17 January 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Khas
Foto: koleksi penulis

Foto: koleksi penulis

Uang Baru Bikin Mata Biru, Uang Kuno Bikin Hati Tergetar

Gde Nyana Kesuma by Gde Nyana Kesuma
February 2, 2018
in Khas
24
SHARES

ADA kata-kata kiasan, “Matanya biru saat melihat uang!” Artinya, semua tahu. Seseorang dilukiskan begitu senang melihat uang, saking senang, matanya pun digambarkan hingga biru. Siapa yang seperti itu? Ayo, ngaku!

Nah, bagaimana jika melihat uang kuno? Uang kepeng misalnya. Ah, matanya langsung redup. Apalagi menemukan uang kepeng di kuburan. Jangankan memungutnya, melihat pun sepertinya tak akan berani.

Dulu, sampai akhir tahun 1970-an, uang kepeng masih bisa dibelanjakan, misalnya untuk membeli es lilin atau gula-gula. Anak-anak, ketika itu banyak yang berebut jika menemukan uang kepeng di jalannan, atau pada bekas sesajen di sekitar pelinggih.

Kini, uang kepeng, tak memiliki nilai ekonomi. Uang itu masih tetap dibutuhkan di Bali, tapi bukan untuk dibelanjakan, melainkan untuk sarana upacara. Dulu, uang kepeng meadan, atau uang kepeng dengan gambar khusus, misalnya gambar tokoh Arjuna (Pis Rejuna), dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menarik perhatian lawan jenis. Kini, banyak material sudah bisa digunakan menarik perhatian lawan jenis, sehingga Pis Rejuna seakan sudah jadi mitos semata.

Meski tak membuat mata jadi biru, memandang uang kuno bisa membuat hati tergetar. Benda-benda itu masih dipercaya memiliki kekuatan magis dan mistis, sehingga saat melihatnya seolah ada sebuah masa lalu yang bolong dan membuat kita ingin memasukinya lebih dalam.

Tak percaya? Berkunjunglah ke stand pameran uang kepeng koleksi Dewa Putra Hartawan dalam rangka menyambut HUT Kota Gianyar yang ke-246 di Lapangan Astina Gianyar. Stand itu banyak memberikan edukasi dan pemahaman terkait dengan uang.

I Dewa Nyoman Putra Hartawan

I Dewa Nyoman Putra Hartawan yang lahir di Br. Tengah Kangin, Peliatan, Ubud, Gianyar pada tanggal 30 Maret 1971 adalah seorang kolektor uang yang pernah beredar di nusantara dan aktif sebagai seorang dosen luar biasa di jururan Arkeologi Univesitas Udayana. Pria yang berumur 46 tahun ini mulai menekuni mengkoleksi uang kurang lebih dari 20 tahun silam. Berawal dari rasa ingin tahu yang sangat kuat untuk mengetahui kenapa belanja atau menginginkan sesuatu harus membayar dengan uang.

Rasa ingin tahunya terjawab ketika ia menekuni dan mempelajari katalog, pedoman-pedoman, dan beberapa buku-buku yang menjelaskan terkait dengan uang. Menurutnya, uang yang beredar di nusantara pertamakali adalah “uang emas dan uang perak” yang dimulai sekitaran awal abad ke-9. Pada jaman Bali Kuno, masyarakat di Bali telah menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah.

Dewa Hartawan juga telah menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Uang Kepeng Cina Dalam Ritual Masyarakat Bali”. Buku tersebut telah dua kali dicetak, pertama tahun 2011 dan yang kedua tahun 2013. Pak Dewa, begitu dia disapa, hanya memamerkan koleksi uang kepengnya saja di stand pameran HUT Kota Gianyar.

Jika berkunjung ke pameran atau kebetulan lewat, dengarlah lebih banyak penjelasan Pak Dewa. Menarik sekali ketika kita bisa mengetahui sejarah perjalanan uang di nusantara, termasuk banyak uang yang konon katanya mempunyai kekuatan magis, seperti uang kepeng arjuna, bulan, sangket, jaring. Yang namanya koleksi, ya, hanya dijadikan koleksi. Tak unsur lain yang ia inginkan, apalagi berniat untuk memikat lawan jenis dengan uang kepeng Arjuna.

Uang Kepeng Dicetak Lagi

Uang kepeng adalah uang yang sering dijadikan sarana upacara yadnya di Bali, uang kepeng kuno sekarang ini sudah sangat sulit ditemukan.

Namun kini banyak uang kepeng dicetak kembali. Dewa Hartawan mengatakan, ketika uang kepeng kuno sulit ditemukan dan uang kepeng semakin bertambah keperluaannya untuk upacara, maka itulah yang menyebabkan banyak uang kepeng cetakan baru yang beredar.

Koleksi uang kepeng Dewa Hartawan

Uang kepeng cetakan tersebut ada dicetak oleh pengerajin dari Bali maupun dari luar Bali. Jika ditinjau, uang kepeng yang menjadi koleksi Dewa Hartawan lengkap dengan keterangan jamannya dan tahun peredarannya. Ia juga bisa menerangkan langsung terkait dengan uang kepeng yang kita punya agar kita tahu tahun peredarannya, karena ia telah menekuni bidang tersebut dengan mempelajari pedoman-pedomannya.

Dewa Hartawan juga bernaung dibawah komunitas kolektor mata uang di Bali, komunitas tersebut bernama Komunitas Numastik Bali. Banyak kolektor-kolektor mata uang di Bali yang sering berbagi pengetahuan dengan beliau, pertemuan sering kali dilaksanakan di kediaman beliau di Br. Tengah kangin Peliatan. Tak ada ruang khusus untuk berbagi pengetahuan akan tetapi itu tidak menjadi batas pemisah bagi mereka para koleltor mata uang Nusantara.

Jadi sebagai generasi muda yang kurang memikirkan tentang perjalanan uang menjadi alat pembayaran yang sah dan hanya menikmatinya saja, stand pameran uang kepeng Dewa Putra Hartawan memberikan wawasan pengetahuan tentang semua itu.

Stand Dewa Putra Hartawan telah di buka dari tanggal 17 April 2017 sampai tanggal 25 April nanti.  Jadi jangan sia-siakan kesempatan untuk berkonsultasi atau berbagi pengetahuan terkait dengan perjalan mata uang yang pernah beredar di Nusantara. (T)

Tags: GianyarPameransejarahuang
Gde Nyana Kesuma

Gde Nyana Kesuma

Lahir di Denpasar 19 Maret 1994. Tinggal di Banjar Yehtengah, Kelusa, Payangan, Gianyar. Lulusan Undiksha jurusan Pendidikan Bahasa Bali ini punya hobi main voli, namun kini merasa senang belajar menulis.

MEDIA SOSIAL

  • 3.4k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
9 perempuan book launch
Essay

Still We Rise | Balinese Women Movements: 2 Empowering Projects, 21 Inspiring Women

2021 - A New Year for More Female Voices “Still I rise”. Lecturer, writer, and feminist activist Sonia Kadek Piscayanti...

by Irina Savu-Cristea
December 24, 2020

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Digital Drawing ✍️:
Rayni N. Massardi
Puisi

Noorca M. Massardi | 7 Puisi Sapta dan 5 Puisi Panca

by Noorca M. Massardi
January 16, 2021
Foto ilustrasi: Mursal Buyung
Esai

Tatkala Bali Mencari Keseimbangan Pariwisata

Disadari atau tidak, Industri pariwisata telah mengkonsumsi semua budaya dan alam Bali hingga mencapai titik nadir di saat Covid-19 mewabah ...

March 26, 2020
Ilustrasi tatkala.co | Nana Partha
Esai

Mengantisipasi “Burnout” pada Tenaga Kesehatan

Pembaca mungkin merasa bosan karena saya sering membicarakan pandemi Covid-19 yang rasanya tidak berkesudahan. Saya cukup paham akan hal itu. ...

September 26, 2020
Pande Bagus Gede Guna Sesana
Khas

Guna Sesana, Pulang Kampung Demi Berkesenian

Hidup tidak bisa ditebak mau jadi apa tapi hanya sang waktu yang akan menjawab. Kembali ke pangkuan tanah kelahiran dengan ...

January 19, 2019
Ilustrasi diolah daru sumber gambar di Google
Esai

Naga Gombang & Gejer Bali

BEBERAPA saat setelah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7.0 SR yang berpusat di kawasan Pulau Lombok, Minggu 5 Agustus 2018, ...

July 18, 2019
Esai

Mimpi Arak Bali yang Jadi Nyata

BEBERAPA bulan lalu, saya sempat menulis tentang arak Bali. Artikel yang saya tulis sambil lalu, sambil meminum beberapa sloki arak Bali. ...

November 10, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Jukut paku di rumah Pan Rista di Desa Manikyang, Selemadeg, Tabanan
Khas

Jukut Paku, Dari Tepi Sungai ke Pasar Kota | Kisah Tengkulak Budiman dari Manikyang

by Made Nurbawa
January 16, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Lukisan di atas kardus. Karya ini diberi judul “Pariwisata Macet Jalan Raya Lancar”.
Esai

Pariwisata Macet, Jalan Raya Lancar

by Doni Sugiarto Wijaya
January 16, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (65) Cerpen (149) Dongeng (10) Esai (1347) Essay (6) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (2) Khas (308) Kiat (19) Kilas (192) Opini (471) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (6) Poetry (5) Puisi (96) Ulasan (327)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In