27 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Banten bangun urip dalam upacara ngaben di Desa Cempaga

Banten bangun urip dalam upacara ngaben di Desa Cempaga

Ini Beda Ngaben di Cempaga: Hanya Dipuput Balian Desa, Tanpa Bade, Tanpa Bakar

tatkala by tatkala
February 22, 2018
in Khas
37
SHARES

JANGAN bayangkan ngaben yang megah tapi rumit di Desa Cempaga. Bayangkanlah satu rangkaian upacara ngaben dengan jumlah warga tetap melimpah, tapi aura yang muncul adalah kesederhanaan.

Desa Cempaga adalah salah satu desa tua dan masuk dalam deretan desa bali aga di wilayah perbukitan di Kecamatan Banjar, Buleleng. Bulan ini warga desa menggelar upacara ngaben massal, yakni ngaben yang dilakukan secara bersama-sama. Puncak upacaranya Rabu, 21 Februari 2018, diikuti oleh 35 sawa yang berasal dari 15 sanggah dadia (keluarga besar).

Sekali lagi, jangan bayangkan ngaben di Desa Cempaga itu satu rangkaian upacara yang rumit, penuh jadwal, dan menghabiskan banyak energi fisik. Tentu saja, karena prosesi dan perlengkapan upacaranya tidak sama dengan ngaben yang biasa dilakukan di desa-desa lain di Bali. Apanya yang berbeda?

Tanpa Bade

Ngaben di Desa Cempaga tidak menggunakan bade atau bangunan menara tempat sawa (mayat atau simbol mayat) yang menjulang tinggi yang biasa diarak ke setra (tempat pembakaran mayat). Warga di Cempaga hanya menggunakan banten khusus yang disebut banten bangun urip.

Desa Cempaga, Kecamatan Banjar satu dari empat desa yang masuk sebagai Desa Bali Aga di Buleleng. Sebagai Desa Bali Aga, desa di ketinggian ini tetap menjalankan tradisi yang diwariskan para leluhur mereka. Salah satu tradisi itu adalah rangkaian upacara ngaben.  Ngaben di Desa Cempaga bisa dibilang unik karena prosesi dan perlengkapan upacara tidak sama dengan ngaben pada umumnya.

Warga Desa Cempaga telah mempercayai kalau ritual ngaben dilakukan tanpa menggunakan bade yang dibakar di areal kuburan (setra-red). Melainkan, ngaben di desa ini hanya menggunakan sarana banten bangun urip.

Banten ini unik. Warga biasanya mempersiapkan (nanding) banten bangun urip hingga tengah malam sebelum puncak upacara. Banten itu dibuat sebagai simbol sawa yang dikubur di setra.

Bangun urip ini dibuat dengan bahan nasi putih, olahan daging babi bali (babi hitam) dan perlengkapan lain. Nasi berada pada susunan paling bawah sebagai perwujudan liang kubur. Kemudian di atasnya ditaruh berbagai olahan babi lain, seperti sate dan perlengkapan lain, yang disusun sedemikian rupa.

Setelah jadi, bangun urip ini terlihat seperti liang kubur. Banten itu kemudian dijejerkan di atas bale yang sudah dibangun jauh-jauh hari. Pada setiap bangun urip diletakkan foto keluarga yang sudah meninggal, yang akan di-aben. Di depan masing-masing bangun urip ini ditunggui oleh masing-masing sanak keluarga yang diupacarai, termasuk para pelayat dari keluarga di luar desa.

Made Juwika, warga Desa Cempaga yang menjadi ketua panitia upacara, mengatakan tradisi ngaben dengan sarana bangun urip ini warisan leluhurnya yang belum terpengaruh oleh perkembangan dan upacara ngaben di daerah lain di Bali.

Kata dia, bangun urip itu simbol sawa yang dikubur di setra.  “Setelah ritual mungkah, kemudian roh yang akan diupacarai itu di-linggih-kan lewat simbol bangun urip itu sendiri,” katanya..

Tidak Dipusatkan di Setra

Puncak upacara ngaben di Desa Cempaga tidak dilakukan di areal setra. Prosesi upacara dipusatkan di balai desa. Pada saat upacara pengutangan pun warga tak menuju ke setra. Pada saat upacara pengutangan itu, warga hanya membuang  sarana upakara itu di telutug (ujung wilayah desa). Jadi, selain tak diadakan di setra, upacara ngaben itu juga diisi dengan pembakaran sawa.

“Keunikan ngaben di desa kami dari banten yang digunakan bangun urip dan semua pelaksanaanya di balai desa ini dan tidak ada ke setra apalagi pembakaran juga tidak ada. Setelah puncak pangebanen ini semua sarana bangun urip dan sarana lain dibuang ke telutug,” kata Made Juwika.

Hanya Di-puput Balian Desa

Jika di banyak desa lain di Bali ngaben di-puput oleh sulinggih seperti Pedanda, Mpu, atau Rsi, maka di Desa Cempaga semua proses upacara ngaben hanya diselesaikan oleh balian desa (semacam pemangku desa).

Meskipun berbeda, warga di Desa Cempaga meyakini bahwa proses pengabenan itu bertujuan sama dengan ngaben di tempat lain. Yakni mendoakan agar roh dari keluarga yang sudah meninggal mendapatkan tempat yang baik dan menyatu dengan Tuhan, dan senantiasa memberikan kerahayuan kepada keluarga atau kerabat yang ditinggalkan.

“Semua dipimpin oleh pemangku desa dan prosesi ini tujuannya hanya satu mendoakan dan mengembalikan roh ke asalnya dan sekaligus memohon kerahayuan bagi anak, cucu, dan kerabat yang ditinggalkan,” kata Made Juwika.

“Menek Pangkonan”

Sebelum puncak upacara ngaben, ada tradisi unik yang memberi kesan ngaben di Cempaga memang luar biasa. Yakni tradisi Menek Pangkonan.

Tradisi Menek Pangkonan dalam upacara ngaben di Desa Cempaga

Menek Pangkonan  adalah sejenis jamuan dengan makan bersama yang dilakukan warga dan undangan penting. Jamuan ini punya makna penting sebagai  penyaksi dari upacara yang digelar di desa itu.

Semua sarana, seperti nasi, olahan daging babi dan lawar, ditempatkan di atas empat bale angsagan yang dijejer. Pada angsagan pangkonan paling tinggi untuk pemangku, prajuru desa, dan undangan pejabat pemerintahan. Angsagan kedua yang lebih rendah (pengesor) untuk pejabat yang lebih rendah, angsagan ketiga dan empatuntuk warga biasa.

“Semua ini ada maknanya. Selain memupuk persaudaranan dan persatuan, ini penyaksi dan jamuan atas undangan yang turut mendoakan pelaksanaan pengabenan di desa kami agar lancar,” kata Perbekel Desa Cempaga I Putu Suarja. (T)

Tags: balibali agahindungaben
tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Sketsa Nyoman Wirata
Puisi

Puisi-puisi Alit S Rini | Aku dan Pertiwi, Percakapan di Depan Api

by Alit S Rini
January 23, 2021
Foto: koleksi penulis
Esai

Tingkah dan Alasan-alasan Konyol Orang Bertato – Cerita Kecil Seniman Tato

TATO masih dianggap hal tabu, buduh, dan menjijikkan, bagi sebagian orang. Bahkan dianggap pelanggaran dalam kehidupan satu lembaga. Buktinya, banyak ...

February 2, 2018
Esai

Waktu-Luar dan Waktu-Dalam di Tahun Baru

Banyak yang bilang, mari menyongsong tahun baru yang lebih baik. Yang buruk dibiarkan lalu. Kita bawa cita-cita baik menuju tahun ...

January 13, 2020
ilustrasi kompilasi gambar-gambar video dari youtube
Esai

“Youtube Artist” Vs “Artist Youtube”

Penulis: Siti Fakhriyya Jihan Muna, Nur Azizah Isnaini, dan Alfi Ma’unah ________ Waktu kecil sempat saya berpikir ketika bapak bertanya, ...

December 23, 2020
Foto Dok. Disparbudkab Flotim.
Esai

Memulihkan Trauma Kultural – Catatan dari Flores Timur

Hari Jumat tanggal 28 Agustus tahun 1970 adalah hari yang teramat pahit bagi masyarakat adat Lewotala Lewolema Flores Timur NTT. ...

January 28, 2019
Penari Jasmine Okubo merespon instalasi Alam di Belakang Rumah. Foto: Sujana Kenyem
Ulasan

Cerita Sujana Kenyem Tentang Alam Belakang Rumah

GARIS berliku itu menyerupai sungai. Lebar di hulu kemudian menyempit di hilir. Warnanya hijau, biru, dan jingga. Garis berliku serupa ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Bermain sky di Jepang {foto Riris Sanjaya]
Khas

Bermain Ski ala Pandemi di Awal 2021 | Kabar dari Jepang

by Riris Sanjaya
January 26, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Made Adnyana Ole [Ilustrasi Nana Partha]
Esai

Filosofi Luluh Sate

by Made Adnyana Ole
January 26, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (66) Cerpen (150) Dongeng (10) Esai (1362) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (4) Khas (312) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (97) Ulasan (329)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In