28 February 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini

Ajal Media Massa Cetak, Adakah Semakin Dekat?

I Nyoman Winata by I Nyoman Winata
February 2, 2018
in Opini
4
SHARES

MULAI Juni 2017, majalah remaja “Hai” menutup edisi cetaknya dan beralih ke medium digital. Satu lagi media cetak yang sudah cukup tua harus menyerah kalah, setelah sebelumnya ada banyak majalah dan juga koran yang harus meninggalkan pertarungan bisnis media yang menggunakan medium kertas. Tercatat majalah Girls, Aneka Yes, Kawanku dan banyak lagi lainnya telah lebih dulu tutup versi cetaknya.

Mereka meninggalkan gelanggang setelah lelah bertarung melawan kekuatan kemajuan teknologi yang telah merubah prilaku dalam mengkomsumsi media. Terlebih lagi majalah Hai yang segmentasinya jelas adalah para remaja yang paling massif terpapar kemajuan teknologi komunikasi.

Perkembangan perubahan medium dari cetak ke digital (internet), tidak akan dapat dibendung oleh kekuatan apapun. Seakan-akan ini sudah menjadi takdir yang harus dihadapi media cetak manapun di muka bumi ini, mereka (media cetak) harus terkapar menyerah kalah. Hanya masalah waktu saja, kapan nafas terakhir media cetak dapat terus berhembus. Namun melihat kemajuan teknologi komunikasi yang kini telah makin cepat dan murah, maka kematian media cetak sepertinya akan juga semakin cepat.

Sebenarnya media cetak bukan kali ini saja mendapatkan ancaman kematiannya. Ketika radio dan televisi ditemukan, banyak yang memprediksi, media cetak akan mengalami masa surutnya. Tetapi prediksi itu tak terbukti. Pun saat internet telah berkembang (via PC), bisnis media cetak juga tidak mengalami ancaman berarti. Bahkan, bisa dikatakan media cetak mengalami masa-masa keemasannya karena iklan tetap mengalir.

Barulah, masa dimana perangkat komunikasi mobile mampu mengakomodasi data-data digital internet dengan kecepatan dan harga terjangkau, media massa cetak mengalami ancaman sangat serius. Kreativitas manusia yang tidak pernah merasa puas dengan kemajuan teknologi yang sudah diraih dan didorong pula hasrat kapitalisme yang sangat kuat, benar-benar menjadi kekuatan menghancurkan bagi bisnis media cetak.

Meminjam konsep Schumpeter mengenai apa yang disebutnya sebagai “Creative Destruction”, maka jelaslah bahwa kreativitas penemuan teknologi komunikasi telah menghancurkan bisnis media massa cetak yang telah bertahan berabad-abad lamanya. Secara ekonomi kecanggihan teknologi komunikasi meniadakan pekerjaan-pekerjaan di bisnis media cetak, misalnya saja para loper koran, distributor koran, pekerja mesin cetak dan banyak lagi sektor pekerjaan di bisnis media cetak yang akan lenyap.

Perkembangan teknologi komunikasi yang ada saat ini belumlah akan berhenti. Dalam waktu yang tidak lama lagi, kecepatan internet akan meningkat berlipat-lipat. Bahkan hukum Moore yang memperkirakan kecepatan perkembangan mikroprosesor meningkat 2 kali lipat dalam waktu 18 bulan, dinilai sudah tidak relevan lagi. Mikroprosesor sudah berkembang berlipat-lipat dalam jangka waktu kurang dari 18 bulan.

Terlebih dunia telah mengembangkan nano teknologi, dimana bahan mikroprosesor kini bisa dibuat semakin kecil,semakin kuat dan semakin cepat. Produksi massal perangkat komunikasi (gadget) juga sangat mendorong harga yang makin murah. Pun dengan harga jual bandwith internet akan makin terjangkau. Artinya, tidak lama lagi manusia akan mampu berkomunikasi dengan murah, cepat dan terkoneksi dengan sangat massif.

Hal ini berarti, sebentar lagi kuburan bagi media massa cetak akan makin penuh. Bisnis media cetak mengalami sandyakalaning, proses penuaan dan kematian yang dipercepat.

Pertanyaan yang mungkin sering dilontarkan, bisakah bisnis media cetak diselamatkan atau bahkan dikembalikan ke masa kejayaannya? Tidak ada jawaban pasti atas pertanyaan ini. Jika diprosentasekan, mengembalikan kejayaan bisnis media cetak mungkin masih tersisa sekitar 10 persen. Sekitar 40 persennya adalah kemungkinan untuk tetap bertahan. Sementara 50 persen lagi adalah kematian.

Besarnya aras kematian media cetak karena medium internet telah merubah kebiasaan (habit) manusia. Ia merubah pula cara-cara berpikir dan yang paling penting adalah cara-cara mendapatkan dan mengkomsumsi informasi. Kecepatan, efesiensi dan efektivitas yang menjadi tuntutan manusia milenial tidak akan mungkin lagi dipenuhi oleh medium kertas.

Jika media massa cetak hanya berlindung di balik keakuratan dan kebenaran informasi, maka harus dipahami bahwa manusia milenial tidak mempedulikan lagi hal itu. Elihu Katz, Jay G. Blumlerm dan Michael Gurevitch dalam terori uses and gratifications menjelaskan bahwa audiens/khalayak-lah yang aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda – beda di dalam mengkonsumsi media.

Mereka mengkonsumsi media yang mereka anggap memberikan manfaat dan sesuai dengan selera/keinginan mereka. Kecepatan, akses yang murah dan isi nya sesuai keinginan mereka, itulah yang akan dikonsumsi. Berjayanya hoax di era informasi cyber ini menjadi bukti dimana audiens tidak begitu peduli lagi soal kebenaran dan keakuratan informasi.

Maka, bersiap-siaplah media cetak. Bersiap-siaplah untuk menemui ajal. (T)

Semarang, 5 Juni 2017

Tags: gaya hidupinternetLiterasimedia massamedia sosial
I Nyoman Winata

I Nyoman Winata

I Nyoman Winata lahir tahun 1975 dan besar di sekitar Terminal Ubung, Denpasar. S1-nya diselesaikan di Fakultas Ekonomi Unud. Magister Ilmu Komunikasi diselesaikan di Universitas Diponegoro dengan predikat cumlaude. Kini menjadi wartawan sekaligus mengelola TV di Semarang, Jawa Tengah. Tulisannya tersebar di sejumlah media, termasuk di http://winatalyka.blogspot.com/

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi

Puisi-puisi IGA Darma Putra | Kematian Siapa Hari Ini?

by IGA Darma Putra
February 28, 2021
Esai

BALAH

Edisi 2/9/2019 KOPLAK tidak suka jika hidupnya terlalu banyak diatur, hal inilah yang saat ini jadi masalah yang membuatnya selalu ...

September 2, 2019
Duduk di atas perahu menuju dari pulau kecil di Madura menuju Bali
Perjalanan

Demi Ilmu, 12 Jam Bersama Laut, Dari Pulau Kecil di Madura ke Undiksha di Bali

Hari itu, 7 Februari 2019, tepat ketika kuhabiskan waktu liburan semesterku di kampung halaman, aku melanjutkan perjalananku kembali ke rantauku ...

April 5, 2019
Opini

Ajal Media Massa Cetak, Adakah Semakin Dekat?

MULAI Juni 2017, majalah remaja "Hai" menutup edisi cetaknya dan beralih ke medium digital. Satu lagi media cetak yang sudah ...

February 2, 2018
Alit Juliartah (penulis) di sela-sela bekerja di kapal pesiar
Khas

Surat Kecil Pekerja Kapal Pesiar dari Tengah Laut: Kemungkinan-kemungkinan Nasib yang Kami Terima

Sejak Covid-19 alias virus corona merebak ke setiap penjuru bumi, saat itulah bak badai menghampiri dan mengejutkan semua pihak termasuk ...

March 21, 2020
Pementasan Drama Gong dengan judul Koetkoetbi oleh Kampung Seni Banyuning di Pesta Kesenian Bali 23 Juni 2017./ Foto=foto: Agus Wiryadhi Saidi
Ulasan

Menerka Nasib Drama Gong Lewat Koetkoetbi

KOETKOETBI dan Ragoesa melarikan diri! Mereka lari ke tengah hutan yang kian lama kian terasa kelam. Sepasang kekasih yang tengah ...

February 2, 2018

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Ilustrasi tatkala.co | Nuriarta
Khas

Nostalgia | Jalan-jalan Bawa Gelatik Pernah Ngetrend di Singaraja Tahun 1950-an

by tatkala
February 28, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Agus Phebi || Gambar: Nana Partha
Esai

Makepung, Penguasa dan Semangat Kegembiraan

by I Putu Agus Phebi Rosadi
February 27, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (156) Dongeng (11) Esai (1415) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (341) Kiat (19) Kilas (196) Opini (478) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (9) Poetry (5) Puisi (103) Ulasan (336)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In