17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Karya yang dipemaeran Kelompok Galang Kangin di Neka Art Museum

Karya yang dipemaeran Kelompok Galang Kangin di Neka Art Museum

20 Tahun Kelompok Perupa Galang Kangin: Merayakan Kerinduan Masa Lalu

Santana Ja Dewa by Santana Ja Dewa
February 27, 2018
in Khas
54
SHARES

SETELAH 20 tahun perjalanan menapak dunia kesenirupaan, Kelompok Perupa Galang Kangin kembali menggelar pemeran bersama sekaligus merayakan kebersamaan mereka. Mereka jugamenerbitkan  sebuah buku yang berkorelasi dengan tema pameran dengan tajuk “Becoming”.

Pameran ini melibatkan 15 perupa dengan karya yang dipajang di Neka Art Museum, Ubud, Gianyar, Bali, sebanyak 42 karya. Pameran dibuka 25 Februari 2018, dan berlangsung hingga 24 Maret 2018.

Ke-15 perupa yang memamerkan karyanya itu adalah  I Putu Edy Asmara, AA Eka Putra Dela, Made Supena, Ni Komang Atmi Kristyadewi, I Ketut Agus Murdika, I Made Ardika, I Made Gunawan, I Nyoman Diwarupa, Dewa Gede Soma Wijaya, Wayan Setem, Sudarwanto, I Made Galung Wiratmaja, Nyoman Ari Winata, Wayan Naya Swantha, Made Sudana.

Pameran ini termasuk istimewa karena sekaligus juga untuk merayakan 20 tahun kebersamaan mereka. Kelompok Perupa Galang Kangin (GK) didirikan dengan latar belakang yang unik. Saat itu, 20 tahun lalu, berkembang isu penggabungan dua institusi seni, yakni Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar (sekarang menjadi ISI Denpasar).

Banyak yang menduga penggabungan itu sebagai suatu kenyataan sulit karena latar dan system dari dua lembaga itu yang dianggap tak sama. Guna menepis opini itu, maka sejumlah mahasiswa dari dua institusi itu mendahului menjawab bahwa mereka bisa “seirama” dalam praktik dan visi kesenian. Dengan beberapa kali proses pertemuan, maka pada tanggal 9 April 1996 para mahasiswa mendirikan sebuah kelompok perupa yang dinamakan Galang Kangin.

Ketua Galang Kangin Made Supena mengatakan, dalam perantauan di wilayah kesenian, GK menyadari pentingnya keberadaannya dalam hubungan dengan kelompok-kelompok seniman yang lain serta posisinya di kancah perkembangan seni rupa. GK menjadi inspirasi, diharapkan nuansa yang terekspresikan seperti juga segarnya matahari yang terbit dari timur.Dengan semangat fajar sebuah dialog nyata telah tercipta, semoga misi ini berbunga dan menghasilkan buah yang baik bukan hanya untuk kami tetapi untuk kita semua.

Pada masa modernisme ada keyakinan yang dianut oleh para seniman, bahwa setiap seniman harus memiliki identitas yang mempribadi, yang hanya dimiliki oleh dirinya saja. Identitas ini adalah identitas karya yang terbaca secara formal. Artinya unsur visual seperti garis, bidang, warna, dan tekstur memperlihatkan kepribadian sang seniman.Kata kunci dari semua ini adalah identitas. Pada masa modernisme itu identitas dianggap hal pokok dan prinsip yang harus dimiliki oleh seniman.

Pameran Kelompok Galang Kangin di Neka Art Museum

 

Perkara karakteristik, konsep atau batasan tentang identitas ini menarik membincangkannya pada karya-karya perupa kelompok GK. Karya-karya mutakhir kelompok GK menunjukkan adanya tanda-tanda pengingkaran terhadap makna identitas seperti yang didengungkan kaum modernisme. Identitas yang kemudian mudah terbaca dari sebagian besar karya anggota kelompok GK ini adalah identitas dalam konsep posmodernisme, yakni identitas dalam pengertian proses menjadi (becoming).

“Karya-karya terbaru kelompok GK ini mengalami semacam pengalihan suasana, mood, stimulus, atau hasrat dalam batasan proses kreatif guna menghindari kerja kesenian yang terus menerus bergerak di tempat yang sama. Bagi para perupa kelompok GK berada di tempat yang sama bisa menjebak mereka ke dalam kebekuan yang tak tersadari. Itu sebabnya para perupa kelompok GK ini kemudian bersepakat untuk melakukan sebuah perpindahan, pergingsutan, atau setidaknya tidak bergerak di tempat yang intinya ingin keluar dari zona nyaman,” kata Supena.

A.A Rai Kalam memberikan apresiasi terhadap pameran ini. Ia menganggap pameran ini sangat tepat dalam rangka membelajarkan diri untuk sebuah proses pendewasaan yang mengantarkan pada kematangan pribadi. Imbas lain tentunya bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni lukis. Lewat pameran ini seyogyanya dimanfaatkan sebagai ajang dialog secara optimal guna melahirkan gagasan-gagasan baru dan greget kreatif untuk mengekplorasi seni budaya yang lebih luas.

Akan menjadi sangat penting artinya dialog yang terjadi dalam pengertian dan dalam bentuk apapun ketika menempa kejujuran diri sendiri dalam berkesenian. Kunci keberhasilan mereka terletak pada pendisiplinan diri, semangat pengabdian dan kesetiaan pada dunia seni rupa baik itu berupa kreatifitas penciptaan maupun dalam aktifitas publikasi untuk memasuki medan pergulatan dan komunikasi yang lebih luas.

“Ada sesuatu yang menggembirakan setelah melihat keberanian mereka untuk menyatakan diri yang tanpa dibelenggu oleh batasan-batasan akademis dan mereka memiliki kesungguhan dan optimisitas dengan keberadaannya sebagai seorang seniman muda yang pada akhirnya akan meramaikan kancah kesenirupaan di tanah air,” katanya.  (T)

Tags: ISI DenpasarNeka Art MuseumPameran Seni RupaSeni Rupa
Santana Ja Dewa

Santana Ja Dewa

Pecinta kampung halaman. Tinggal di Sampalan, Nusa Penida

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Ilustrasi" Nana Partha
Esai

Halu Masa Lalu; Lagu Cinta dan Kenangan yang Bukan tentang Cinta

Lagu itu terus menggema. Lagu itu terus saya putar berulang-ulang. Sekadi widyadari nyekala, adi stata dadi hayalan, nanging adi ba ...

March 8, 2020
Ilustrasi diolah dari gambar di Google
Esai

Pelangi Ciptaan CD ROM – Cerita Kecil Mengajar di PAUD

Aku menggenggam sebuah CD ROM yang sudah tidak terpakai lagi. Sebuah CD ROM yang mungkin banyak menyimpan kisah tersembunyi di ...

March 26, 2019
Esai

Crew Member Indonesia, ”No Sambal, No Power”

Kali ini saya akan membicarakan tentang makanan terfavorit crew member asal Indonesia. Ya, namanya sambal. Saking terkenalnya crew member dari ...

March 24, 2020
Seni instalasi 'Meditate' karya Nyoman Erawan (2014). /Foto: Dewa Gde Purwita Sukahet
Puisi

Indra Andrianto# Sugesti Bayangmu, Segelas Anggur Tentang Kamu

  SUGESTI BAYANGMU Seiring kisah tentang aku dan kamu yang hadir di sela-sela kerinduan Aku lupa hal itu, cara bercumbu ...

February 2, 2018
Esai

Reuni

Rainan atau hari penting yang menandai Galungan sudah dekat adalah Tumpek Pengatag. Sejak hari ini galungan terhitung lagi 25 hari. ...

February 12, 2020

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In