan yang menarik dari pertemuan ini adalah keduanya berbicang soal kegiatan jurnalistik. Kardinal mengajak Marty Baron menjalin kerjasama untuk mengembangkan Kota Boston. Tapi, sayangnya, permintaan itu bertepuk sebelah tangan.

Marty mengatakan, akan lebih baik jika pers menjalankan fungsinya secara independen. Plot ini merupakan bagian dari film Spootlight.

Tayangan tadi rasanya mewakili persitiwa wajib dari seorang wartawan. Dunia pers banyak berubah sejak era sebelum kemerdekaan hingga kini pada era milenial.

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menjadi pembicara dalam diklat jurnalistik yang diselenggarakan oleh kawan-kawan dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) di Mataram, Lombok.

Saya memberikan materi jurnalistik dasar. Isinya membahas seputar membuat judul, membuat lead atau kepala berita dan elemen berita. Sederhana.

Namun, sebelum memberikan materi ini, saya menanyakan pada peserta siapa yang memiliki keinginan menjadi seorang jurnalis. Ternyata dari 40 orang peserta diklat, hanya 17 orang yang memiliki hasrat menjadi kuli tinta.

Lantas, saya bertanya lagi, apa yang membuat peserta yang masih berstatus mahasiswa ini berminat menjadi jurnalis, jawabnnya beragam. Ada yang mengatakan tertarik pada dunia kewartawanan, ada yang penasaran dengan pekerjaan wartawan dan paling banyak karena pekerjaan wartawan dinilai bebas dan bisa berjalan pada rel idealisme mereka.

Alasan terakhir ini juga saya alami ketika baru mencoba-coba menjadi wartawan. Apalagi saat masih kuliah saya kerap nongkrong bareng dengan rekan pers mahasiswa. Kumpul untuk diskusi lebih tepatnya.

Singkat cerita, saya sampaikan kepada para mahasiwa ini bayangan mereka tentang dunia jurnalistik tidak sepenuhnya benar. Tiap tahun pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, 1 Mei turun ke jalan bersama buruh pabrik berteriak meminta kenaikan upah. Tapi, mungkin masih ada jurnalis yang menganggap pekerjaan ini bisa mengangkat derajatnya karena bisa dekat dengan pejabat.

Saya tekankan pada para mahasiswa ini agar menghindari sikap yang demikian. Karena kelak ketika benar mereka menjadi jurnalis, akan muncul sikap sombong. Sombong, karena merasa bangga dekat dengan pejabat tapi, isi dompet pas-pasan.

Selain persoalan upah, hal lain yang menjadi tantangan seorang wartawan saat ini adalah harus cepat. Kecepatan diperlukan untuk mengimbangi media sosial. Pengalaman saya bekerja dengan sistem model ini adalah kelelahan secara fisik dan pikiran. Secara fisik karena harus menatap layar gawai yang kecil, lelah pikirian yang harus mengimbangi kecepatan media sosial.

Saya juga menyampaikan jika ada ruang redaksi dengan kebijakannya. Saya menyebut ini politik redaksi. Politik redaksi bisa menjadi sangat kejam bagi para wartawan muda, apalagi yang mengusung semangat idealis dan kebebasan.

Saya menceritakan pengalaman saat mulai menjadi wartawan. Ada kebijakan di tempat saya bekerja tidak boleh membuat berita yang menyinggung pemerintah. Kebijakan ini lantaran, akan ada acara dari kantor tempat saya bekerja dan sepenuhnya dibantu oleh pemerintah daerah ini.

Saya cukup syok mengetahui hal ini. Meski akhirnya tidak begitu lama bekerja di tempat tersebut. Belum lagi ada cerita dari seorang teman wartawan. Ia menyebutkan, harus rajin mengunggah berita yang dihasilkan dari tempatnya bekerja pada media sosial pribadinya.

Menurut kawan saya ini, hal tersebut tidak masuk akal. Ia menilai media sosialnya mutlak adalah miliknya sendiri. Saya juga menilai seperti itu. Unggahan di media sosial secara masif dilakukan oleh perusahaan media agar klikbait sehingga menaikkan peringkat di Google sehingga mendapatkan uang lebih banyak. Singkatnya, lebih banyak klik, lebih banyak uang.

Selain cerita dari saya, para peserta juga ada yang mengungkapkan unek-uneknya melihat dunia jurnalistik. Ada yang menarik, lebih tepatnya saya ingat.Ada yang mengeluh dengan prilaku wartawan yang melakukan tindak pemerasan. Cerita ini saya dapat dari mahasiswi yang berasal dari Lampung.

Ia menyebutkan, ada segerombolan wartawan atau lebih tepatnya mengaku wartawan merusak jalan desa yang baru diaspal. Lantas kerusakan tersebut mereka foto. Para pengaku wartawan ini kemudian mendatangi rumah warga atau pengurus desa dan mengancam akan menayangkan foto tersebut jika mereka tidak diberikan uang.

Ini kriminal, kata saya. Saya menyarankan agar warga mendapatkan pengetahuan yang benar tentang pekerjaan wartawan. Ajak organisasi wartawan semisal, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) atau Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Saya berpesan kepada peserta diklat jurnalistik ini agar lebih menimbang-nimbang lebih dalam keinginan berkarir sebagai wartawan. Pilihlah tempat bekerja yang bisa memberikan penghasilan memadai dan bisa membuat berkembang secara karya jurnalistik.

Selain itu, pekerjaan wartawan bisa dilakoni dengan baik dan mumpuni, jika anda memiliki latar belakang ekonomi keluarga yang bagus. Dalam artian bisa menunjang pekerjaan anda.

Sehingga saat melakoni pekerjaan wartawan, ada tidak akan tergoda oleh bujuk rayu imbalan di luar hak anda. Simpelnya saya menyebut amplop, atau ajakan untuk kompromi seperti yang dialami oleh Marty Baron.

Soal amplop ini, saya kira aliansi atau perkumpulan pers hingga pemerintah di Indonesia belum memiliki solusinya. Percayalah.

Jadi, untuk siapa sebenarnya peringatan Hari Pers Nasional?

Ketika persoalan menjadi jurnalis mulai dari upah hingga beban kerja yang tidak selesai dibahas, atau itu-itu saja.

Kapan basa-basi ini berakhir? [T]

Tags: Hari Pers Nasionaljurnalismepers
I Made Argawa

I Made Argawa

Selalu berusaha santai di tengah dunia yang makin cepat

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co [Satia Guna]
Cerpen

Kupu-Kupu Merah Bata | Cerpen I Putu Agus Phebi Rosadi

by I Putu Agus Phebi Rosadi
January 23, 2021
Foto: koleksi penulis
Esai

Tingkah dan Alasan-alasan Konyol Orang Bertato – Cerita Kecil Seniman Tato

TATO masih dianggap hal tabu, buduh, dan menjijikkan, bagi sebagian orang. Bahkan dianggap pelanggaran dalam kehidupan satu lembaga. Buktinya, banyak ...

February 2, 2018
Penampilan salah satu kesenian di Buleleng Festival 2017. /Foto: Istimewa
Opini

Strategi Pencitraan Budaya – Tanggapan untuk Tulisan “Catatan Buleleng Festival”

  *Tulisan ini menanggapi tulisan “Catatan Buleleng Festival – Makin Kehilangan Bentuk” yang ditulis Eka Prasetya di tatkala.co. *** FESTIVAL ...

February 2, 2018
Diolah dari sumber foto Google
Opini

Starbucks Buka Gerai di Labuan Bajo – Bagaimana Nasib Kopi Lokal?

Korin Nera (39), melihat kehadiran Starbucks di banyak tempat dapat berarti dua hal. Pertama, keputusan perusahaan kopi dan jaringan kedai ...

July 4, 2019
Esai

Simbol-simbol yang Tak Lagi Indah

Segala simbol-simbol dalam kehidupan manusia, adalah hasil berkesenian yang dituntun oleh kecerdasan. Sebagai sebuah karya seni, mestinya ia diperlakukan dengan ...

August 26, 2019
Sarajevo (Foto Esha Tegar Putra)
Perjalanan

Sarajevo, Setelah Tahun-Tahun Buruk

Dua jam menaiki pesawat dari Ataturk Airport (Istanbul, Turki) ke Sarajevo International Airport membuat mata saya kelimpanan. Pukul 19.20 waktu ...

October 8, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Pemandangan alam di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. [Foto oleh Made Swisen]
Khas

“Uba ngamah ko?” | Mari Belajar Bahasa Pedawa

by tatkala
January 22, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
ILustrasi tatkala.co / Nana Partha
Esai

KEMUNCULAN SERIRIT DALAM PETA BALI UTARA | Kilas Balik Kemunculan Desa-Desa Buleleng Barat

by Sugi Lanus
January 22, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1354) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (310) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (328)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In