14 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Ilustrasi diolah dari gambar di Google

Ilustrasi diolah dari gambar di Google

Menyoal Metode Uji Kompetensi Wartawan Indonesia

I Nyoman Winata by I Nyoman Winata
February 2, 2018
in Opini
6
SHARES

 

MENJADI wartawan di Indonesia kini disyaratkan untuk lulus uji kompetensi dibawah pengawasan Dewan Pers. Ada 3 tingkatan komptensi wartawan, yakni muda, madya dan utama. Lembaga yang bisa melakukan uji komptensi wartawan adalah organisasi profesi (PWI, AJI dan IJTI), Lembaga penerbitan pers dan perguruan tinggi yang kesemuanya ditentukan oleh Dewan Pers.  

Biasanya uji kompetensi dilaksanakan dengan metode terstruktur yang dilakukan dalam kurun waktu 1 hingga 3 hari saja. Masing-masing perserta ujian diuji sesuai tingkatannya. Komptensi muda lebih kepada aspek teknis, Madya pada apsek perencanaan, sementara tingkat utama menekankan pada aspek yang lebih filosofis. Umumnya penilian hanya dari apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan peserta uji kompetensi di hari ujian berlangsung. 

Lalu, dapatkah pengujian yang hanya dilakukan dalam waktu demikian singkat dipergunakan untuk meyakinkan bahwa seorang wartawan berhak menyandang status kompeten? 

Wartawan merupakan salah satu profesi yang terikat kuat pada moral dan etika agar kebenaran yang disampaikan tidak mengandung bias. Agar moralitasnya terjaga, maka wartawan musti memiliki watak asketis dimana kesederhanaan, kejujuran dan kerelaan berkorban diatas segalanya. 

Seorang wartawan yang ideal seharusnya adalah mereka yang terpanggil hati nuraninya untuk mengabarkan kebenaran berdasarkan fakta-fakta kepada masyarakat. Mereka yang digolongkan wartawan baik umumnya ditentukan oleh kemampuanya merasakan kebenaran manakah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hanya yang memiliki watak asketis yang memiliki kepekaan ini.

Selain karena keterpanggilan dari hati nurani, tentu menjadi wartawan juga membutuhkan ketrampilan terutama dalam hal menulis. Terlebih lagi ketika kabar yang disampaikan melalui media massa dimana sebuah pesan yang sama akan dikonsumsi oleh khalayak dengan karakter yang berbeda-beda. 

Namun ketrampilan ini tidaklah dapat bersifat mekanis karena menulis adalah juga sebuah seni. Lazimnya seni, maka kemampuan menulis biasanya akan terikat kepada bakat. Sama halnya dengan tidak semua orang dapat menjadi pelukis, penari atau seniman lainnya. Menjadi wartawan sesungguhnya juga adalah menjadi seniman. Kemampuan dalam menyampaikan kebenaran berupa ketrampilan seni  menulis akan memperkuat penyampaian pesan kepada publik. 

Perpaduan jiwa yang askestis dan kemampuan seni menulis menjadi standar kualitas seorang jurnalis.   

Pergulatan seorang wartawan dalam menjalankan profesinya sangatlah penuh dinamika. Berbeda dengan kerja-kerja buruh industri yang tunduk pada hukum ekonomi yang sangat materialis, wartawan bergulat sangat intens hal-hal yang bersifat idealisme. Berita yang dihasilkan seorang wartawan melalui proses panjang mulai dari pergulatan dengan dirinya sendiri maupun dari pihak luar.

Ada banyak pihak yang dapat bersifat inteferens terhadap wartawan mulai dari pemilik media, penguasa hingga pengiklan. Pergulatan ini berlangsung sehari-hari sepanjang waktu. Artinya, kerja seorang wartawan dalam berbagai level (reporter, redaktur hingga pimred) bukanlah kerja mekanis yang selalu saja sama kondisiinya sepanjang waktu.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, komptensi seorang wartawan, pengukurannya seharusnya dilakukan berdasarkan penilain atas kualitas produk berita/karya jurnalistik yang telah dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Para penguji kompetensi wartawan tidak hanya menilai karya yang dihasilkan pada saat ujian melainkan sepanjang wartawan menjalankan tugasnya. Selain itu, penilaian juga perlu dilakukan terhadap rekam jejak wartawan bersangkutan terutama mengenai sikap dan prilaku, sudahkah selalu menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.  

Jika metode pengujian komprehensif yang dilakukan, tentulah akan dibutuhkan waktu yang lebih panjang dan mendalam. Penguji tidak hanya menilai kemampuan teknis dari sisi wartawan yang diuji saja, melainkan juga dari pihak lainnya yang dapat menjadi sumber informasi mengenai rekam jejak si wartawan.

Mengukur kompetensi wartawan hanya berdasarkan proses ujian yang berlangsung sehari dua hari rentan mendangkalkan indikator kompetensi. (T)

Semarang, 26 Desember 2017

Catatan: Esai ini pertama kali disiarkan di Jurnal Winata

Tags: AJIjurnalismePWIUji Kompetensi Wartawanwartawan
I Nyoman Winata

I Nyoman Winata

I Nyoman Winata lahir tahun 1975 dan besar di sekitar Terminal Ubung, Denpasar. S1-nya diselesaikan di Fakultas Ekonomi Unud. Magister Ilmu Komunikasi diselesaikan di Universitas Diponegoro dengan predikat cumlaude. Kini menjadi wartawan sekaligus mengelola TV di Semarang, Jawa Tengah. Tulisannya tersebar di sejumlah media, termasuk di http://winatalyka.blogspot.com/

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Dokumentasi Studio Hanafi
Ulasan

Pulang dan Rumah untuk Hanafi – Catatan Pameran “Coming Home” di Ubud

Mari kita berbicara kepulangan dan rumah melalui jalan yang baru, jalan yang lain, yang di dalamnya mengandung kerinduan sekaligus keraguan ...

February 2, 2018
Kiat

Diskusi Mahasiswa Kok Kayak Debat Politik? – Ini 3 Resep Agar Tak Kayak Gitu

Kadang-kadang diskusi itu membuat aku bahagia dan merasa bangga menjadi mahasiswa. Tapi kenapa yaa? Kok sekarang ini aku merasakan diskusi ...

March 20, 2019
Ilustrasi: Pandit Parastu
Cerpen

Permainan Lucu ala Michael Haneke

Cerpen: Surya Gemilang Namaku Arno Frisch, sebelum dipaksa berubah menjadi Paul. Pada awal 1997, suatu malam, ketika aku sedang tidur ...

January 25, 2020
Foto ilustrasi: Mursal Buyung
Esai

Menjadi Dewasa itu Melelahkan dan Lupa Cara Bahagia

Menjadi dewasa ternyata tidak sebercanda itu. Menjadi dewasa itu melelahkan. Lahir di penghujung tahun 1996 membuat usia saya kini hampir ...

June 17, 2019
Esai

Terimakasih Kelapa

Tunggu selama beberapa tahun, pohon kelapa yang kita tanam bisa berbuah dan nikmati hasilnya. Hati-hati menanam kelapa, karena tempatnya haruslah ...

September 10, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Anak-anak di Banjar Ole, Marga, Tabanan, mengikuti workshop yang digelar CushCush Galerry
Acara

Burung Menabrak Pesawat, Lele Dipatuk Ayam | Charcoal For Children 2021: Tell Me Tales

by tatkala
April 13, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Esai

Gejala Bisa Sama, Nasib Bisa Beda

by Putu Arya Nugraha
April 13, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (68) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1456) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (11) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (343)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In