5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Aku; Pelacur ini Menemukan Jalan –Catatan Aktor Sebelum Pentas

Indra MpolbyIndra Mpol
February 27, 2019
inEsai
Aku; Pelacur ini Menemukan Jalan –Catatan Aktor Sebelum Pentas

Dok Sekali Pentas

36
SHARES

Dikarenakan tulisan ini adalah tulisan seorang pemula maka mohon dimaklumi jika sangat membosankan dan cenderung aneh hahahha. Sebelumnya aku sangat berterima kasih pada Suma [sutradara} dan Jong [pimpinan produksi] yang terus memaksa untuk membuat catatan kacau dan puisi kacau juga sebelum tulisan kacau ini diketik.

Thx bray akhirnya neraka menulis ini selesai juga. Menjadi penulis dadakan sungguh sulit bukan main. Mungkin setelah ini aku akan sangat menghargai dan menaruh hormatku pada semua penulis dimanapun kalian berada selama masih di bumi.

Di tulisan perdanaku ini aku akan menceritakan bagaimana prosesku berlatih teater musikal di garapan kelompok sekali pentas. Bagiku mengikuti proses berteater adalah hal yang merindukan.

Begitu juga mengikuti proses drama musikal untuk kedua kalinya bersama kelompok sekali pentas yang akan mementaskan lakon Sukreni Wang Sistri Listuayu, pada tgl 28 Februari 2019,yang merupakan adaptasi dari novel tersohor seorang raja bali dan sang maestro Pandji Tisna : Sukreni Gadis Bali.

Banyak hal yang kurindukan dari pementasan Capung Hantu-2018 sebelumnya. Saat duet sang sutradara Heri dan Suma mengajakku untuk bermain lagi, kenapa tidak? Drama dan music adalah hidupku dan tiap kesempatan harus diambil bukan?

Aku seorang vokalis dari 5 band berbeda genre, sementara dunia teater sepertinya tidak mau pergi juga dari hidupku. Setelah hampir 9 tahun melacur di 2 dunia kesenian ini, akhirnyayeah hahaha Sang pelacur menemukan jalannya.

Sudah hampir sebulan lebih aku dan teman-teman melewati proses latian yang dicanangkan oleh Suma selaku pak sutradara drama dan Heri sebagai penyandang gelar composer musik didrama kali ini.

Mmmmmmm

Mengingat-ngingat lagi di proses awal berlatih, justru bukan bray Suma yang langsung terjun melatih. Suma selaku sutradara memberikan kami kesempatan untuk memamerkan metode-metode latian teater yang biasanya kami jalankan di setiap kehidupan berteater kami sampai hari ini. Sejujurnya aku merasa nol besar mengenai ini hahahha… What the hell !!! .

Aku sadar bahwa selama kehidupanku berteater, sama sekali tak mengenal metode-metode dalam pelatihan teater. Terbesit kembali ingatanku waktu di sma ketika dilatih teater oleh Mas Tomo, dan yang aku ingat hanya permainan bercermin yang masih membekas diingatanku dan juga dipamerkan oleh Suiya yang memerankan sudiana di drama musikal ini. Kita satu guru Suiya, hahahha…

Kembali di metode tadi, Jacko salah seorang teman kami yang memerankan buruh pemanjat kelapa dan seekor babi, memamerkan metode yang bagiku sangat langka dan merupakan metode latihan yang aku pikir diadaptasi dari tubuhnya sendiri. Sulit bagiku menjelaskan bagian meliuk-liuk ini yang notabene dapat memaksimalkan kemampuan tubuh/badan kasar kita, sekaligus mengenal sendiri apa itu tubuh kita, yang biasanya seorang actor atau manusia yang tidak benar-benar mengenal setiap inci dari tubuhnya sendiri.

Wow its amazing bray Jacko yuhuuu. Satu bagian yang sangat sulit yaitu menggerakkan bagian tubuh kita dari ujung kaki hingga ke ujung kepala secara bebas bergantian dan bersamaan. Dibarengi dengan pergerakan yang lambat dan cepat membuat kita merasakan sensasi yang begitu kuat seperti panas, pegal, mata berkunang-kunang,dan nafas terengah-engah. Katanya, sebenarnya kuncinya di pengaturan nafas,hahahha,,masih menjadi misteri.

Setelah metode pembuka yang dipamerkan oleh Jacko, metode selanjutnya dipamerkan teman kami Ejak yaitu metode pelatihan yang menurutku merupakan metode standar dalam pemanasan dan tahap awal dalam berlatih teater seperti lari, pemanasan dari kaki ke kepala, lalu senam wajah, dan berteriak vocal a,I,u,e,o. pada tahap awal metode ini sepertinya lewat begitu saja, namun saat pak sutradara menitahkan kami untuk mengatur tempo hitungan dan gerakan, neraka pegal itu dimulai.

Metode yang terkesan sederhana ini menjadi sangat sulit dan mendetail disetiap gerakannya berkat tempo hitungan dan gerakan yang kadang-kadang lambat, kemudian cepat dan tambah cepat kemudian kembali melambat membuat tubuh ini sangat renta, maklum sudah uzur wkwkw…thx Ejak metode dasarmu pasti digunakan disetiap kami dan semua teater mulai berlatih.

Waktu seingatku sudah menunjukkan jam 5 sore ketika sang composer music Heri datang untuk melatih kami di tahapan awal mengenal music yaitu olah vocal. Heri adalah sutradara di bagian music untuk nanti mengisi dialog dan adegan kami dengan alunan music yang dibuat sendiri bersama team music, berdasarkan naskah yang sudah dibuat oleh suma. Duet yang sangat berbahaya menurutku, hahaha hajar pak.

Wah untuk metode latihan vocal ini aku sama sekali tidak mengalami kendala yang berarti karena aku lebih sering berlatih vocal daripada berlatih teater melalui tubuhku. Maklum berlatih tubuhnya nanti dipanggung waktu konser saja wkwkw.. pelatihan vocal dimulai dari bernafas terengah-engah seperti anjing, lalu seperti mengeluarkan suara ban yang bocor, kemudian penguatan otot perut, dan yang paling berbahaya adalah saat kami tidur menengadah keatas, lalu badan diangkat sedikit keatas, perut dikunci keras, dan kemudian kami disuru bernyanyi garuda pancasila dengan berbisik.

Wow siksaaan neraka apa lagi ini. Hahaha.. sial, memang tidak mudah menjadi actor sekaligus bernyanyi. Hore dan akhirnya latian selesai dan untuk pertama kalinya badanku terutama bagian perutku serasa keras dan sakit jika dipegang, badan ngilu semua bahaya kalau dipakai bab hahha..tapi drama dan music di hari itu bagiku begitu menyenangkan saat mereka bersanding,

Sampai di metode tadi, aku beberapa kali tidak bisa ikut berlatih dikarenakan pekerjaan dan urusan-urusan band receh lainnya. Sehingga metode latihan terakhir yang aku ingat yaitu metode dari teman kami, Aguk, yang dalam drama musikal ini berperan sebagai Gustam seorang penjahat keji.

Aguk membagikan sedikit metode butoh yang ia pelajari ketika mengikuti workshop butoh di jogja. Kata-kata butoh ini selalu mengingatkanku pada seorang kawan Mas Andika pada masa-masa kuliah dulu yang sempat mengajarkan butoh ini dan aku mengikuti workshopnya. Seingatku aku diajarkan menjadi binatang seperti buaya, wkwkkw,,sungguh melelahkan dan memegalkan semua badan.

Kembali lagi ke metode butoh dari Aguk ini, awal kami berlari seperi biasa untuk pemanasan, setelah itu Aguk memberikan instruksi untuk kita membagi menjadi 3 kelompok. Lalu satu orang dikelompok itu mulai bergerak secara bebas dan berimprovisasi secara perlahan dan tugas 2 orang lainnya menyentuh bagian-bagian tubuh yang berhenti atau tidak bergerak.

Sensasi awalnya sangat membingungkan, bergerak berimprovisasi bagiku sangat membingungkan, lalu aku pejamkan saja mata dan dalam gelap memerintahkan tubuh ini agar bergerak bebas. Setelah bergantian melaksanakannya, aku melihat gerakan-gerakan yang dihasilkan dari proses berimprovisasi tersebut sangat berbeda dan bervariasi di setiap orang. Tidak ada gerakan yang sama. Semua pola gerakan diciptakan secara acak dari proses bergerak selama beberapa menit tersebut.

Kemudian dilanjutkan dengan berbaris memanjang kemudian memejamkan mata, Aguk mengintruksikan atau lebih tepatnya mensugesti kami untuk membayangkan bahwa di setiap tubuh kami terdapat satu kutu yang berbuat onar. Lalu semakin lama-semakin lama kutu tersebut bertambah dan menggeliat ditubuh kami. Secara spontan serasa tubuh kami gatal dan tangan kami ingin membunuh kutu-kutu yang sedang perang saudara tersebut.

Akhirnya perang membesar menjadi perang dunia diantara kutu-kutu tersebut, sehingga membuat seluruh tubuh berguncang hebat tak karuan dan sangat cepat seperti serasa kutu-kutu tersebut sudah menelan tubuh kami dengan jumlahnya yang sangat banyak.

Kemudian perlahan-lahan instruksi menyuruh kami stop dan merasakan kembali perlahan tubuh kami yang sudah bebas dari kutu kupret tersebut. Dan sesi itupun berakhir. Uiih..aku sempat berfikir kalau saja metode ini diisi dengan tempo waktu dan gerakan lambat ke cepat niscaya metode ini akan membuat kita mencapai neraka sesungguhnya wkkwkw..

Mantap Aguk, aku ingin sekali belajar lebih dalam lagi namun waktu itu aku harus berlatih band dan melewatkan sesi diskusi,, para pembaca sekalian tulisan ini dibuat didetik-detik terakhir tengat waktu untuk mengumpulkannya, dan aku rasa tulisan dini ini, aku resmi akhiri,.hahaha. tapi aku pikir aku akan menulis lagi di lain waktu serta kesempatan yang tepat.Salam budaya genk. [T]

Tags: Bahasa BaliDramaTeater
Previous Post

Empat Alternatif Cara Mendengar Azan Bila Jokowi Presiden Lagi

Next Post

Pelestarian Bahasa Bali itu Bernama Teater – Catatan Sutradara Sebelum Pentas

Indra Mpol

Indra Mpol

Nama lengkap I Made Indra Purnama Suryanatha Dangke. Konsentrasi hidup di drama,musik, dan cinta

Next Post
Pelestarian Bahasa Bali itu Bernama Teater – Catatan Sutradara Sebelum Pentas

Pelestarian Bahasa Bali itu Bernama Teater - Catatan Sutradara Sebelum Pentas

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara
Panggung

Film “Story” dan “AI’r”: Tekhnologi dan Lain-lain | Catatan dari Layar Kolektif Bali Utara

ADA enam flm pendek produksi devisi film Mahima Institute Indonesia (Komunitas Mahima) diputar di Kedai Kopi Dekakiang dengan tema “BERTUMBUH”,...

by Sonhaji Abdullah
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co