11 April 2021
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
tatkala.co
tatkala.co
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result
Home Opini
Foto: Rudi Widayat

Foto: Rudi Widayat

Bakar-Bakar Uang: Perspektif Klise Pesta Kembang Api

Agus Sadya Eka Putra by Agus Sadya Eka Putra
February 2, 2018
in Opini
18
SHARES

MANUSIA adalah makhluk yang tak pernah puas dengan kenikmatan duniawi. Berbagai hal yang sudah ada sampai saat ini belum mampu memuaskan hasrat hidup manusia. Selalu saja ada hal yang baru yang diinginkan untuk dimiliki atau dinikmati. Oh, manusia. Betapa rakusnya engkau.

Kama yang ada pada diri manusia memang sangat sulit untuk ditangani. Kama atau nafsu ini sebenarnya mampu mengantarkan kita ke dua hal, baik dan buruk. Jika kama ini diserahkan untuk melakukan hal-hal yang baik, maka akan terwujud sesuatu yang baik pula, begitu pula sebaliknya, kama untuk nafsu yang buruk tentu tidak akan mendapatkan hal baik lagi.

Salah satu nafsu manusia di akhir tahun adalah pesta kembang api. Ya, memang ini seru sekali dari perspektif kesenangan.

Dulu, ketika kecil saya sering diajak membeli kembang api, namun kala itu yang dibeli hanya yang seperti dupa, yang dipegang di tangan yang kemudian keluar percikan-percikan api kecil. Kembang api jenis itu saat ini ternyata masih beredar.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi kembang api pun banyak jenisnya, mulai dari yang berputar-putar di tanah hingga yang mencuat ke angkasa, memberi efek ledakan dan percikan cahaya indah. Kemudian bau angit atau bau asap sisa-sisa pembakaran juga ikut menyebar. Ya, itu polusi sebenarnya.

Tahun baru adalah momentum paling bersejarah bagi semua orang: presiden, menteri, gubernur, bupati, artis, ABG, dan jenis-jenis manusia lain. Momentum yang paling ditunggu-tunggu untuk dirayakan dengan sebotol minuman bertabur bintang. Ya, memang sudah tradisi di mana-mana.

Dulu ketika saya masih tinggal di kampung, tradisi ini begitu kental, begitu semarak. Tradisi minum sambil menunggu pergantian tahun dan pesta kembang api yang kadang menelan korban, terutama korban uang.

Bagi mereka para Bapak dan Ibu sekalian, akan begitu pahit rasanya ketika terpaksa menolak membelikan anaknya kembang api. Terlebih anak-anaknya berumur di bawah 10 tahun. Kalau orang Bali bilang, “jelek asane panake sing meblanje”. Ya, memang kasian anak-anak di kala melihat anak-anak lain tengah asik bermain kembang api dengan gembira.

Meski banyak orang bilang, main kembang api seperti ’membakar-bakar uang’, akhirnya isi dompet pun keluar minimal 5 ribu perak untuk 1 plastik yang isinya 5 pcs kembang api. Belum lagi yang tipe lain yang ledakannya di tempat dan lebih dahsyat. Atau yang punya uang lebih banyak langsung membeli yang bisa dilontarkan ke langit jauh, bak roket yang akan meledakkan dirinya sendiri.

Jadi, “menyalakan kembang adalah kegiatan bakar-bakar uang” adalah perspektif klise yang akan terus terdengar pada setiap pesta Tahun Baru. Namun di sisi lain, langit tetap juga dihias kembang api warna-warni yang dinyalakan bukan hanya oleh kaum kaya, tapi juga kaum pas-pasan.

Karena kepuasan tentu terasa, ada dan nyata. Jiwa dan rohani terasa terpuaskan ketika memegang kembang api dan melihat kilauan cahaya yang memanjakan mata. Wah, begitu indah seperti bintang. Wajar seperti bintang karena dilontarkan di langit. Coba dilontarkan ke arah bawah atau samping. Entahlah apa jadinya.

Mungkin bagi mereka kaum kaya, pesta kembang api merupakan hal biasa yang tak sampai menguras isi dompet mereka atau istilah Balinya  sing je kepeh pe bucun umahe. Namun, bagi mereka kaum pas-pasan, uang itu mungkin akan lebih berharga jika dibelikan beras untuk hari esok dan lusa agar Tahun Baru tak terasa semakin pahit.

Memang beda status sosial beda rasa dan beda sensasi dalam menikmati sesuatu. Hanya terkadang gengsi memaksa mereka berada pada kondisi yang sama untuk beberapa saat, dan usai Tahun Baru mereka kembali seperti semula: kaum kaya makin kaya dan kaum pas-pasan semakin terpinggirkan.

Semoga pada tahun 2017 hidup tak sesulit tahun tahun sebelumnya. Cheers. (T)

Tags: gaya hidupkembang apitahun baru
Agus Sadya Eka Putra

Agus Sadya Eka Putra

Bernama lengkap Gusti Putu Agus Sadya Eka Putra. Kelahiran Jembrana. Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha. Suka membaca dan berorganisasi.

MEDIA SOSIAL

  • 3.5k Fans
  • 41 Followers
  • 1.5k Followers

ADVERTISEMENT

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Features
  • Fiction
  • Poetry
Essay

Towards Success: Re-evaluating the Ecological Development in Indonesia in the Era of Anthropocene

Indonesia has long been an active participant of the environmental policy formation and promotion. Ever since 1970, as Dr Emil...

by Etheldreda E.L.T Wongkar
January 18, 2021

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna
Cerpen

Utang | Cerpen Rastiti Era

by Rastiti Era
April 10, 2021
Ulasan

Putu Wijaya Menyambung Lidah Rendra

Catatan ini ditulis ketika Putu Wijaya mementaskan monolog Burung Merak di Open Stage Lovina, Buleleng, Bali, Rabu 25 November 2009, ...

February 2, 2018
Salah satu karya dalam pameran  Rizoma di Rumah Paros, Gianyar, Bali
Kilas

“Rizoma” | Pameran Empat Perupa di Rumah Paros

Empat perupa menggelar pameran seni rupa bertajuk “Rizoma” di Rumah Paros di bilangan Banjar Palak, Sukawati-Gianyar, Bali.  Empat perupa itu ...

April 1, 2021
Foto koleksi Levina Indrawan
Esai

Mengenal Patria – Tugas Mulia Pemuda Buddhis

SIAPAKAH pemuda? Sebagian besar orang pasti berpikir secara sederhana bahwa pemuda adalah anak muda, remaja, arek, jejaka, perjaka, teruna, dan ...

February 2, 2018
Sumber ilustrasi: Google
Opini

Warna Demokrasi Negeri

  IBU pertiwi mungkin gelisah dan menangis karena demokrasi selalu diwarnai dengan aksi yang penuh sensasi. Kenapa aksi atau sensasi? ...

February 2, 2018
Energi solar panel dalam acara Pra Bali Yang Binal di TBK. (Foto by @hadhi kusuma)
Khas

Energi Esok Hari di Acara Pra Bali Yang Binal: Romantisme dan Masa Depan

Taman Baca Kesiman (TBK), Kamis 16 Mei 2019,  sudah tampak ramai. Hari itu adalah hari digelarnya acara Pra Bali Yang ...

May 17, 2019

PERISTIWA

  • All
  • Peristiwa
  • Kilas
  • Khas
  • Perjalanan
  • Persona
  • Acara
Suasana upacara ngusaba kadasa di Desa Kedisan, kintamani, Bangli
Khas

“Ngusaba Kadasa” ala Desa Kedisan | Dimulai Yang Muda, Diselesaikan Yang Muda

by IG Mardi Yasa
April 10, 2021

ESAI

  • All
  • Esai
  • Opini
  • Kiat
  • Ulasan
Gde Suardana
Opini

Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

by Gde Suardana
April 10, 2021

POPULER

Foto: koleksi penulis

Kisah “Semaya Pati” dari Payangan Gianyar: Cinta Setia hingga Maut Menjemput

February 2, 2018
Istimewa

Tradisi Eka Brata (Amati Lelungan) Akan Melindungi Bali dari Covid-19 – [Petunjuk Pustaka Lontar Warisan Majapahit]

March 26, 2020

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

KATEGORI

Acara (67) Cerpen (163) Dongeng (13) Esai (1455) Essay (7) Features (5) Fiction (3) Fiksi (2) Hard News (10) Khas (352) Kiat (20) Kilas (203) Opini (481) Peristiwa (83) Perjalanan (53) Persona (10) Poetry (5) Puisi (108) Ulasan (342)

MEDIA SOSIAL

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Peristiwa
    • Kilas
    • Khas
    • Perjalanan
    • Persona
    • Acara
  • Esai
    • Opini
    • Ulasan
    • Kiat
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Hard News
  • Penulis
  • Login
  • Sign Up

Copyright © 2018,BalikuCreative - Premium WordPress.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In